Mohon tunggu...
Nadia Putri Sarah Pardede
Nadia Putri Sarah Pardede Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris

Sedang dalam proses menjadikan nulis sebagai kewajiban.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Berpikir Rasional demi Menjaga Makroprudensial

29 Juni 2020   23:42 Diperbarui: 29 Juni 2020   23:40 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Tidak ada yang ingin mengalami kantong kering terlebih di saat semua serba susah seperti sekarang ini. Maka, mulai menyusun rencana adalah langkah yang paling tepat untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Awali dengan melihat kemampuan yang ada dalam diri, apakah bidang tersebut bisa kita tangani sesuai dengan kemampuan kita. Lalu, pikirkan cara kreatif untuk mengelola bisnis yang dijalani.

Business (bisnis) yang berasal dari kata busy yang bermakna sibuk/kesibukan (Wikipedia, Bisnis, 2020). Artinya, bisnis adalah kesibukan dalam melakukan aktivitas yang menghasilkan keuntungan. Tentunya tidak mudah untuk memulai bisnis terlebih untuk pemula ditengah pandemi yang membuat segalanya menjadi sulit. Bisa dimulai dengan bisnis dibidang jasa.

Contohnya, jika memiliki bakat editing foto, membuka jasa edit foto adalah keputusan yang baik. Rancang bisnis sedemikian rupa sehingga banyak yang tertarik untuk menggunakan jasa tersebut. Seperti mempromosikan layanan jasa tersebut ke akun media sosial. Apalagi jika melihat seberapa aktif para millenial di media sosial, tentu menjadi peluang besar atas kelancaran bisnis ini.

Selanjutnya di bisnis penjualan barang. Ada 2 pilihan: menjadi produsen (pembuat barang) atau distributor (penyalur barang). Jika memiliki kemampuan sebagai produsen, untung yang didapatkan tentu lebih banyak karena tanpa perantara lagi alias langsung bertransaksi dengan pembeli.

Contohnya, penjualan masker kain yang dijahit sendiri, itu adalah salah satu strategi dagang yang bagus karena masker seolah-olah sudah menjadi kebutuhan primer sekarang. Tetapi ingat untuk menjualnya dengan harga yang normal dan wajar. Lalu ada bisnis sebagai distributor atau reseller. Artinya hanya menjual kembali atau sebagai perantara produsen dan pembeli.

Jika belum berani untuk menyetok barang dengan jumlah yang besar, cobalah metode PO atau Pre-order, artinya distributor  menawarkan dulu barang jualannya ke orang-orang. Jika ada konsumen yang ingin memesan, barulah distributor melapor ke pihak produsen untuk memproses barang pesanan. Cara ini cukup efektif untuk menghindari penumpukan barang akibat tidak laku.

Nah, mengingat bahwa menjadi produsen atau penghasil barang lebih menjanjikan untung yang yang besar, tentu saja ini menjadi pilihan sebagian besar orang. Memang, tantangan yang dilalui akan lebih besar sebanding dengan untung yang didapat. Jangan lupa untuk memastikan bahwa barang yang kita hasilkan memiliki kualitas yang baik dan layak.

Hindari Hoax: Baca, Pastikan dan Bagikan

Hoax atau berita bohong selalu berkaitan erat dengan isu-isu terhangat yang sedang terjadi. Banyak oknum yang memilih untuk memperburuk keadaan dengan menciptakan kabar palsu sesuai dengan imajinasinya. Berita hoax biasanya bersifat provokatif dan tidak menyajikan data dan fakta (Yunita, 2017).

Sumbernya pun cenderung tidak jelas dan terkesan ditutup-tutupi. Isinya menimbulkan kecemasan terhadap pembaca dan memancing pembaca untuk membagikannya kepada orang lain. Tradisi orang-orang yang langsung membagikan tanpa memastikan inilah yang menyebabkan berita hoax tetap eksis sampai sekarang.

Ada beberapa langkah yang harus kita lakukan untuk menghindarkan diri dari dampak negatif dari berita hoax. Pertama, sangat dianjurkan untuk membaca lebih dari satu sumber dengan pembahasan yang sama tetapi pastikan berita tersebut berasal dari sumber yang sudah diakui kredibelitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun