"Maaf. Tak seharusnya aku mengucapkannya. Kita sudah sama-sama tua. Sudah memiliki kehidupan rumah tangga masing-masing," ucap Reza.
"Tak apa. Aku kini telah sendiri. Suamiku telah meninggal dua tahun yang lalu," cerita Dewi.
"Benarkah? Aku ikut berduka," jawab Reza.
Mereka akhirnya saling bertukar nomor handphone. Berjanji untuk saling menghubungi. Ternyata selama ini Reza tinggal di Kalimantan. Kini ia kembali. Tak disangka. Sekian tahun berpisah. Reza masih belum menikah. Hatinya masih untuk Dewi, wanita yang dicintainya hingga kini. Ia tak dapat membagi cinta dengan wanita lain. Mendengar cerita Reza, Dewi tersentuh. Di lubuh hatinya, masih ada nama Reza tersimpan dengan rapi.
Pertemuan demi pertemuan membuat cinta yang lama kembali mekar. Mereka akhirnya memutuskan untuk menikah. Anak-anak Dewi tak menyetujui ibunya menikah lagi.
"Ibu tak memiliki kesempatan lagi. Jika tidak sekarang. Kapan lagi, cinta kami kan bersatu. Bukan ibu tak mencintai ayahmu. Namun, ibu kini sendiri. Ibu kesepian. Kini ada seorang lelaki dengan cinta sejatinya, menunggu ibu berpuluh purnama. Tolong ijinkan kami bersatu," pinta Dewi pada anak-anaknya.
Akhirnya, hati anak-anaknya luluh. Mereka mengijinkan Dewi memeluk cinta sejatinya. Dewi dan Reza menikah. Mereka bahagia di masa tuanya. Reza begitu bahagia. Akhirnya ia dapat memiliki cinta sejatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H