Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Marwah

16 Oktober 2024   15:01 Diperbarui: 16 Oktober 2024   15:17 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Marwah, sumber: Pixabay)

Salah satu kisah paling mendalam dalam hidup saya dimulai di tempat yang ajaib dan jauh. Yang pernah memanggilku dengan warna, musik, dan janji akan langit cerah dan laut yang tenang. Semuanya dimulai pada perjalanan impulsif.

 Saya kelelahan karena stres dan monoton, jadi suatu hari, setelah lama bekerja, saya melihat komputer saya dan membeli tiket ke Wesley. Saya tidak terlalu memikirkannya, saya langsung melakukannya. 

Saya tiba di Wesley pada hari Selasa pagi. Panasnya menyambut dan angin asin dari trotoar menyelimuti saya. Ada sesuatu di negeri itu yang tampak kuno dan abadi, namun pada saat yang sama hidup seperti detak jantung anak muda.

Setelah menetap di sebuah hotel kecil yang menghadap ke laut, saya memutuskan untuk berjalan-jalan. Saat itulah aku melihatnya untuk pertama kali. Dia berjalan sendirian, mengenakan gaun putih yang menari tertiup angin. Kulitnya berwarna kayu manis, dengan kilau hangat yang seolah-olah diminum di bawah sinar matahari. 

Rambut hitam panjangnya tergerai di bahunya dalam gelombang sempurna, seperti ombak yang membelai pantai pulau. Aku berdiri sejenak, seolah waktu telah membeku, memperhatikannya. Saat itu, saya tidak menyangka dia akan mengubah hidup saya selamanya.

Kami berpapasan di alun-alun dekat kota tua Wesley. Dia sedang memperhatikan beberapa musisi jalanan, dengan senyuman yang mampu mencairkan es yang paling tebal. 

Kakiku bergerak hampir secara inersia ke arahnya, dan ketika aku sudah cukup dekat, aku tahu aku harus berbicara dengannya. Tapi bagaimana Anda memulai percakapan dengan seseorang yang sepertinya baru saja muncul dari mimpi?

“Musiknya bagus, kan?” Aku berseru tanpa berpikir terlalu banyak. Betapa kikuknya, pikirku segera setelahnya.

Baca juga: Bisikan Kesialan

Dia menoleh ke arahku dan tatapannya membuatku merasa kecil, tapi tidak dalam arti yang buruk. Rasanya seperti saya menjadi anak kecil lagi, melihat dunia untuk pertama kalinya.

"Ya, benar," jawabnya dengan suara lembut namun tegas. Tapi sepertinya kamu bukan berasal dari sini, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun