Mohon tunggu...
Nadya Agus Salim
Nadya Agus Salim Mohon Tunggu... Guru - Seorang Penulis yang juga berprofesi sebagai pendidik

Nadya. terkenal dengan nama Pena Nadya Agus Salim ,. Ibu dua orang anak ini adalah seorang guru SMK yang memiliki hobby menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memantaskan Diri

21 Agustus 2021   01:00 Diperbarui: 21 Agustus 2021   01:14 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sang Baskara baru saja terbit di sebelah timur. Kemilaunya membuat bahagia hati seorang pemuda bernama Malik. Hari ini ia akan mengungkapkan isi hatinya pada seorang gadis, yang telah lama ia cintai dalam diam. Amelia, nama gadis tersebut. Wanita cantik, mempesona, idola para lelaki di kampusnya. Malik seorang mahasiswa jurusan Arsitek, cerdas, berkulit gelap, aktiifis kampus, dengan wajah biasa saja. Malik hanyalah anak seorang petani. Ia bisa kuliah di kampus favorit tersebut, karena mendapat beasiswa. Ia sadar terlahir dari keluarga miskin. Perjuangannya berhasil. Kini ia sedang menyelesaikan skripsinya. Saat ini, Malik sedang mencoba peruntungannya. Mana tahu, takdir berpihak kepadanya. Dengan modal percaya diri, ia menguatkan hati untuk mendatangi Amelia.

"Amelia, maukah kamu menjadi tulang rusukku. Aku selama ini mengagumimu," tanyanya.

Saat itu Amelia, sedang berada di perpustakaan. Ia hanya mendelik, ketika Malik menyatakan perasaannya.

"Apa kamu tak tahu siapa aku?" tanyanya.

"Justru aku tahu, siapa kamu, makanya aku menginginkan kamu menjadi istriku," jawab malik bersungguh-sungguh.

"Lelaki sepertimu, tak panatas bersanding denganku. Apa kamu tak memiliki cermin?" ungkapnya.

Mendengar ungkapan Amelia, betapa luka hati, Malik. Ia begitu tak menyangka, wanita yang ia cintai dalam diam. Ternyata bermulut kasar. Selama ini, yang ia tahu. Amelia seorang wanita yang lemah lembut, ramah, dan tak pernah menyombongkan dirinya. Namun nyatanya, Malik keliru. Sikap baik yang ia tunjukkan selama ini, hanya topeng. Demi menarik pesona para lelaki. Malik kecewa. Ia segera berlalu dari hadapan Amelia. Ia berjanji, akan membuktikan kepada semua orang. Bahwa, fisik  dan kemiskinan bukanlah halangan untuk meraih kesuksesan.

Amelia tersenyum sinis. Melihat Malik berlalu dari hadapannya.

"Hmm dasar lelaki tak tahu diri," umpatnya.

Malik yang saat itu sedang menyelesaikan tugas akhirnya. Semakin semangat. Penolakan Amelia, menjadi cambuk baginya untuk meraih kesuksesan. Perkjuangan Malik, berbuah manis. Ia menjadi mahasiswa dengan lulusan terbaik. Ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Sambil melanjutkan pendidikkannya. Malik  juga mengabdikan dirinya pada sebuah pesantren. Malik belajar menjadi Hafiz Quran. Di sela kesibukannya, belajar, ia juga mulai membuka usaha sendiri. Melalui hobinya di bidang desain grafis. Ia memberanikan diri membuka usaha kecil-kecilan.

Dua tahun berlalu, kini Malik telah menuai hasilnya. Ia telah lulus menjadi Hafiz Quran. Ia juga telah lulus dalam pendidikan Magister. Usaha yang ia buka, juga telah memiliki cabang, di beberapa kota.

Kini Malik menjadi seorang CEO pada perusahaan yang bergerak dalam bidang, desain grafis dan percetakan. Ia masih tetap sendiri. Ia yakin Allah telah meyiapkan jodoh yang terbaik untuknya.

Malik menjadi CEO yang disayangi, sekaligus di segani. Sikapnya yang ramah, rendah hati, dermawan,  membuat para karyawan menyayanginya. Bukan hanya para karyawan, para relasi juga segan padanya. Usahanya semakin berkembang.

Saat ini, Malik sedang berada di kantor cabang perusahaan yang baru ia buka. Para karyawan beserta keluarga turut menghadiri acara pembukaan kantor barunya. Makanan mewah terhidang di meja. Ruangan di hias dengan indah. Hiburan musik mengalun memeriahkan acara tersebut. Malik berdiri di atas podium. Ia mulai memberi kata sambutan. Di sampingnya berdiri seorang wanita cantik, soleha, anak pemilik pondok pesantren tempat ia mengabdi. Jodoh adalah cermin dirinya. Ternyata itu yang terjadi pada diri Malik. Ia sangat bersyukur memiliki istri pilihan Allah.

Nun di kejauhan, tampak seorang wanita berpenampilan sederhana, menunduk malu. Ia Amelia. Suaminya ternyata, karyawan di perusahaan Malik. Ia menyesal telah menghina Malik. Ternyata orang yang ia hina, kini derajatnya lebih tinggi darinya.

"Roda selalu berputar. Kita tak pernah tahu, bagaimana takdir memihak pada kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun