Selama ini ada konotasi negatif tentang helicopter parenting. Metode ini sering dianggap terlalu mengurusi dan mengawasi anak dan berdampak anak sulit untuk mandiri ketika beranjak dewasa.
Orangtua helikopter adalah julukan yang digunakan oleh para remaja untuk menjelaskan perilaku orangtua mereka yang selalu mengawasi segala tindak-tanduk mereka.Â
Cara mendidik anak dengan model helicopter parenting menuju pada gaya pengasuhan orangtua yang terlalu fokus ke anak dan orangtua yang seperti ini terlalu memegang tanggung jawab berlebihan kepada anak serta terlalu berlebihan terhadap keberhasilan maupun kegagalan anak.Â
Menurut Ann Dunnewold, Ph. D., seorang psikolog dan penulis buku menyebutnya overparenting. Artinya orangtua terlalu terlibat di dalam kehidupan anak dan terlalu mengontrol anak hingga melebihi batas pengasuhan.Â
Model pengasuhan sepeti ini mulai bermunculan pada ora generasi saat ini.Â
Pada generasi sebelum-sebelumnya orangtua cenderung "membebaskan" anak. Namun orangtua di zaman sekarang juga lebih aktif, contohnya adalah orangtua membangunkan anaknya ketika akan berngkat sekolah/ kuliah.
Memang ketika berbicara pola asuh orangtua, tidak ada hak untuk memberi tahu ibu apa yang terbaik. cukup lakukan yang terbaik menurut ibu dan meminta bantuan bila ibu membutuhkannya.Â
Cara mendidik model helicopter parenting bisa terjadi karena berbagai alasan, berikut beberapa alasannya:Â
1. Merasa CemasÂ
Rasa cemas di sini meliputi banyak aspek, bisa kecemasan ekonomi, pekerjaan dan aspek-aspek lain yang bisa mendorong orangtua untuk mengambil kontrol terhadap kehidupan anak dengan niat untuk melindunginya. Kecemasan bisa memastikan anak terhindar dari rasa kecewa.Â
2. Kompensasi BerlebihanÂ