Tahukah anda asal usul kisah Alice di Wonderland? Saya akan menceritakan sedikit tentang perjalanan dan petualangannya, simak dan baca sampai selesai!
"Alice in Wonderland," sebuah mahakarya sastra, adalah permadani yang ditenun dari benang realitas dan fantasi, yang berasal dari suatu sore musim panas tahun 1862. Charles Lutwidge Dodgson, yang dikenal di dunia sebagai Lewis Carroll, adalah seorang pria dengan banyak bakat - ahli matematika , ahli logika, fotografer dan penulis. Namun di luar gelar akademis dan eksplorasi intelektualnya, Dodgson memiliki kemampuan unik untuk memasuki dunia imajinasi anak-anak.
Ceritanya dimulai dengan tamasya perahu sederhana di Sungai Thames di Oxford, Inggris. Dodgson, bersama temannya Pendeta Robinson Duckworth, mendayung dari Folly Bridge ke Godstow bersama tiga adik perempuan: Lorina, Edith dan, terutama, Alice Liddell, anak tengah dari para suster, yang berusia 10 tahun. Untuk menghibur para gadis selama perjalanan, Dodgson mulai menceritakan sebuah cerita, cerita tanpa naskah atau persiapan sebelumnya, yang muncul secara spontan dari benaknya.
Kisah ini tentang seorang gadis, bernama Alice, yang bosan dengan rutinitas sehari-harinya, mengikuti seekor kelinci putih yang bisa berbicara dan jatuh ke dalam liang, membawanya ke dunia yang penuh keajaiban, absurditas, dan petualangan fantastis. Kedekatan karakter dan latar dalam narasinya sungguh luar biasa. Apa yang dimulai sebagai sebuah cerita untuk mengisi waktu, menjadi sebuah cerita yang memikat dengan kecerdasannya, permainannya dengan logika dan surealismenya.
Alice Liddell yang asli terpesona dengan cerita ini dan meminta Dodgson menuliskannya untuknya. Meski awalnya enggan, akhirnya ia menyetujui permintaannya. Dia menghabiskan dua tahun berikutnya untuk menyempurnakan dan memperluas cerita, menambahkan bab dan memoles detailnya, hingga akhirnya dia menyerahkannya kepada Alice Liddell pada tahun 1864 dengan judul "Petualangan Alice di Bawah Tanah."
Naskah aslinya merupakan karya yang jauh lebih pribadi dan tidak terlalu rumit dibandingkan versi yang kita kenal sekarang. Isinya ilustrasi yang digambar oleh Dodgson sendiri, meskipun dia sendiri tidak sepenuhnya puas dengan kemampuan artistiknya. Naskah inilah yang menarik perhatian novelis Henry Kingsley, yang sedang mengunjungi rumah Liddell, dan dia menyarankan agar Dodgson menerbitkan ceritanya.
Pada tahun 1865, buku tersebut diterbitkan dengan nama samaran Lewis Carroll, dengan judul "Alice in Wonderland" dan dengan ilustrasi oleh seniman terkenal John Tenniel. Drama ini langsung sukses, memikat anak-anak dan orang dewasa, dengan perpaduan unik antara humor, logika absurd, dan fantasi.
Tapi bagaimana dengan hubungan Dodgson dan Alice Liddell yang asli? Ini adalah topik yang dikelilingi oleh spekulasi dan teori. Beberapa pihak berpendapat bahwa Dodgson memiliki kasih sayang khusus pada Alice, meskipun tidak ada bukti nyata yang mendukung teori ini. Yang tidak dapat disangkal adalah bahwa Alice muda adalah inspirasi yang menginspirasi salah satu karya sastra yang paling dicintai dan abadi.
Kisah "Alice in Wonderland" dalam banyak hal merupakan cerminan penciptanya: penuh kontras dan kontradiksi. Di satu sisi, seorang yang berilmu, logis dan metodis; di sisi lain, seorang narator berjiwa anak-anak, mampu melihat dan menciptakan keajaiban. Dualitas ini tercermin dalam karya tersebut, di mana yang nyata dan yang absurd hidup berdampingan dalam harmoni yang khas, menjebak pembaca di dunia di mana satu-satunya hal yang dapat diprediksi hanyalah ketidakpastian.
Oleh karena itu, kisah di balik "Alice in Wonderland" sama menariknya dengan kisah itu sendiri. Itu lahir dari suatu sore di musim panas, dari pikiran seorang pria yang melintasi batas antara kenyataan dan fantasi, dan dari rasa ingin tahu seorang gadis yang ingin mendengar sebuah cerita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H