"Ingat waktu di undang sebagai pembicara dalam acara peringatan hari Pahlawan di KDEI kemarin sebenar nya saya ingin menolak. Tapi mengingat topik pembicaraan ini aku tak sampai hati untuk menolak pergi. Dalam hati yang paling dalam mengingatkan aku ini hari besar negeri ku. Apa yang bisa aku sumbangkan untuk nya. Walau aku tahu bahasa Indonesia saya boleh di bilang sudah amburadul, di karnakan selama di Taiwan saya berada di lingkungan orang Taiwan semua yg terdiri dari Guru, Kepala Sekolah, orang politik, pebisnis dan lain-lain."
Kalau pun ada teman sekampung ketemu pun selalu dalam bahasa Hakka dan Tiociu. Â Menjadi pembicara sudah terbiasa bagiku, tapi untuk menjadi pembicara dalam bahasa Indonesia boleh di bilang pertama kali selama di perantauan ini. Walau deg degan, aku ingat kan diriku ucapkan sepatah demi sepatah dengan tenang, baik dan benar. Â Cari kembali bahasa negeri ku yang hampir saja terlupakan ,Aku yakin aku bisa, bukan hanya bisa tapi harus bisa dan bisa..
Berdiri dan berada di tengah tengah saudara saudara setanah air. Saya merasa begitu aman, merasa seperti tinggal di negara sendiri. Merasa kembali ke masa masa masih sekolah dulu. Â Saya senang dan bahagia. I hope I can go again..
Selamat berjuang Mu Ai Fang, sukses selalu untukmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H