Mohon tunggu...
Nadya IndahTriani
Nadya IndahTriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Peran Komunikasi Politik Melalui Media Sosial Facebook dalam Membentuk Opini Publik

13 Februari 2024   14:01 Diperbarui: 13 Februari 2024   14:08 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Media sosial telah menjadi sarana komunikasi yang banyak digunakan oleh organisasi untuk menggiring persepsi publik yang positif. Menjelang masa kampanye pemilu 2024 yang sedang digencar-gencarkan oleh para pelaku politik saat ini. Media sosial telah mengubah cara komunikasi politik selama Pemilu 2024 di Indonesia. Interaksi antara kandidat, partai politik, dan pemilih semakin mudah dilakukan melalui media sosial. Media sosial juga memfasilitasi partisipasi politik yang lebih luas dan bebas.


Komunikasi politik sendiri adalah segala bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memelihara hubungan politisi, dengan aktivis, relawan dan pemilih. Dalam konteks ini, peran media sosial dalam komunikasi politik menjadi sangat penting. Media sosial memungkinkan kandidat dan partai politik untuk berkomunikasi langsung dengan pemilih, memperkenalkan diri, dan menyampaikan pesan kampanye. Selain itu, media sosial juga memungkinkan pemilih untuk berinteraksi dengan kandidat dan partai politik, memberikan dukungan, dan menyampaikan aspirasi.


Media sosial menjadi pilihan yang sangat tepat untuk dipilih sebagai media komunikasi politik kepada masyarakat karena mampu membuka ruang dialog yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif (komunikasi dua arah) antara penyelenggara dan khalayak secara luas. Untuk itu, dibutuhkan strategi komunikasi yang baik agar kandidat atau calon bisa dilirik oleh khalayak. Media sosial harus mendapatkan prioritas pengelolaan yang serius dan profesional dalam hal ini.

 
Strategi Komunikasi Kandidat melalui Facebook


Facebook adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan oleh banyak orang karena praktis, ekonomis, dan mudah digunakan. Facebook menempati posisi kedua setelah YouTube dari segi jumlah pengguna, C, terdapat 173 juta pengguna Facebook di Indonesia pada Januari 2024. Jumlah itu sekitar 61,7% dari total populasi nasional dengan dominasi pengguna dari generasi Z (Napoleoncat, Januari 2024), yang merupakan salah satu tujuan besar para politisi saat ini. Oleh karena itu, Facebook dapat menjadi media sosial yang diadopsi oleh para politisi untuk menyebarkan ide, mempengaruhi opini individu, mendorong publik untuk mengadopsi ide mereka, dan memilih mereka dalam pemilihan (Yousif & ALsamydai [2012] Vol. 7, No. 10).


Kandidat dan partai politik menggunakan berbagai strategi komunikasi untuk memenangkan dukungan pemilih melalui Facebook. Salah satu strategi yang sering diterapkan oleh pelaku politik saat ini melalui platform Facebook adalah memanfaatkan konten visual, seperti gambar dan video untuk mempromosikan program dan pencapaian mereka. 

Dengan demikian, masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi, mengekspresikan pendapat, dan menilai bahwa kandidat tersebut layak mendapatkan dukungan pada pemilihan mendatang, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kekuatannya di mata publik. Penggunaan media sosial Facebook juga memiliki dampak yang besar terhadap efektivitas kampanye politik, karena fitur-fitur seperti live streaming dan forum diskusi di platform ini memperluas ruang publik dan menjadikannya sebagai alat promosi yang melibatkan masyarakat melalui agenda politik yang mereka bagikan.


Manfaat lainnya yaitu pada popularitas para kandidat, dimana kandidat dapat menyampaikan pesan politik untuk menarik dan mempertahankan dukungan, sehingga popularitas mereka semakin meningkat. Jika pesan yang disampaikan dianggap menarik, pendukung dengan mudah dapat membagikannya kepada teman ataupun jejaring pribadi mereka, yang pada akhirnya akan meningkatkan popularitas kandidat di mata publik. Untuk menarik perhatian pemilih, kandidat dan partai politik juga cenderung menggunakan pesan-pesan kampanye yang sederhana dan mudah dipahami.


Pengaruh Facebook terhadap Opini Publik


Opini publik merupakan serangkaian pendapat yang bersumber dari publik atau khalayak ramai yang mempunyai kekuatan dan pengaruh besar, selanjutnya pendapat tersebut dijadikan sebuah kepercayaan dan persepsi kepada suatu kelompok atau organisasi. Media sosial, khususnya Facebook, yang merupakan salah satu saluran penghubung antara komunikator politik dengan khalayak, dapat dengan mudah membagikan informasi tanpa ada halangan dan batas geografi yang tentunya akan menghasilkan suatu hasil yaitu umpan balik. 

Jika informasi yang dibagikan oleh komunikator dikemas dengan baik, khalayak akan dengan mudah memahami pesan-pesan politik yang disampaikan. Pada akhirnya umpan balik yang terkumpul dari khalayak sebagai hasil dari proses penerimaan informasi itu disebut dengan opini publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun