Akhirnya, pada tahun 533, jenderal Bizantium Belisarius, yang diutus oleh Kaisar Justinianus, mendarat di Afrika. Dalam kampanye militer yang cepat dan efektif, Bizantium mengalahkan kaum Vandal, mengakhiri kerajaan mereka dan menggabungkan kembali Afrika ke dalam Kekaisaran Romawi Timur.
Jatuhnya kaum Vandal tidak hanya menandai berakhirnya kerajaan mereka, tetapi juga perubahan dalam sejarah Eropa dan Mediterania. Namun, warisannya tetap bertahan, baik dalam dampak historisnya maupun dalam penggunaan namanya di zaman modern untuk menggambarkan tindakan penghancuran tanpa pandang bulu.Â
Kisah para pengacau ini merupakan pengingat akan kompleksitas dan ketidakpastian sejarah manusia, dimana bahkan kelompok yang paling terstigmatisasi sekalipun dapat memainkan peran mendasar dalam membentuk dunia.
Meskipun mereka umumnya diasosiasikan dengan Skandinavia dan wilayah Baltik, asal muasal kaum Vandal tetap menjadi topik perdebatan di kalangan sejarawan. Beberapa teori menyatakan bahwa mereka mungkin berasal dari wilayah yang lebih jauh ke timur, bahkan mungkin di tempat yang sekarang disebut Polandia.
Bangsa Vandal sebagian besar adalah pengikut Arianisme, suatu bentuk agama Kristen yang berbeda dari doktrin Gereja Roma dan Timur. Perbedaan agama ini seringkali membuat mereka berkonflik tidak hanya dengan kekaisaran Romawi, tetapi juga dengan penduduk lokal di wilayah yang mereka kuasai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H