Penulis : Nadya Saraswati
Hari-hari sepeda tua masih menjalani rutinitas yang sama, lurus tanpa ada warna. Suatu hari seekor kupu-kupu terbang menghampirinya.
"Hai sepeda tua, sepertinya kau sedang bosan ya?" Tanya kupu-kupu.
"Betul sekali, memang aku sedang bosan saat ini" jawab sepeda tua.
"Kalau begitu bagimana jika kita jalan-jalan sebentar" ajakan kupu-kupu.
"Boleh juga, mungkin dengan berkeliling bisa membuat aku tidak bosan lagi" kata sepeda tua.
Sepeda tua dan kupu-kupu pun pergi berkeliling Kota Jakarta, lalu beberapa menit kemudian sampailah mereka di Terminal.
"Sepeda tua lihatlah orang-orang yang baru saja keluar dari bis itu. Mereka rela meninggalkan kampung halamannya untuk mengubah nasib tanpa mengetahui apa yang akan Kota ini lakukan pada dirinya. Lalu lihat juga tukang ojek tua itu, Ia kadang sering diabaikan. Tapi asal kau tahu, aku tetap senang melihat mereka" kata kupu-kupu.
"Senang? Kenapa kau malah senang melihat penderitaan mereka" kata sepeda tua.
"Aku senang karena mereka tetap semangat dan tidak pantang menyerah. Lihatlah mereka, mungkin ketika di rumah telinganya sudah mendengar cerita-cerita tentang kerasnya hidup di Kota ini, namun mereka tetap yakin untuk pergi untuk demi mengejar masa depan, padahal ya sepeda tua untuk meninggalkan rumah dan jauh dari keluarga itu merupakan salah satu keputusan yang sangat sulit sekali. Lalu lihat Tukang ojek tua itu, walaupun kadang dia di abaikan, tetapi Ia tetap semangat untuk menunggu penumpangnya dan walaupun kadang Ia pulang membawa uang sedikit, Bapak itu tetap bahagia karena bisa berkumpul dengan keluarganya setiap hari" kata kupu-kupu.
Lalu tiba-tiba ada yang datang menyapa mereka.
"Hai sepeda tua dan kau juga kupu-kupu, kalian sedang apa disini? Tanya bis antar kota.
"Oh hai bis antar kota, kami sedang berkeliling" jawab kupu-kupu.
"Oh seperti itu, baiklah bersenang-senanglah kalian. Aku akan mengantar para penumpung ketempat tujuan mereka masing-masing" kata bis antar kota.
"Hati-hati bis antar kota, kami juga akan pergi untuk melanjutkan perjalanan" kata kupu-kupu.
Merekapun meninggalkan terminal dan lanjut untuk berkeliling. Di tengah perjalanan kupu-kupu pun hinggap disalah satu ranting pohon.
"Sepeda tua, tunggu. Lihatlah anak-anak di lampu merah itu" kata kupu-kupu.
"Ish ish, mengapa mereka disana, dimana orang tuanya ya. Sangat berbahaya jika mereka berada disana bukan?" tutur sepeda tua.
"Memang benar sangat berbahaya jika anak-anak berada di sana, tetapi mereka disana untuk bertahan hidup. Jika tidak seperti itu mereka tidak bisa makan" kata kupu-kupu.
Sepeda tua terdiam dan merekapun melanjutkan perjalanannya. Beberapa jam kemudian mereka sampai ke pusat Kota.
"Sepeda tua, bagaimana menurutmu kehidupan mereka yang lalu lalang di gedung-gedung tinggi itu?" Tanya kupu-kupu.
"Tentu saja hidup mereka bahagia. Lihat penampilan mereka yang keren dan sekeliling mereka yang sempurna" jawab sepeda tua.
"Hahaha. Sepeda tua, sepeda tua. Apa yang kau lihat belum tentu itulah mereka" kata kupu-kupu.
"Maksudmu apa kupu-kupu?" Tanya sepeda tua dengan wajah bingung.
"Kehidupan seseorang itu tidak bisa disamakan. Lihat mereka yang lalu lalang disana, selain capek fisik merekapun capek akan mentalnya dan terkadang ketika malam hari mereka sudah beristirahat akibat pikiran yang kalut, namun mereka tidak perlu bingung esok hari akan makan pakai apa. Lalu anak-anak dan tukang ojek yang kita temui dalam perjalanan tadi, tenaga mereka sangat capek dan kadang memikirkan esok akan makan apa jika tidak bekerja, namun tiap malamnya tidur mereka akan nyeyak akibat lelahnya tenaga yang sudah terkuras. Jadi sepeda tua, kita tidak bisa membandingkan satu dengan yang lainnya. Karena semua mempunyai kesulitan, masalah dan kebahagiaannya masing-masing" tutur kupu-kupu.
Sepeda tua seketika merenung dan tidak bisa berkata-kata. Hari pun semakin sore, setelah berkeliling merekapun lekas kembali pulang dan sebelum berpisah sepeda tua berterima kasih kepada kupu-kupu.
"Kupu-kupu, terima kasih sudah mengajakku berkeliling. Hari ini aku mendapatkan pembelajaran hidup darimu. Mulai sekarang aku akan tetap semangat dalam menjalani hidup" kata sepeda tua sambil tersenyum.
"Hahaha. Biasa saja sepeda tua. Memang terkadang kehidupan itu membuat kita terasa bosan, namun jika mata melihat ke luar rasa bosan itu akan hilang karena melihat begitu banyak orang-orang diluar sana yang sangat semangat dalam menjalani kehidupannya dan semangat mereka bisa membuat kita lebih bersyukur atas kehidupan yang kita jalani selama ini. Oh ya sepeda tua aku harus segera pulang karena keluargaku sudah menunggu untuk makan malam, kalau begitu sampai jumpa" kata kupu-kupu.
Sepeda tua dan kupu-kupu pun kembali pulang ke rumahnya masing-masing.
Hari ini kita dapat belajar dari mereka bahwasannya setiap orang itu tidak bisa dinilai sama karena setiap insan di bumi ini memiliki kesulitan, masalah dan kebahagiaan yang berbeda. Dan jangan menilai orang lain dari luarnya saja, karena orang yang bahagia belum tentu Ia juga bahagia dan sebaliknya. Jadi tetaplah bersyukur dan tetap semangat dengan apa yang terjadi dalam kehidupanmu. Tenanglah Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan hambanya.
Bersambung...
Kira-kira minggu depan sepeda tua akan bertemu siapa lagi ya? Penasaran pembelajaran apa lagi yang akan di dapatkan sepeda tua?Â
Nantikan kelanjutannya minggu depan hanya di Pena Kecil, Cerbung; Jakarta
----------------------------------------------------------
IG : @nadya_saras
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H