"Maaf pak, jangan bawa saya ke kantor polisi. Ibu saya sedang sakit. Penyakitnya tambah parah setelah makan roti tersebut. Tolong ibu saya pak," Halim memohon.
"Ayo!, kita segera bawa ibumu ke rumah sakit. Bapak panggil taxi dulu," kata pria paruh baya, yang ternyata bernama Pak Usman.
Setelah taxi tiba, bu Zaleha segera di bawa ke rumah sakit. Pak Usman, segera melunaskan biaya administrasi. Ia tahu, Bu Zaleha dan Halim, pasti tak memiliki uang untuk membayar biaya pengobatan.
Setelah melunasi biaya administrasi. Pak Usman kembali menemui Halim.
"Siapa namamu nak?" tanya nya.
"nama saya Halim pak," jawab Halim.
"Sebenarnya saya bermaksud mencari kerja. Saya ingin mengobati ibu, yang telah lama sakit. Hanya ibu yang saya miliki di dunia ini. Tetapi apa daya, tak ada satupun perusahaan, bahkan toko yang menerima saya. Saya panik, sedang tak ada makanan di rumah. Saya mohon maaf. Saya khilaf pak!," ceritanya panjang lebar.
"Kamu sebenarnya anak baik, biarlah ibumu di rawat di rumah sakit ini hingga sembuh. Semua biaya perawatan ibumu, telah bapak lunasi. Untuk sementara kamu bisa bekerja di toko bapak. Bapak semakin tua, harusnya bapak beristirahat. Tetapi tak ada satupun anak bapak, yang mau menggantikan bapak. Mereka memiliki usaha sendiri. Maukah kamu membantu bapak, mengelola toko?" tanya Pak Usman.
"Alhamdulillah, terima kasih pak, entah dengan apa saya sanggup membayar budi bapak," ungkap tulus Halim.
"Dekatkan dirimu pada Allah. Jujur serta bertanggung jawablah dalam bekerja. Bersikap baik pada semua orang. Cukup dengan hal tersebut, kamu membayarnya," kata pak Usman.
"Insyaallah pak, saya memohon bimbingan bapak. Terima kasih, bapak telah peduli dengan ibu dan saya. Saya akan bekerja dengan keras. Saya akan buktikan, bahwa saya mampu," jawab Halim.