Implementasi yang bisa di terapkan untuk Membumikan Agama Islam di lingkungan Mahasiswa
Sebagai mahasiswa aktif dipoliwangi setidaknya kita juga harus bisa menerapkan tentang cara membumikan Islam di Indonesia dengan cara yang simple terlebih dahulu yaitu dengan mengajak teman sebaya kita untuk ikut dalam sholat berjamaah diwaktu saatnya sholat bisa saat dhuhur maupun ashar, lalu mengajaknya tidak berbicara kotor setiap perkataan bercanda yang dia ucapkan, menegurnya dengan baik apabila ghibah itu dosa dan jangan melakukan hal mengejek orang lain, mengajaknya beramal Sholeh dengan menerapkan 5s dan juga amal seikhlasnya jika diperlukan, saat jam kosong sebaiknya diisi dengan hal-hal yang baik seperti mendengarkan lantunan ayat sambil mengerjakan tugas, lalu mendengar kajian di YouTube. Itu semua adalah hal kecil yang sangat berdampak pada lingkungan mahasiswa dimana kita bisa merubah hal kecil seperti ketika ada teman kita yang Islam namun jarang melakukan hal baik seperti hal nya sholat kita bisa merubahnya secara pelan-pelan dan secara tidak langsung itu mengajarkan hal baik dan meninggalkan hal buruk seperti yang sudah dijelaskan diatas, mungkin juga bisa berdampak pada teman kita yang nonis hatinya sedikit demi sedikit bisa berubah dan mengikuti ajaran kita dan berubah menjadi yang lebih baik lagi.
Selain itu juga bisa dicontohkan ketika ada mahasiswa yang mengikuti UKM imam di Poliwangi dimana UKM ini mengajarkan kebaikan tentang islami dimana kita bisa mengajarkan dakwah-dakwah kecil dengan kita mendapatkan ilmu di UKM imam kita bisa memberikan ilmu tersebut dan diajarkan di teman-teman kita, dan dari adanya kajian rutin di UKM imam Poliwangi juga sudah mengajarkan kita membumikan Islam di Indonesia secara tidak langsung dengan menghadirkan ulama-ulama atau ustadz yang berpengalaman untuk ikut dalam berdakwah di kampus.
Bisa juga dengan pengajaran pendidikan agama Islam dikampus, dimana dosen Poliwangi telah banyak mengajarkan kita tentang artinya Islam seperti apa dan banyak hal itu juga bisa disebut sebagai dakwah yang mengajak kita dalam hal kebaikan secara tidak langsung. Sudah seharusnya kita sebagai makhluk manusia di bumi sebagai utusan Allah yang diberi nyawa kita harus patuh dalam segala aturan yang telah ada dimana kita harus menjauhi larangan-nya dan menjalankan perintahnya yang telah diajarkan sebelumnya. Dengan adanya dakwah dan hal-hal yang positif yang telah diterapkan di kehidupan sehari-hari itu bisa merubah kebaikan Islam dimuka bumi ini menjadi agama yang dipandang baik, tidak hanya baik diluar namun juga didalam. Mari kita sama-sama memajukan Islam dengan segala bentuk kebaikan yang kita lakukan pada manusia baik secara individu maupun kelompok agar kita dapat dunia dan akhirat kelak di akhir nanti. Sebenarnya ini juga masih sulit diterapkan didunia perkuliahan namun kita harus bisa melawannya dan pelan-pelan untuk memulai hal baru dengan hidup yang lebih sehat.
Konsep arti Islam itu sendiri sebagai pengajaran awal umat Islam
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk diajarkan kepada manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi kegenerasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Agama yang menjadi petunjuk manusia, mengatur hubungan antara manusia dengan Rabbnya dan manusia dengan lingkungannya. Islam sendiri adalah sebuah teks agama yang diimani oleh umat muslim sebagai kitab suci (kitābullāh) dan firman langsung dari Tuhan (muslim menyebutnya sebagai Allāh) seperti yang diwahyukan kepada Muhammad, nabi Islam yang utama dan terakhir. Sebagai umat islam kita harus mematuhi segala aturan dan kebijakan yang ada sesuai UUD tentang keagaman negara juga, tidak semena-mena secara bersikap agar tidak mencela nama agama Islam itu sendiri. Muslim adalah orang yang memeluk ajaran Islam dengan cara menyatakan kesaksiannya tentang keesaan Allah dan kenabian Muhammad. Islam merupakan firman Tuhan yang menjelaskan syariat-syariat-Nya yang dimaksudkan sebagai petunjuk bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, termasuk dalam nash (teks suci) kemudian dihimpun dalam shuhuf dan kitap suci (Al QuranulKarim). Secara bahasa kata “Islam” berasal dari kata “sallama” yang berarti selamat,dan bentuk mashdar dari kata “aslama” yang berarti taat, patuh, tunduk dan berserah diri. Sedangkan secara istilah, Islam ialah tunduk, taat dan patuh kepada perintah Allah SWTseperti yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul utusan-Nya serta menyerahkan diri sepenuhnya hanya kepada Allah ta’ala.
Peran Rasulullah dalam Perkembangan Agama Islam
Untuk mengenang perjalan hidup Nabi Muhammad SAW, setiap tahunnya umat Islam memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad. Penyebaran Islam dimulai tak lama setelah wafat nabi Islam, Muhammad pada 632. Perdagangan yang terhubung ke banyak daerah telah membantu dalam penyebaran Islam. Masyarakat Arab sebelum mengetahui Agama islam dikenal sebagai masyarakat jahiliyah meyakini nilai-nilai berhala, perbudakan, diskriminasi, permusuhan, dan ketidakadial. Melalui dakwah rahasia (bi al-sirri) dan dakwah secara terbuka(bi al-jahri), Nabi Muhammad membebaskan umat manusia dengan mendidik mereka. Peradaban dunia menjelang lahirnya Islam sudah menyimpang jauh menurut ketentuan ajaran Allah Swt. Peradaban Arab saat itu mempunyai corak, yaitu bobroknya moralitas bahkan sama sekali tidak mencerminkan budaya yang positif, sehingga akibatnya peradaban Arab saat itu diklaim menjadi peradaban Jahiliah. Jahiliah mempunyai makna jahil (bodoh) khususnya pada hal moralitas, yaitu kebiasaan-kebiasaan pergaulan antar sesama, saat itu antar kabilah saling bermusuhan untuk saling berebut kekuasaan. Demikian pula hak- hak asasi manusia khususnya wanita, serta kalangan lemah tidak pernah ada, yang kuat memperdaya yang lemah, yang kaya memperdaya yang miskin serta seterusnya. Sebaliknya dalam perihal kemajuan budaya kebendaan, sesungguhnya rakyat Arab mempunyai budaya yang tidak mengecewakan sesuai ukuran zamannya. Dengan demikian, Jahiliah khususnya diperuntukkan dalam hal moralitas dan teologi. Dalam situasi dan kondisi peradaban dunia yang semacam itulah Nabi Muhammad SAW diutus Allah untuk membawa kepercayaan agama Islam dengan menjunjung tinggi peradaban bermoral.
Perjuangan Dakwah Rasulullah
Pada awal turunnya wahyu pertama Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah mengajarkan Islam secara rahasia, mengingat sosial politik pada waktu itu belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. Mula-mula Nabi mengajarkan kepada istrinya khadijah unutk beriman kepada Allah, kemudian di ikuti oleh anak angkatnya Ali ibn Abi Thalib (anak pamannya) dan Zaid ibn Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya yang kemudian diangkat menjadi anak angkatnya). Kemudian diikuti oleh para sahabat-sahabatnya. Secara bertahap ajakan itu diajarkan secara meluas, tetapi masih terbatas di kalangan keluarga dekat. Islam lahir ditengah-tengah masyarakat dengan membawa undang-undang baru sebagai pedoman dasar tentang ketauhitan dan kemasyarakatan, bagi pengaturan tingkah laku manusia dalam kehidupan dan pergaulannya. Selanjutnya pedoman dasar tersebut menjadi pijakan bagi pengembangan sistem sosial, ekonomi, politik dan budaya. Langkah dakwah seterusnya yang diambil Nabi Muhammad SAW adalah menyeru masyarakat umum. Nabi mulai menyeru segenap lapisan masyarakat kepada Islam dengan terang-terangan. Mula-mula Nabi menyeru penduduk Makkah, kemudian penduduk negeri-negeri lain. Nabi juga menyeru orang-orang yang datang ke Makkah, dari berbagai negeri untuk mengerjakan haji. Kegiatan dakwah dijalankannya tanpa mengenal lelah. Dengan usahanya yang gigih, hasil yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah pengikut Nabi Muhammad SAW yang tadinya hanya belasan orang, makin hari makin bertambah. Mereka terutama terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja, dan orang-orang yang tak punya. Mekipun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang lemah, namun semangat mereka sungguh membara. Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad tidak luput dari berbagai cobaan, bahkan secara terang-terangan kaum Quraisy yang mayoritas menduduki Makkah khawatir karena makin meningkat penganut islam pada saat itu. Mereka melakukan penghinaan, tidak hanya penghinaan yang ditimpakan kepada Nabi Muhammad SAW melainkan juga rencana pembunuhan yang disusun oleh Abu Sufyan. Kegagalan musyrikin Quraisy menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW dikarenakan Nabi Muhammad SAW dilindungi oleh Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Pada saat menghadapi ujian berat, Nabi Muhammad SAW diperintahkan Allah untuk melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah ke Bait al-Maqdis di Palestina, kemudian ke sidrah Muntaha. Di situlah Nabi Muhammad SAW menerima syariat kewajiban mengerjakan shalat lima waktu. Peristiwa ini dikenal dengan Isra' dan Mi'raj yang terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 11 sesudah kenabian. Setelah peristiwa Isra' dan Mikraj, suatu perkembangan besar bagi perkembangan dakwah Islam muncul, perkembangan datang dari penduduk Yatsrib yang berhaji ke Makkah. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta Nabi Muhammad SAW agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membela Nabi Muhammad SAW dari berbagai ancaman. Nabi pun menyetujui usul yang mereka ajukan. Perjanjian ini disebut perjanjian "Aqobah". Dan kemudian Nabi Muhammad SAW pindah ke Yatsrib.
Kewajiban Umat Islam dalam Penyebaran Agama Islam
Kewajiban umat islam dalam penyebaran agama islam adalah dengan berdakwah yang artinya mengajak umat manusia agama lain untuk berbuat baik dan meninggalkan berbuat buruk yang bisa menjadikan hidup sia-sia. Dalam ajaran Islam, berdakwah merupakan salah satu kewajiban bagi setiap umat muslim. Kegiatan berdakwah sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW.
Kegiatan berdakwah ditujukan untuk menegakkan amar ma'ruf nahi munkar atau mengajak umat manusia agar melakukan perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan buruk. Sebagian ulama lainnya juga memiliki pendapat mengenai berdakwah hukumnya diwajibkan bagi setiap umat muslim. Kelompok ulama ini di antaranya diwakili oleh Muhammad Abduh, al-Razi, Abu A'la al-Maududi, Sayyid Qutub, dan ulama lainnya. Sayyid Qutub, salah satu dari ulama, mengungkapkan berdakwah hukumnya fardhu 'ain sebab dengan kesiapannya berdakwah akan menjadi salah satu parameter keimanan seorang muslim terhadap Allah SWT. Adapun hal yang melatar belakangi alasan para ulama berpendapat bahwa berdakwa hukumnya fardhu 'ain atau wajib bagi setiap muslim, yaitu karena adanya kalimat وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ (waltakun minkum) di awal surat Ali Imran ayat 104 yang mengandung perintah mutlak tanpa adanya persyaratan tertentu yang mengikat. Ada beberapa ayat yang menyatakan tentang kewajiban berdakwah yaitu
QS. Ali Imran 104
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya: "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Namun mengutip buku Tafsir Maudhui Sosial terbitan Program Studi Ilmu Al-Quran, dalam Islam tidak diwajibkan untuk memaksa orang agar beriman kepada Allah. Umat Islam hanya diwajibkan untuk berdakwah seperti yang disebutkan oleh ayat-ayat di atas. Perihal dakwah itu nantinya diterima atau tidak oleh orang yang diajak berdakwah, itu adalah urusan Allah SWT. Berdasarkan buku tersebut, hal ini dipraktikkan oleh sahabat Umar bin Khattab ketika mengajak salah seorang wanita Nasrani tua untuk masuk Islam. Umar berkata "Masuklah ke dalam Islam, maka engkau akan selamat" Kemudian wanita tersebut enggan. Umar kemudian membaca ayat laa ikraha fi ad-din (tidak ada paksaan masuk agama Islam).
Penyebaran Agama Islam Di Nusantara
1. Melalui Jalur Perdagangan : Islam diperkirakan masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan sejak abad ke-7 hingga abad ke-11. Achmad Syafrizal dalam penelitiannya yang berjudul Sejarah Islam Nusantara dalam Jurnal Islamuna (2015) menyebutkan, sejak awal abad Masehi, kaum pedagang asing sudah mengunjungi beberapa pelabuhan di Nusantara, seperti Aceh, Barus, Palembang, Sunda Kelapa, dan Gresik.
2. Melalui Jalur Pernikahan : Pernikahan menjadi salah satu cara penyebaran Islam di Nusantara. Jalur pernikahan ini ditempuh para ulama sekitar abad ke-11 hingga ke-13 M. Windriati dalam Buku Siswa Sejarah Indonesia SMA/MA menyebut, umumnya saudagar yang menikah adalah orang-orang kaya dan terpandang. Sehingga, para putra-putri raja yang akan dipersunting harus masuk Islam terlebih dahulu. Jalur ini memiliki andil besar dalam persebaran Islam di Nusantara.
3. Melalui Jalur Pendidikan : Jalur pendidikan ini dibentuk oleh para da’i yang mengabdikan dirinya untuk menyebarkan Islam ke wilayah baru, salah satunya Nusantara. Para da’i penyebar agama Islam ini bukanlah pedagang, melainkan murni menjalankan misi untuk membawa ajaran Islam ke wilayah baru yang belum tersentuh Islam. Dalam praktiknya, mereka dipandu oleh para pedagang. Jalur pendidikan ini memegang peranan yang cukup penting. Sebab, melalui dakwah Islam yang semula dikenal di pantai-pantai sepanjang jalur perdagangan, akhirnya bisa berkembang luas hingga ke pulau-pulau Indonesia bagian timur.
4. Melalui Jalur Akulturasi Budaya : Agama Islam masuk ke Indonesia tak luput dari peran akulturasi budaya yang dilakukan oleh para da’i. Hal ini terjadi sekitar abad ke-12 hingga ke-14 M. Cara ini salah satunya dilakukan melalui pertunjukan wayang yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Ada juga strategi penyebaran Islam melalui permainan musik yang dilakukan oleh Sunan Bonang.
5. Melalui Jalur Politik : Penyebaran Islam di Nusantara juga dilakukan melalui pendekatan politik. Salah satunya adalah berdirinya Kesultanan Demak yang kental dengan peran Walisongo. Pemimpin pertama sekaligus pendiri Kesultanan Demak adalah Raden Patah yang merupakan putra dari Brawijaya V, raja terakhir Majapahit. Berdirinya Kesultanan Demak ini memudahkan penyebaran Islam di tanah Jawa. Ketika seorang raja telah memeluk Islam, maka rakyat pun akan berbondong-bondong mengikutinya.
Kesimpulan
Membumikan Islam di Indonesia adalah proses memperkenalkan dan memperluas pemahaman tentang ajaran Islam kepada masyarakat luas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan penerimaan dan pemahaman masyarakat terhadap Islam sebagai agama yang damai dan toleran. Ada beberapa cara untuk membumikan Islam di Indonesia, antara lain: Edukasi: Menyediakan sumber informasi dan pendidikan tentang Islam yang berkualitas dan terpercaya seperti kelas-kelas agama, program-program pengajian, dan kajian-kajian ilmiah. Media Sosial: Menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi dan pemahaman tentang Islam yang benar dan menghindari hoax dan informasi yang tidak benar. Pemahaman Diri: Mendorong umat Islam untuk lebih memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas. Kerja Sama: Berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mempromosikan dan memperluas pemahaman tentang Islam, seperti kerja sama dengan lembaga-lembaga keagamaan, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat. Menjaga Aktualitas: Menjaga aktualitas dan relevansi ajaran Islam dengan kebutuhan dan perkembangan zaman sehingga masyarakat tidak merasa Islam ketinggalan jamandan memiliki pemahaman yang benar tentang Islam. Dengan melakukan hal-hal tersebut, diharapkan dapat membumikan Islam di Indonesia dan memperkuat pemahaman masyarakat terhadap ajaran Islam yang sebenarnya. Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Kewajiban sebagai umat islam untuk membumikan Islam sudah tertera dalam berbagai hadist dan Surat di Alquran. Banyak cara yang dapat ditempuh dalam membumikan Islam di Indonesia. Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam dengan berbagai cara, di antaranya: Dakwah secara rahasia Nabi Muhammad SAW mengajak manusia untuk menyembah Allah dan meninggalkan berhala secara sembunyi-sembunyi. Dakwah secara terang-terangan, Setelah turun wahyu, Nabi Muhammad SAW mulai melakukan dakwah secara terang-terangan. Surat kepada raja-raja timur tengah, Nabi Muhammad SAW menyebarkan Islam melalui surat kepada raja-raja timur tengah.
Sumber :
Devin De Weese, Devin A, "Islamization and Native Religion in the Golden Horde", Penn State Press, Sep 1, 1994, ISBN 0-271-01073-8
Fred Astren, "Karaite Judaism and Historical Understanding", Univ of South Carolina Press, Feb 1, 2004 ISBN 1-57003-518-0
Tobin Siebers, "Religion and the Authority of the Past", University of Michigan Press, Nov 1, 1993, ISBN 0-472-08259-0
https://id.wikipedia.org/wiki/Penyebaran_Islam
https://www.detik.com/hikmah/dakwah/d-6364850/ini-hadits-yang-jelaskan-umat-islam-wajib-berdakwah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI