Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyibak Tabir Alasan Kemiringan Menara Pisa ltalia

28 Juli 2024   21:50 Diperbarui: 28 Juli 2024   22:08 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Menara Pisa ltalia, sumber: iStock)

(Menara Pisa ltalia, sumber: iStock)
(Menara Pisa ltalia, sumber: iStock)

Fakta menarik lainnya tentang Menara Pisa adalah selama Perang Dunia II, menara ini digunakan oleh tentara Jerman sebagai pos pengamatan. Karena ketinggiannya dan pemandangan panorama yang ditawarkan, ini merupakan titik strategis yang ideal. Namun, hal ini juga menjadikannya incaran Sekutu. Untungnya, menara tersebut selamat dari kehancuran ketika seorang tentara Amerika, yang terkesan dengan keindahan dan keunikannya, memutuskan untuk tidak memerintahkan serangan yang direncanakan. Dengan demikian, Menara Pisa tidak hanya bertahan dari tantangan arsitektur dan perjalanan waktu, tetapi juga kehancuran akibat perang.

Menara Pisa bukan satu-satunya bangunan miring di Pisa. Menara lonceng gereja San Nicola dan menara lonceng gereja San Michele degli Scalzi juga mempunyai kecenderungan yang menonjol. Hal ini disebabkan oleh kondisi tanah yang sama yang mempengaruhi Menara Pisa, yang menunjukkan bahwa tantangan membangun di tanah yang tidak stabil merupakan hal yang biasa terjadi di wilayah tersebut.

Jadi, lain kali anda melihat foto Menara Pisa, atau cukup beruntung untuk mengunjunginya secara langsung, anda akan ingat bahwa kemiringannya merupakan bukti sejarah berabad-abad, kecerdikan manusia, dan kemampuan mengubah masalah menjadi peluang. Siapa yang menyangka bahwa patahan pada tanah dapat mengakibatkan salah satu monumen paling terkenal dan dicintai di planet ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun