Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai ke-gotong royongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada.
Dari penyebab konflik atau perbedaan pendapat tersebut, adapun strategi untuk mengelola perbedaan pendapat, yaitu :
1. Berbicara dengan baik
Komunikasi yang baik dimulai dengan cara berbicara yang sopan dan jelas. Ketika berkomunikasi, penting untuk memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk menyampaikan pendapat mereka tanpa merasa tertekan atau dihakimi. Menggunakan bahasa yang positif dan menghindari nada yang menyudutkan dapat membantu menciptakan suasana yang lebih kondusif untuk diskusi.
2. Mendengarkan dengan seksama
Mendengarkan adalah bagian penting dari komunikasi. Dalam menghadapi perbedaan pendapat, penting untuk mendengarkan argumen pihak lain dengan penuh perhatian. Ini tidak hanya menunjukkan rasa hormat tetapi juga membantu kita memahami perspektif mereka secara lebih mendalam.
3. Latih empati
Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Dengan melatih empati, kita dapat mengurangi ketegangan dan menciptakan dialog yang lebih konstruktif.
4. Hindari asumsi dan prasangka
Banyak konflik muncul karena asumsi atau prasangka yang salah tentang pandangan orang lain. Sebelum merespons, pastikan untuk mendengarkan penjelasan secara lengkap dan hindari membuat kesimpulan premature.
5. Fokus pada fakta dan data