Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Taman Mawar Layu

5 Oktober 2024   19:57 Diperbarui: 5 Oktober 2024   21:44 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Taman Mawar Layu, sumber: Pixabay)

Tiba-tiba, tanah di bawah kakinya runtuh, dan dia terjatuh ke dalam kehampaan.

Dia bangun keesokan harinya di tamannya, sinar matahari menyinari wajahnya. Segalanya tampak normal, kecuali satu hal: semak mawar, semak mawar indah yang selalu menemaninya, layu, kering, seolah-olah terkena wabah penyakit. Dia mencoba menyiraminya, merawatnya, tetapi tidak ada yang berhasil. Mawar itu tidak akan pernah kembali.

Isabella paham, pada saat itu, bahwa harga telah dibayar. Kelinci itu tidak pernah kembali, dan sosok dalam bayang-bayang tidak pernah muncul lagi. Namun setiap malam, saat angin bertiup melalui dahan kering, Isabel mendengar bisikan, mengingatkannya bahwa ada batas yang tidak boleh dilewati.

Apa yang akan kamu lakukan jika menggantikan Isabella? Apakah Anda akan menyerahkan kebun Anda atau tetap tinggal di perbatasan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun