Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kelahiran Kembali Hati

6 Oktober 2024   20:06 Diperbarui: 6 Oktober 2024   20:12 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Pria dan Wanita, sumber: Pixabay)

Malam telah tiba di kota kecil Wesley. Itu adalah salah satu tempat di mana waktu seolah berhenti, di mana cerita diceritakan berulang kali di sekitar api unggun dan kenangan lama bercampur dengan legenda. Di sebuah rumah tua yang terletak di ujung jalan utama, hiduplah Sofia, seorang wanita muda yang cantik dan lincah, yang jiwanya memancarkan cahaya istimewa yang diperhatikan semua orang.

“Lihat saja, itu dia Sofia,” kata para tetangga, selalu mengagumi energi dan senyumnya.

Sofía bertemu Jack di pekan raya kota. Dia adalah seorang pemuda asing, salah satu dari mereka yang datang tanpa peringatan dan mengambil hati tanpa meminta izin. Jack mempunyai kemampuan berbicara, dan dengan suaranya yang lembut dan berbisik, dia telah menyihir Sofía sejak saat pertama.

Saat ini aku tidak punya waktu untuk omong kosong, Jack. “Hidupku penuh dengan cinta yang rumit,” katanya pada suatu malam saat mereka berjalan di sepanjang jalan menuju sungai.

Tapi aku bukan orang bodoh, Sofia. “Saya memiliki keberanian dan dedikasi yang tidak akan Anda temukan di tempat lain,” jawabnya sambil menatapnya dengan mata yang menjanjikan dunia yang tidak diketahui.

Beberapa minggu berlalu, dan Sofía mendapati dirinya semakin terjebak dalam jaringan pesona Jack. Namun di kota, rumor mulai bermunculan. Mereka mengatakan bahwa Jack tidak seperti yang dia katakan, bahwa dia memiliki kekasih di setiap pelabuhan dan bahwa kata-katanya adalah kebohongan manis yang disamarkan sebagai janji.

Suatu sore, saat matahari terbenam, Sofia menghadapkannya.

Katakan sejujurnya, Jack. Apakah ini semua bohong? —Dia bertanya dengan suara patah dan perasaannya muncul ke permukaan.

Baca juga: Taman Mawar Layu

"Sofía, aku..." Jack menunduk, tidak mampu menahan beban kata-katanya.

Aku tidak percaya kamu melakukan ini padaku. Kamu kehilangan aku, Jack. “Aku menyia-nyiakan waktuku bersamamu, dan kini kau meninggalkanku dengan luka yang aku tak tahu bagaimana cara menutupnya,” ucapnya sambil mengambil satu langkah ke depan, bertekad untuk meninggalkan sisinya selamanya.

Minggu berganti bulan, dan Sofia mencoba melanjutkan hidupnya. Meskipun rasa sakitnya sangat dalam, semangat gigihnya tidak akan membiarkannya jatuh. Suatu hari, saat berjalan melewati pasar, dia mendengar suara yang dikenalnya.

Lihat siapa yang ada di sini, tetap bersinar seperti biasanya.

Itu adalah Miko, teman masa kecilnya, yang selalu siap membuatnya tersenyum.

—Miko, sudah lama tidak bertemu. Senang melihatmu disini,” ucap Sofia sambil tersenyum yang meski tulus, tetap membawa bayang-bayang masa lalu.

Miko tidak seperti Jack. Dia memiliki kejujuran dan kehangatan yang merangkul hati. Dengan kesabaran, ia mengembalikan kebahagiaan dalam hidup Sofía, menunjukkan padanya bahwa tidak semua cinta itu pahit, bahwa ada orang yang rela memberikan jiwanya tanpa mengharapkan imbalan apa pun.

Suatu hari, ketika mereka sedang berjalan melewati pedesaan, Miko berhenti dan memandangnya dalam-dalam.

Sofía, aku tahu kamu terluka, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku ada disini, bahwa aku akan selalu berada di depan untukmu. Saya bukan pembohong dan saya juga tidak ingin menipu Anda. Jika kamu merasa aku salah, katakan padaku, dan kita akan mencari tahu bersama.

Sofia merasakan hatinya yang selama ini tertutup, mulai kembali berdetak penuh harapan. Mungkin kehidupan telah mempermainkannya, tapi dia tidak akan membiarkan hal itu menentukan masa depannya. Dengan Miko di sisinya, dia tahu bahwa kebahagiaan sejati ada pada momen-momen kecil penyerahan diri dan pengertian.

Malam itu, saat bintang bersinar di langit dan angin bertiup melalui pepohonan, Sofia menyadari sesuatu yang penting. Cinta sejati tidak diukur dari kata-kata manis, tapi dari perbuatan tulus dan kemampuan menyembuhkan luka masa lalu.

Apakah menurut Anda kesempatan kedua dalam cinta bisa menyembuhkan luka masa lalu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun