Mohon tunggu...
Nadiva Aulia Ramadhani
Nadiva Aulia Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cinderella Complex: Tantangan Perempuan dan Representasinya Melalui Media

6 April 2024   23:57 Diperbarui: 11 April 2024   07:53 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest / Albina Thaqi

Cinderella Complex dapat menimbulkan ketakutan dan kecemasan karena munculnya rasa ketidakmampuan dalam menghadapi sulitnya tantangan hidup, sehingga menjadi salah satu faktor yang mendorong perempuan sering merasa perlu bergantung dan mengandalkan laki-laki. 

Akibatnya, ketergantungan tersebut dapat menghambat kemandirian dan pengembangan diri perempuan sehingga dapat menghilangkan motivasi dan ambisi untuk mencapai impian dan tujuan pribadi. Bahkan dalam konteks negatif, ketergantungan yang berlebihan juga dapat menciptakan perilaku penolakan terhadap situasi yang merugikan bagi perempuan karena merasa tidak memiliki pilihan lain selain bergantung pada laki-laki. 

Dalam hubungan romantis, laki-laki dianggap harus memiliki kemandirian dalam situasi apapun termasuk stabilitas finansial agar dapat menjadi penopang hidup bagi pasangan perempuannya. Perempuan akan merasa kebahagiaan, keamanan dan pemenuhan semua kebutuhan mereka adalah tanggung jawab laki-laki. Hal ini menjadikan perempuan tidak harus mandiri karena kehidupannya hanya akan bergantung dan mendasar kepada pasangan laki-lakinya (Sneha dan Rahmath, 2018).

Dalam menangani banyak kasus, banyak psikolog menyatakan bahwa munculnya Cinderella Complex atau masalah ketergantung dalam diri seorang perempuan disebabkan oleh pola asuh orang tua yang terlalu protektif. Bahkan orang tua akan melakukan hal-hal yang sangat menunjukkan bahwa protektif mereka terlalu berlebihan seperti memberikan hukuman pada anak karena menunjukkan tanda-tanda kemandirian. 

Secara psikologis, mayoritas dokter meyakini bahwa perempuan yang menderita sindrom ini umumnya mengalami masalah emosional yang mendalam, seperti mulai merendahnya harga diri.  Keinginan yang tinggi untuk memperoleh perhatian dan perlindungan dari orang lain, terutama laki-laki, dapat menjadi faktor utama yang menghambat dan menghalangi perempuan untuk mencapai potensi dan kreativitas mereka.

Bagaimana media merepresentasikan Cinderella Complex?

Menurut Dowling (1995), selain pola asuh orang tua, adapun beberapa faktor seperti kematangan pribadi dan konsep diri yang dapat memicu tumbuhnya sindrom Cinderella Complex pada diri perempuan. Tak terkecuali media massa yang juga menjadi salah satu pengaruh terbesar yang menyebabkan seorang anak perempuan merasakan sindrom tersebut. 

Secara tidak langsung, media telah mengajarkan masyarakat terutama perempuan tentang Cinderella Complex. Berbagai film dan acara televisi yang ditampilkan oleh media, sering kali menggunakan narasi tentang perempuan yang membutuhkan penyelamat dan perlindungan oleh seorang pria. 

Kisah-kisah seperti film “Cinderella” mengilustrasikan bahwa tokoh utama perempuan memiliki karakter yang lemah dan cenderung diselamatkan oleh seorang pria hingga mendapatkan kebahagiaan. Tayangan semacam film tersebut memberikan narasi yang tidak hanya meromantisasi ketergantungan, tetapi juga dapat memperkuat konsep bahwa wanita hanya dapat bergantung pada kehadiran seorang pria dalam meraih kebahagiaan dan perlindungan. 

Representasi media dari tayangan yang disajikan juga menunjukkan bahwa perempuan tidak dilihat dari kualitas dan kemampuan yang dimiliki, namun perempuan dituntut untuk meyakini bahwa value mereka ditentukan oleh penampilan fisik, status sosial dan bagaimana mereka mampu untuk memenuhi standar ekspektasi masyarakat. Hal itu mampu mempengaruhi persepsi dan pandangan masyarakat terutama perempuan serta membentuk harapan-harapan yang tidak realistis tentang hubungan yang sehat.

Tak hanya melalui tontonan film, tayangan seperti iklan suatu produk yang muncul di televisi maupun media sosial juga memberikan pengaruh yang sangat besar dalam memperkuat sindrom Cinderella Complex sehingga mampu membentuk pemikiran masyarakat yang mengonsumsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun