Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sigiriya, Benteng Batu Megah di Sri Lanka

14 Agustus 2024   10:13 Diperbarui: 14 Agustus 2024   10:30 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Terletak di jantung Provinsi Tengah Sri Lanka, di Distrik Matale utara dekat kota Dambulla, terletak Sigiriya, juga dikenal sebagai Sinhagiri. Benteng batu kuno ini berdiri sebagai bukti kekayaan sejarah, signifikansi budaya, dan kecemerlangan arsitektur pulau ini. Didominasi oleh monolit granit besar yang menjulang sekitar 180 meter (590 kaki) di atas dataran sekitarnya, Sigiriya adalah salah satu landmark paling ikonik di Sri Lanka dan situs Warisan Dunia UNESCO.

Sejarah Singkat Sigiriya Sejarah Sigiriya sama menariknya dengan kehadirannya yang mengesankan. Situs ini diyakini telah dihuni sejak zaman prasejarah, dengan referensi awal ke biara Buddha yang didirikan pada abad ke-3 SM. Namun, periode paling terkenal di Sigiriya dimulai pada abad ke-5 M ketika kota ini menjadi ibu kota Raja Kasyapa I yang berumur pendek (477--495 M).

 Kasyapa, putra Raja Dhatusena, naik takhta melalui jalan kontroversial, setelah menggulingkan dan membunuh ayahnya. Khawatir akan pembalasan dari saudara tirinya Moggallana, pewaris sah tahta, Kasyapa memindahkan ibu kota dari Anuradhapura ke Sigiriya. Di sini, ia membangun benteng yang tidak dapat ditembus, memadukan pertahanan alami dan buatan, dan menghiasinya dengan istana, taman, dan lukisan dinding yang rumit.

Arsitektur dan Desain Sigiriya Kejeniusan arsitektur Sigiriya terlihat dari desainnya yang unik, yang secara harmonis memadukan formasi batuan alam dengan kecerdikan manusia. Benteng ini terstruktur di sekitar kolom batu besar, dengan berbagai tingkat situs yang memiliki tujuan berbeda.

1. Taman Air 

Di dasar batu, taman kerajaan tersebar dalam pola simetris, menampilkan teknologi hidrolik canggih. Taman-taman ini, yang mencakup air mancur, kolam, dan kanal, merupakan keajaiban teknik kuno, terutama dalam fungsinya selama musim hujan dan musim kemarau.

2. Gerbang Singa

Pintu masuk ke benteng ditandai dengan Gerbang Singa yang ikonik, sebuah bangunan kolosal tempat sisa-sisa patung singa raksasa berjaga. Gerbang tersebut awalnya menampilkan sosok singa utuh, dengan kepalanya kini hilang seiring waktu, namun cakarnya yang besar tetap utuh, mengapit tangga yang naik ke puncak batu. 

3. Dinding Cermin dan Lukisan Dinding

Saat seseorang memanjat batu, mereka akan bertemu dengan Dinding Cermin, permukaan halus yang pernah memantulkan bayangan orang-orang yang lewat. Dinding ini dihiasi dengan grafiti kuno, yang dikenal sebagai "graffiti Sigiri", yang memuat puisi dan komentar dari pengunjung yang berusia lebih dari seribu tahun. Lebih jauh lagi, di galeri terlindung, terdapat lukisan dinding Sigiriya yang terkenal, yang menggambarkan bidadari atau bidadari, dicat dengan warna-warna cerah yang telah bertahan dalam ujian waktu.

4. Puncak

Puncak Sigiriya, tempat istana Kasyapa pernah berdiri, menawarkan pemandangan pedesaan sekitarnya yang menakjubkan. Meski istananya sendiri kini tinggal reruntuhan, fondasi strukturnya, termasuk singgasana yang diukir dari batu, waduk, dan teras, memberikan gambaran sekilas tentang kemegahan yang pernah ada.

Warisan Sigiriya Pemerintahan Raja Kasyapa di Sigiriya berumur pendek. Pada tahun 495 M, Moggallana kembali dari India, tempat ia berada dalam pengasingan, untuk merebut kembali takhta. Kasyapa menemui ajalnya dalam pertempuran, dan dengan kematiannya, era Sigiriya sebagai ibu kota kerajaan pun berakhir.

Situs ini kemudian dikembalikan ke fungsi aslinya sebagai biara Buddha hingga abad ke-14 ketika ditinggalkan. Saat ini, Sigiriya adalah salah satu situs budaya dan arkeologi paling berharga di Sri Lanka. Ini bukan hanya simbol sejarah kuno pulau ini tetapi juga sumber kebanggaan nasional. Pengunjung dari seluruh dunia tertarik pada daya tarik misteriusnya, menjelajahi reruntuhan dan membayangkan kehidupan yang pernah tumbuh subur di benteng batu yang megah ini. 

Kisah Sigiriya adalah kisah tentang ambisi, inovasi, dan ketahanan sebuah monumen yang terus menimbulkan kekaguman, seperti yang terjadi berabad-abad yang lalu. Pelestariannya memungkinkan generasi mendatang untuk menghargai kecerdikan peradaban kuno Sri Lanka dan warisan abadi dari visi Raja Kasyapa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun