Mohon tunggu...
Nadine Marintan
Nadine Marintan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi Universitas Udayana

Mahasiswi aktif Universitas Udayana dengan jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

MBTI Kenapa Begitu Populer dan Apa Batasannya?

29 Oktober 2024   07:19 Diperbarui: 29 Oktober 2024   07:30 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
discovermagazine.com

Myers-Briggs Type Indicator, atau yang biasa dikenal MBTI, merupakan salah satu tes kepribadian yang paling populer di dunia. 

MBTI dapat menggambarkan sifat dan karakter seseorang. Banyak orang menggunakan hasil tes MBTI sebagai alat untuk memahami diri sendiri, memperbaiki hubungan interpersonal, hingga membantu memilih karier yang sesuai. Dikutip dari website VeryWellMind.com oleh Kendra Cherry, MSEd., MBTI dikembangkan oleh Isabel Myers dan ibunya Katherine Briggs berdasarkan penelitian mereka dengan teori tipe kepribadian Carl Jung. 

MBTI didasarkan pada empat dimensi utama - Extraversion (E) vs. Introversion (I), Sensing (S) vs. Intuition (I), Thinking (T) vs. Feeling (F), Judging (J) vs. Perceiving (P) - yang mengelompokkan individu ke dalam 16 tipe kepribadian yang berbeda. Tapi apa yang memmbuat MBTI begitu menarik bagi banyak orang dan apakah tes ini 100% dapat diandalkan?

Daya Tarik MBTI: Alat untuk Memahami Diri

Salah satu alasan kenapa MBTI begitu populer adalah karena banyak orang mencari cara untuk dapat lebih memahami dirinya sendiri.  Tes ini memiliki kerangka yang jelas dan sederhana untuk memahami cara seseorang berinteraksi dengan lingkungan dan bagaimana membuat keputusan. Dengan hanya menjawab beberapa pertanyaan, individu bisa mendapatkan gambaran mengenai pola perilaku mereka berdasarkan hasil tes, yang memberi rasa kepastian.


MBTI memberikan identitas kepirbadian yang lebih jelas. Ketika seseorang mendapatkan hasil seperti INFP, ESTJ, atau ENTP, mereka akan merasa lebih mengenal kepribadiannya. Penempatan diri dalam kategori kepribadian tertentu memberikan rasa pengertian, kenyamanan, pengakuan, dan validasi terhadap cara seseorang berpikir dan bertindak pada dunia di sekitarnya. 

Selain itu, MBTI sering digunakan dalam lingkungan kerja. Banyak perusahaan menggunakan tes ini untuk mefasilitasi kerja tim dan pengembangan diri karyawan. Pemahaman tentang tipe kepribadian setiap anggota bisa membantu dan mendorong tim untuk bekerja lebih efektif. Sebagai contoh, seorang manajer dapat menyesuaikan gaya komunikasi dengan anggota tim yang lebih nyaman dengan proses berpikir logis (Thinking) atau mempertimbangkan perasaan (Feeling).

Batasan MBTI : Validitas dan Ketepatan Ilmiah
Walaupun MBTI sangat populer dan memberikan banyak manfaat, tes ini sering dikritik dari kalangan psikologi ilmiah mengenai validitas dan reliabilitas tes tersebut. Salah satu kritik utama adalah MBTI terlalu menyederhanakan kompleksitas kepribadian manusia. 

Kepribadian seseorang tidak dapat dikategorikan ke dalam 16 tipe tetap dengan mudah. Banyak ahli psikologi percaya bahwa kepribadian adalah spektrum dinamis yang berkembang, dimana seseorang dapat menunjukkan berbagai karakteristik dalam situasi yang berbeda. 

Sebagai contoh, meski seseorang mungkin lebih introvert dalam situasi sosial tertentu, mereka bisa lebih ekstrovert dalam konteks yang berbeda. Label "Introvert" atau "Extrovert" dari MBTI terkadang terlalu membatasi dan tidak merefleksikan realitas dinamis dari kepribadian manusia. 

Label-label ini terlalu membatasi kepribadian manusia sehingga orang akan menilai bahwa orang yang cenderung lebih diam dalam kegiatan sosial adalah orang yang introvert. Padahal bisa saja dia adalah orang yang extrovert tetapi dia sedang sakit sehingga tidak bisa berbincang dengan banyak orang.

MBTI sering dikritik karena memiliki keterbatasan dalam memprediksi kinerja atau keberhasilan individu di tempat kerja. Banyak penelitian menunjukkan bahwa MBTI tidak memiliki dasar yang kuat dalam prediksi kinerja atau perilaku nyata di dunia profesional. Oleh karena itu, penggunaan MBTI dalam keputusan karier bisa menyesatkan jika terlalu diandalkan secara ekslusif.

Relevansi MBTI di Kehidupan Sehari-hari

Meski terdapat kritikan mengenai validitasnya, MBTI masih bisa bermanfaat dalam konteks tertentu. Alat ini dapat membantu individu memahami preferensi pribadi dan bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain. Dalam linkungan sosial, MBTI dapat menjadi sarana refleksi yang membantu meningkatkan kesadaran kita untuk memahami perspektif dan kebutuhan orang lain. 

Namun, penting untuk tetap realistis dalam menggunakan MBTI. Tes ini bukanlah alat diagnostik yang pasti dan hasilnya tidak boleh dianggap sebagai representasi mutlak dari siapa kita sebagai individu. Kepribadian adalah sesuatu yang sangat kompleks, jauh melampaui empat dimensi yang disederhanakan oleh MBTI.

Kesimpulan

MBTI membantu dan menawarkan wawasan tentang preferensi kepribadian dan bagaimana kita memahami diri sendiri serta orang lain. Namun, kita harus menyadari batasan ilmiah dari tes ini. 

Sebaiknya MBTI digunakan sebagai alat unuk merefleksikan diri dan meningkatkan pemahaman akan diri sendiri dan orang lain, bukan sebagai penentu tunggal dalam keputusan besar seperti karier. Pada akhirnya, kepribadian manusia jauh lebih dimanis dan kompleks daripada yang dapat diwakili oleh label empat huruf dalam MBTI.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun