Namun tidak semua makanan Viking adalah kelangsungan hidup dan rezeki. Ada juga komponen kesenangan dan perayaan. Selama pesta, yang dirayakan pada saat kemenangan atau perayaan, meja dipenuhi dengan makanan lezat terbaik: daging panggang, ikan asap dan mungkin, bagi yang paling beruntung, rempah-rempah dan anggur yang dibawa dari negeri yang jauh melalui jalur perdagangan mereka yang luas. Selain mengeringkan dan mengasinkan ikan, bangsa Viking juga mengasapi daging dan ikan untuk mengawetkannya. Mereka juga menggunakan metode seperti fermentasi; Misalnya, 'srstmming', sejenis ikan haring yang difermentasi, adalah makanan tradisional.
Pola makan yang kaya dan bervariasi ini merupakan cerminan dari kemampuan beradaptasi dan ketahanan bangsa Viking. Setiap elemen makanan mereka tidak hanya merupakan sarana untuk bertahan hidup, namun juga merupakan simbol keselarasan mereka dengan alam dan kemampuan mereka untuk mengarungi tidak hanya lautan, namun juga tantangan lingkungan. Di meja Viking, kehidupan sehari-hari dan perayaan, rezeki dan kesenangan saling terkait, membentuk bagian mendasar, namun sering terlupakan, dari mosaik budaya mereka.
Jadi, ketika kabut terangkat dan matahari tengah malam bersinar di atas fjord, semangat bangsa Viking tetap hidup, tidak hanya dalam kisah-kisah dan kapal-kapal mereka, tetapi juga dalam sisa-sisa rumah mereka dan dalam kisah-kisah yang diceritakan melalui tulang-tulang dan benih-benih yang ditemukan. di tanah. Dalam makanan mereka, seperti dalam kehidupan mereka, orang-orang Viking mencerminkan dunia yang penuh kontras, tantangan, dan hubungan mendalam dengan dunia di sekitar mereka, sebuah misteri menarik yang terus kita pecahkan hingga saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H