3. Faktor Sosial
Lingkungan sosial memiliki pengaruh besar terhadap emosi seseorang.
Hubungan Interpersonal: Interaksi dengan keluarga, teman, atau rekan kerja dapat memengaruhi suasana hati. Dukungan sosial yang baik biasanya menghasilkan emosi positif, sedangkan konflik sosial dapat menimbulkan emosi negatif seperti stres atau marah.
Budaya: Budaya tempat seseorang tinggal dapat memengaruhi cara mereka mengekspresikan emosi. Sebagai contoh, budaya Barat cenderung mendorong ekspresi emosional secara terbuka, sementara budaya Timur lebih mengedepankan pengendalian emosi.
Tekanan Sosial: Harapan dari masyarakat atau kelompok sosial tertentu dapat menciptakan stres emosional, terutama jika seseorang merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi tersebut.
4. Faktor Lingkungan
Lingkungan fisik di sekitar individu juga memainkan peran penting dalam membentuk emosi.
Keadaan Cuaca: Cuaca dapat memengaruhi mood. Hari yang cerah sering dikaitkan dengan perasaan bahagia, sedangkan cuaca hujan atau mendung dapat memicu perasaan melankolis.
Lingkungan Tempat Tinggal: Lingkungan yang aman dan nyaman cenderung mendukung emosi positif, sedangkan lingkungan yang kacau atau penuh ancaman dapat memicu kecemasan dan stres.
Paparan Media: Konsumsi media, seperti berita atau media sosial, dapat memengaruhi emosi seseorang. Paparan konten negatif atau provokatif sering kali memicu emosi seperti kemarahan atau ketakutan.
5. Faktor Kognitif