Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menelusuri Jejak Mistik Gunung Kailash Nepal

18 Agustus 2024   04:13 Diperbarui: 18 Agustus 2024   04:16 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gunung Kailash Nepal, sumber: iStock)

Tahukah Anda bahwa di Nepal ada gunung dimana Anda dapat mendengar musik misterius?

Di jantung pegunungan Himalaya, tersembunyi di antara awan yang seolah melindungi rahasianya, terletak Gunung Kailash, gunung yang telah memesona umat manusia sejak dahulu kala. Ini bukan sekedar batu raksasa dan salju, tapi simbol spiritualitas dan misteri yang melampaui budaya dan agama.

Gunung suci setinggi 6.638 meter ini telah dihormati selama berabad-abad, namun ketenarannya bukan hanya karena kehadiran fisiknya yang mengesankan. Kisah-kisah tentang suara-suara misterius, melodi yang seolah-olah berasal dari perut gunung, telah mengubah Kailash menjadi sebuah teka-teki yang menggugah minat para peziarah dan ilmuwan. 

Gunung Kailash unik tidak hanya karena bentuknya, yang oleh sebagian orang digambarkan sebagai piramida sempurna, tetapi juga karena tempatnya yang sentral dalam mitologi berbagai agama. Bagi umat Hindu, ini adalah rumah dewa Siwa, perusak dan pengubah alam semesta, yang bermeditasi pada puncaknya dalam keheningan abadi. 

Umat Buddha Tibet menganggapnya sebagai rumah Demchok, perwujudan Buddha yang melambangkan kebahagiaan tertinggi. Jain percaya bahwa Rishabhadeva, Tirthankara pertama mereka, mencapai pencerahan di gunung ini, sementara pengikut Bn, agama kuno di kawasan itu, melihat Kailash sebagai pusat spiritual dunia.

Persimpangan kepercayaan ini telah mengubah Kailash menjadi titik ziarah global, tempat ribuan penganut agama berbeda berkumpul setiap tahun untuk melakukan "kora", ritual mengelilingi gunung. Ziarah yang bisa memakan waktu hingga tiga hari ini merupakan ujian keimanan dan ketabahan, dimana para peserta meyakini bahwa mengelilingi gunung akan membersihkan dosa-dosa mereka dan mendekatkan mereka pada pencerahan. 

Namun, apa yang benar-benar membedakan Gunung Kailash dari gunung suci lainnya adalah suara-suara yang tidak dapat dijelaskan yang berasal dari ketinggiannya. Selama berabad-abad, mereka yang berkemah di sekitar Kailash bercerita tentang melodi yang melayang di udara, terkadang selembut bisikan, terkadang lebih keras, seolah-olah paduan suara tak kasat mata bernyanyi dari kedalaman bumi. 

Melodi-melodi ini, yang sering digambarkan sebagai "musik ilahi", tampaknya tidak memiliki asal usul yang jelas namun tetap terasa sangat terhubung dengan gunung itu sendiri, disebabkan oleh angin yang menyelinap melalui celah-celah bebatuan atau interaksi atmosfer dengan formasi geologi. 

(Gunung Kailash Nepal, sumber: iStock)
(Gunung Kailash Nepal, sumber: iStock)

Ada pula pendapat lain yang berpendapat bahwa wilayah yang sangat termineralisasi di wilayah tersebut dapat bertindak sebagai saluran alami bagi getaran suara. Namun, teori-teori ini gagal menangkap sifat supernatural dari pengalaman yang dilaporkan para peziarah. Bagi yang pernah mendengar suara-suara tersebut, pengalamannya sungguh tak terlukiskan. Banyak yang berbicara tentang perasaan damai yang luar biasa yang menyelimuti mereka, seolah-olah musik tersebut bergema tidak hanya di udara, namun juga di kedalaman jiwa mereka. Bahkan ada yang mengaku merasakan hubungan langsung dengan Yang Ilahi, momen kejernihan spiritual yang mengubah hidup mereka selamanya.

 Gunung Kailash juga dikenal sebagai tempat di mana waktu terasa aneh. Catatan peziarah menyatakan bahwa jam terkadang berhenti atau bergerak lebih cepat, dan persepsi waktu menjadi kabur, seolah-olah gunung tersebut berada di alam yang berbeda dari kenyataan. Pergantian waktu ini menambah aura misteri yang menyelimuti Kailash, membuat mereka yang berkunjung serasa meninggalkan dunia biasa untuk memasuki alam di mana hukum alam tidak berlaku sama. 

 Meskipun banyak upaya yang dilakukan para pendaki untuk mencapai puncaknya, Gunung Kailash tetap tidak dapat diganggu gugat, karena mendakinya dianggap sebagai tindakan asusila. Penduduk setempat percaya bahwa melakukan hal tersebut merupakan penodaan terhadap Tuhan, karena puncaknya bebas dari jejak kaki manusia. 

(Gunung Kailash Nepal, sumber: iStock)
(Gunung Kailash Nepal, sumber: iStock)

Penghormatan terhadap kesucian gunung ini membuat misterinya tetap utuh, semakin mengobarkan legenda dan cerita orang-orang yang pernah merasakan kesaktiannya. Gunung Kailash, dengan suara dan aura mistisnya yang tidak dapat dijelaskan, tetap menjadi teka-teki yang sulit dijelaskan secara rasional. Bagi para penyembah, ini adalah tempat perjumpaan dengan yang suci, pintu menuju yang ilahi. Bagi mereka yang penasaran dan suka berpetualang, ini adalah pengingat bahwa, di dunia yang semakin dipahami dan di demistifikasi, masih ada tempat-tempat yang luput dari pemahaman kita, di mana alam dan hal-hal gaib tampaknya menyatu dalam keseimbangan yang rumit. Oleh karena itu, Gunung Kailash terus menjadi mercusuar misteri, tantangan bagi pikiran, dan tempat perlindungan bagi jiwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun