b. Manipulasi Data atau Aksi Finansial Tidak Diinginkan
Penyerang dapat menggunakan serangan CSRF untuk mengubah data pengguna atau melakukan tindakan finansial yang tidak diinginkan atas nama pengguna yang sah. Contoh termasuk mengubah kata sandi, mengganti alamat pengiriman, atau bahkan melakukan transaksi keuangan tanpa izin.
c. Kehilangan Kepercayaan Pengguna
Serangan CSRF yang berhasil dapat merusak kepercayaan pengguna terhadap keamanan suatu platform atau situs web. Jika pengguna merasa tidak aman dan privasi mereka terancam, mereka mungkin akan kehilangan kepercayaan dan meninggalkan penggunaan situs atau aplikasi tersebut.
d. Kerugian Finansial
Serangan CSRF dapat memiliki dampak finansial yang serius. Jika penyerang berhasil melakukan transaksi finansial tanpa izin pengguna, hal ini dapat menyebabkan kerugian finansial baik bagi pengguna maupun penyedia layanan.
e. Gangguan Layanan
Dalam beberapa kasus, serangan CSRF dapat menyebabkan gangguan layanan yang signifikan. Jika penyerang memanfaatkan serangan untuk mengakses atau mengubah data kritis, hal ini dapat mengganggu operasional situs web atau aplikasi.
Selain itu, perlu dicatat bahwa terkenanya serangan Cross-Site Request Forgery (CSRF) dapat memiliki dampak buruk yang signifikan pada keamanan dan integritas data pengguna. CSRF dapat memungkinkan penyerang untuk memanipulasi atau melakukan tindakan yang tidak diinginkan atas nama pengguna yang sah, tanpa pengetahuan atau persetujuan mereka.
5. Langkah Perlindungan terhadap Serangan CSRF
Untuk meningkatkan tingkat keamanan dan mencegah serangan semacam itu, langkah-langkah perlindungan proaktif perlu diterapkan pada halaman website asli. Salah satu metode yang efektif adalah dengan menggunakan CSRF (Cross-Site Request Forgery) token. Dalam konteks ini, implementasi CSRF token dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP.
Dengan menerapkan CSRF token, website dapat membuat token unik untuk setiap sesi atau permintaan login. Token ini akan disematkan ke dalam formulir login atau permintaan HTTP, dan akan diverifikasi oleh server saat permintaan diajukan. Dengan cara ini, bahkan jika penyerang memiliki akses ke data pengguna, upaya login melalui website pihak ketiga seperti reqbin.com akan gagal karena kurangnya CSRF token yang valid.
Proses pembuatan dan verifikasi CSRF token pada halaman website asli menciptakan lapisan keamanan tambahan, memastikan bahwa setiap permintaan yang masuk harus memiliki token yang sesuai dengan sesi yang aktif. Langkah ini menghambat upaya penyerang untuk menggunakan website pihak ketiga sebagai perantara untuk login, karena token tersebut hanya dikeluarkan oleh website yang sah.
Dengan mengimplementasikan strategi keamanan seperti ini, pemilik website dapat meminimalkan risiko serangan siber, melindungi integritas data pengguna, dan menjaga kepercayaan pengguna terhadap keamanan platform. Kesadaran dan penerapan tindakan keamanan proaktif seperti CSRF token adalah langkah penting dalam upaya menjaga keamanan digital di era yang semakin kompleks ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H