Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Penuh Misteri Tutankhamun dan Ankhesenamun

20 Juli 2024   15:18 Diperbarui: 20 Juli 2024   15:24 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Mural Mesir kuno, sumber:iStockphoto)

Seberapa banyak yang anda ketahui tentang Kerajaan Mesir kuno? Tahukah anda bahwa raja Mesir ada yang menikahi saudaranya sendiri? Temukan kisah nyata dari perjalanan hidup raja Tutankhamun dan istrinya Ankhesenamun.

Di tengah perjalanan waktu, Mesir kuno menyimpan kisah-kisah yang terus memesona para sejarawan dan penggemarnya. Salah satu tokoh paling ikonik pada periode ini adalah Tutankhamun, yang dikenal karena makam utuhnya yang ditemukan pada tahun 1922. Namun, di luar harta karun dan misteri kematian dininya, kehidupan pribadi firaun muda ini juga mengandung unsur intrinsik yang sama menawannya, khususnya yang berkaitan dengan istrinya, Ankhesenamun.

(Mural Mesir kuno, sumber:iStockphoto)
(Mural Mesir kuno, sumber:iStockphoto)

Ankhesenamn, awalnya disebut Ankhesenpaatn, dilahirkan dalam keluarga kerajaan sebagai salah satu dari enam putri Akhenaten dan Nefertiti, pasangan kerajaan yang merevolusi agama Mesir dengan mendirikan kultus monoteistik dewa Aten. Periode perubahan agama dan politik ini adalah salah satu periode paling bergejolak dalam sejarah Mesir, yang menjadi latar belakang dramatis bagi masa kecil Ankhesenamun dan akhirnya pernikahannya.

Ankhesenamun dan Tut menikah muda, dan dia mengambil peran sebagai Istri Kerajaan Agung di usia muda. Praktik menikah dalam keluarga kerajaan bukanlah hal yang aneh di Mesir kuno, demi menjaga kemurnian garis keturunan. Meskipun kebiasaan ini mungkin tampak aneh atau bahkan tidak dapat diterima menurut standar masa kini, pada saat itu kebiasaan ini merupakan norma yang mapan dan diterima.

Selama masa pemerintahannya, Tutankhamun berusaha memulihkan tradisi keagamaan yang telah digantikan ayahnya, sebuah tugas yang melibatkan pembaruan hubungan dengan pendeta Amun dan membangun kembali aliran sesat politeistik. Ankhesenamun, seperti istrinya, memainkan peran penting dalam upaya restorasi ini, meskipun rincian spesifik mengenai pengaruh dan partisipasi langsungnya masih langka.

(Ilustrasi Firaun dan istrinya,  sumber:iStock)
(Ilustrasi Firaun dan istrinya,  sumber:iStock)

Pasangan kerajaan tersebut tidak memiliki anak yang masih hidup, sebagaimana dibuktikan dengan dua janin mumi yang ditemukan di makam Tutankhamun, menunjukkan bahwa Ankhesenamun mengalami setidaknya dua kali keguguran. Tragedi pribadi ini menambah lapisan kesedihan dalam kehidupan singkat ratu dan suaminya, yang meninggal dalam usia muda.

Setelah kematian Tutankhamun pada usia sembilan belas tahun, nasib Ankhesenamun menjadi semakin misterius. Ada bukti bahwa dia mungkin menikah dengan Ay, kakeknya, dalam upaya putus asa untuk tetap berkuasa dalam struktur istana, namun nasib akhirnya tidak pasti. 

Tidak ada makam yang ditemukan yang dapat diidentifikasi secara pasti sebagai miliknya, dan kisahnya, seperti banyak makam lainnya pada masa itu, berakhir dengan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun