Mohon tunggu...
Nadya Agus Salim
Nadya Agus Salim Mohon Tunggu... Guru - Seorang Penulis yang juga berprofesi sebagai pendidik

Nadya. terkenal dengan nama Pena Nadya Agus Salim ,. Ibu dua orang anak ini adalah seorang guru SMK yang memiliki hobby menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memantaskan Diri

21 Agustus 2021   01:00 Diperbarui: 21 Agustus 2021   01:14 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dua tahun berlalu, kini Malik telah menuai hasilnya. Ia telah lulus menjadi Hafiz Quran. Ia juga telah lulus dalam pendidikan Magister. Usaha yang ia buka, juga telah memiliki cabang, di beberapa kota.

Kini Malik menjadi seorang CEO pada perusahaan yang bergerak dalam bidang, desain grafis dan percetakan. Ia masih tetap sendiri. Ia yakin Allah telah meyiapkan jodoh yang terbaik untuknya.

Malik menjadi CEO yang disayangi, sekaligus di segani. Sikapnya yang ramah, rendah hati, dermawan,  membuat para karyawan menyayanginya. Bukan hanya para karyawan, para relasi juga segan padanya. Usahanya semakin berkembang.

Saat ini, Malik sedang berada di kantor cabang perusahaan yang baru ia buka. Para karyawan beserta keluarga turut menghadiri acara pembukaan kantor barunya. Makanan mewah terhidang di meja. Ruangan di hias dengan indah. Hiburan musik mengalun memeriahkan acara tersebut. Malik berdiri di atas podium. Ia mulai memberi kata sambutan. Di sampingnya berdiri seorang wanita cantik, soleha, anak pemilik pondok pesantren tempat ia mengabdi. Jodoh adalah cermin dirinya. Ternyata itu yang terjadi pada diri Malik. Ia sangat bersyukur memiliki istri pilihan Allah.

Nun di kejauhan, tampak seorang wanita berpenampilan sederhana, menunduk malu. Ia Amelia. Suaminya ternyata, karyawan di perusahaan Malik. Ia menyesal telah menghina Malik. Ternyata orang yang ia hina, kini derajatnya lebih tinggi darinya.

"Roda selalu berputar. Kita tak pernah tahu, bagaimana takdir memihak pada kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun