Tujuan pendidikan bekerja sebagai media dalam melakukan pengembangan potensi dan mencerdaskan manusia agar siap menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Namun terdapat satu hal yang lebih dulu perlu diluruskan. Yakni kecendrungan tujuan pendidikan atau tujuan manusia yang berpendidikan lebih cenderung kepada hal duniawi saja seperti jabatan, kekuasaan, pekerjaan dan hal lain yang berporos pada hal duniawi. Maka masih kerap kita temui seseorang yang berpendidikan dan berintelektual namun mengalami krisis dalam aspek kemoralannya. Hal tersebut tidak akan terjadi apabila tujuan pendidikan diseimbangkan antara duniawi dan ukhrawi. Dalam sabdanya Rasulullah berkata:
( )
Nabi saw bersabda : "Jadilah engkau orang berilmu, penuntut ilmu, pendengar ilmu dan orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka." (HR. Baihaqi).
Hadits tersebut menyeru kita untuk senantiasa menjadi orang yang berilmu, atau orang yang mencari ilmu, atau pendengar ilmu atau pencinta ilmu. Itulah hakikat tujuan dari pendidikan, yakni memiliki ilmu yang dapat diajarkan atau menjadi pecinta ilmu, dan bukanlah tujuan lain. Maksudnya adalah jangan bertujuan selain empat hal tersebut, seperti pembenci ilmu, perusak ilmu dan lain sebagainya.
Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan bukanlah sekedar untuk membangga-banggakan diri, lebih dari itu kita dapat menebarkan manfaat bagi banyak manusia lainnya sebagaimana yang dianjurkan Rasulullah dan diriwayatkan dalam satu hadits:
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR. Ahmad).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H