Mohon tunggu...
Nadya herlinasetya
Nadya herlinasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa ilmu budaya

Seorang mahasiswa budaya yang ingin tau lebih tentang budaya

Selanjutnya

Tutup

Book

Menjaga Ingatan Kecil tentang Cinta

22 September 2023   23:04 Diperbarui: 22 September 2023   23:12 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Hijau gelap kebun kopi

  • BAB 6 ( Bunga-Bunga Petunia Belanda )

Selepas dari dapur, Latifa duduk di beranda. Ia bersedekap dalam balutan

longdress oranye dan sweter rajut bermotif bunga-bunga.

“Kita akan mengambil satu dari bunga-bunga itu” kata Efendi suatu hari. “Pilihlah warna yang

paling kamu sukai.”

“agaimana dengan warna ungu? Ungu kemerahan, mungkin cocok untuk menemani minum teh di beranda sambil menunggu sebuah kelahiran,” jawab LatifaLatifa memilih jenis bunga yang bernuansa unguEfendi menyetujuinya.

  • BAB 7 ( Gadis Kecil Dari Loji Dan Seorang Pemburu)

Ketika sampai di sebelah timur gubuk, matahari baru terbit satu hasta. Dia mendorong bagian depan topi pandanya ke belakang dan sinar matahari menyinari wajah dewasanya dengan bebas. Andai saja dia berdiri di tingkat yang lebih tinggi, hatinya bisa memuji hamparan putih tak terputus hingga ke daratan terjauh. Dia tahu bahwa waktu berbunga telah tiba. Datangnya pembungaan seringkali ditandai dengan angin kering yang dingin, kabut tipis yang bergerak di sepanjang jalan setapak, dan hamparan bunga kopi berwarna putih yang mengeluarkan aroma harum perpaduan melati, lavender atau kaca lembaran. jangan menjelaskannya sendiri. 

Seperti biasa, selalu ada kenangan lain yang lupa dibicarakan oleh penulis roman. Saya ingin berbagi beberapa kenangan ini dengan Anda kali ini. Pagi itu dia menemukan papan tanda yang dia pasang sehari sebelumnya di rerumputan hijau yang hampir basah kuyup. Ranting yang kering, dengan irisan kecil pepaya di semua dahannya, tidak lagi lurus seperti dulu.

  • BAB 8 ( Anggrek Dirumah Nenek )

Ingatan saya tentang anggrek dimulai pada usia enam tahun, ketika ibu saya sering membawa saya ke rumah kakek saya. Kakek tinggal sendirian setelah neneknya meninggal sebelum saya berumur tujuh bulan. Saya bermain dengan kakek di teras rumahnya, tapi satu hal yang dilarang adalah memetik bunga anggrek merah keunguan yang tumbuh di sana. Kakek selalu menjelaskan bahwa jika memetiknya, bunga itu akan mati. Ketika saya beranjak dewasa, ibu saya sering duduk di teras rumah seperti kakek dulu, memandangi anggrek, dan menceritakan kisah nenek dan kakek. 

Kakek pernah jatuh cinta pada putri seorang penghuni liar, yang dia sebut sebagai "penyerbu hutan." Kakeknya pergi mencari bunga dari tempat-tempat yang sulit dijangkau di hutan, dan dalam suatu insiden, dia berguling dari tempat tinggi. Itu adalah kenangan indah tentang anggrek, hubungan keluarga, dan cerita nenek dan kakek saya.

  • BAB 9 ( Daun Daun Kenari Menggigil)

Dalam suasana yang seperti masa lalu, dia berjalan di bawah pohon kenari, singgasananya yang biasanya ada di bangku. Dia merasa terhubung dengan burung pipit yang masih menggoda seperti dulu. Merasa bebas, dia merindukan menjadi seekor burung yang bisa memilih namanya sendiri. Namun, dia sadar bahwa dia tidak bisa jauh dari tempat ini, menara yang selalu rindu peluit dan kepakan sayap burung itu. Burung itu pergi, meninggalkannya di tengah dedaunan kenari yang ingin merdeka dari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun