Tahukah Anda bahwa di Nepal ada gunung dimana Anda dapat mendengar musik misterius?
Di jantung pegunungan Himalaya, tersembunyi di antara awan yang seolah melindungi rahasianya, terletak Gunung Kailash, gunung yang telah memesona umat manusia sejak dahulu kala. Ini bukan sekedar batu raksasa dan salju, tapi simbol spiritualitas dan misteri yang melampaui budaya dan agama.
Gunung suci setinggi 6.638 meter ini telah dihormati selama berabad-abad, namun ketenarannya bukan hanya karena kehadiran fisiknya yang mengesankan. Kisah-kisah tentang suara-suara misterius, melodi yang seolah-olah berasal dari perut gunung, telah mengubah Kailash menjadi sebuah teka-teki yang menggugah minat para peziarah dan ilmuwan.Â
Gunung Kailash unik tidak hanya karena bentuknya, yang oleh sebagian orang digambarkan sebagai piramida sempurna, tetapi juga karena tempatnya yang sentral dalam mitologi berbagai agama. Bagi umat Hindu, ini adalah rumah dewa Siwa, perusak dan pengubah alam semesta, yang bermeditasi pada puncaknya dalam keheningan abadi.Â
Umat Buddha Tibet menganggapnya sebagai rumah Demchok, perwujudan Buddha yang melambangkan kebahagiaan tertinggi. Jain percaya bahwa Rishabhadeva, Tirthankara pertama mereka, mencapai pencerahan di gunung ini, sementara pengikut Bn, agama kuno di kawasan itu, melihat Kailash sebagai pusat spiritual dunia.
Persimpangan kepercayaan ini telah mengubah Kailash menjadi titik ziarah global, tempat ribuan penganut agama berbeda berkumpul setiap tahun untuk melakukan "kora", ritual mengelilingi gunung. Ziarah yang bisa memakan waktu hingga tiga hari ini merupakan ujian keimanan dan ketabahan, dimana para peserta meyakini bahwa mengelilingi gunung akan membersihkan dosa-dosa mereka dan mendekatkan mereka pada pencerahan.Â
Namun, apa yang benar-benar membedakan Gunung Kailash dari gunung suci lainnya adalah suara-suara yang tidak dapat dijelaskan yang berasal dari ketinggiannya. Selama berabad-abad, mereka yang berkemah di sekitar Kailash bercerita tentang melodi yang melayang di udara, terkadang selembut bisikan, terkadang lebih keras, seolah-olah paduan suara tak kasat mata bernyanyi dari kedalaman bumi.Â
Melodi-melodi ini, yang sering digambarkan sebagai "musik ilahi", tampaknya tidak memiliki asal usul yang jelas namun tetap terasa sangat terhubung dengan gunung itu sendiri, disebabkan oleh angin yang menyelinap melalui celah-celah bebatuan atau interaksi atmosfer dengan formasi geologi.Â
Ada pula pendapat lain yang berpendapat bahwa wilayah yang sangat termineralisasi di wilayah tersebut dapat bertindak sebagai saluran alami bagi getaran suara. Namun, teori-teori ini gagal menangkap sifat supernatural dari pengalaman yang dilaporkan para peziarah. Bagi yang pernah mendengar suara-suara tersebut, pengalamannya sungguh tak terlukiskan. Banyak yang berbicara tentang perasaan damai yang luar biasa yang menyelimuti mereka, seolah-olah musik tersebut bergema tidak hanya di udara, namun juga di kedalaman jiwa mereka. Bahkan ada yang mengaku merasakan hubungan langsung dengan Yang Ilahi, momen kejernihan spiritual yang mengubah hidup mereka selamanya.