Pernahkah kamu merasakan jantung berdebar-debar saat tidak beraktivitas atau mengalami pusing tanpa sebab yang jelas? Kamu mungkin menganggap sepele gejala-gejala tersebut. Sebaiknya kita jangan mengabaikannya karena gejala seperti jantung berdebar-debar ternyata bisa menyebabkan penyakit hipertensi yang sangat berbahaya bahkan bisa menyebabkan kematian. Hipertensi atau sering dikenal tekanan darah tinggi merupakan penyakit saat pembuluh darah mengalami peningkatan tekanan secara terus menerus. Orang bisa dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan sistolik darah lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2023, angka hipertensi di Indonesia mencapai 30,8%. Angka tersebut meningkat dari yang sebelumnya 25,8% pada tahun 2013. Angka ini membuktikan bahwa penyakit hipertensi masih banyak terjadi di Indonesia.
 Mengapa Hipertensi Dijuluki "Silent Killer"?
   Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai "silent killer"  karena banyak orang yang tidak menyadari mengalami hipertensi karena gejalanya tidak jelas, seperti sakit kepala yang sering diabaikan dan dianggap hal biasa. Lalu, mereka baru menyadari ketika sudah ada komplikasi penyakit yang lain, seperti stroke, gagal ginjal, penyakit jantung bahkan sampai menyebabkan kematian. Menurut data Riskesdas Kementerian Kesehatan RI 2018, sekitar 63 juta orang di Indonesia mengalami hipertensi, sayangnya lebih dari 427 ribu orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat penyakit ini.
Siapa Sasarannya?
    Penyakit hipertensi bisa menyerang siapa saja, dari muda bahkan sampai usia tua. Tetapi, mayoritas yang menderita hipertensi adalah usia 55 tahun ke atas.
Â
Apa Gejala Hipertensi?
  Secara umum, orang yang mengalami hipertensi memiliki gejala, seperti:
- Kepala pusing
- Merasa sesak/ jantung berdebar-debar
- Merasa mual dan muntah
- Suka kelelahan
- Pandangan berkabut
- Sering merasa gelisah
Apa faktor risiko terjadinya hipertensi?
   Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi, yaitu:
- Usia yang semakin tua, terutama di atas 55 tahun
- Adanya keturunan atau riwayat keluarga yang terkena hipertensiÂ
- Adanya kebiasaan makan-makanan yang tidak sehat, seperti makanan tinggi garam, alkohol
- Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga
- Orang yang sedang  stres atau banyak pikiran   Â
Â
Bagaimana cara mencegah hipertensi?
   Beberapa cara  untuk mencegah terjadinya hipertensi ini bisa dilakukan bagi orang yang belum menderita penyakit hipertensi atau yang sudah menderita hipertensi. Berikut ini adalah cara-caranya:
- Untuk orang yang belum menderita hipertensi dengan cara CERDIK
C: Cek Kesehatan Rutin
   Memeriksakan tekanan darah minimal 1 bulan sekali untuk mendeteksi penyakit sejak dini
E: Enyahkan Asap Rokok
  Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
R: Rajin Aktivitas Fisik
  Beraktivitas/berolahraga minimal 150 menit setiap Minggu
D: Diet Seimbang
  Mengurangi makanan berlemak, tinggi garam/ asin, memperbanyak konsumsi buah dan sayur
I: Istirahat CukupÂ
  Mencukupi waktu istirahat/tidur malam minimal 7-8 jam (Kemenkes)
K: Kelola Stres
  Mengelola agar tubuh tidak mengalami stres, seperti mengatur pernapasan, refreshing atau  jalan-jalan,
Â
- Untuk Orang yang sudah menderita hipertensi dengan cara PATUH
P: Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
  Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan anjuran dokter, seperti berobat
  ke dokter, mematuhi untuk minum obat
A: Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
   Meminum obat yang sudah diresepkan oleh dokter secara tepat dan  teratur
T: Tetap diet dengan gizi seimbang
   Banyak mengonsumsi sayur dan buah, mengurangi makanan yang tinggi lemak
   dan membatasi konsumsi garam maksimal 1 sendok teh atau 2 gram per hari.
U: Upayakan aktivitas fisik dengan aman
   Melakukan aktivitas fisik atau olahraga, seperti jalan santai, berenang
H: Hindari asap rokok, alkoholÂ
   Menghindari untuk merokok dan asap rokok, alkohol
Yuk! Sayangi dirimu dengan jaga kesehatan mulai dari sekarang!
Referensi:
Causes, Symptoms, and Treatments. (online) https://www.healthline.com/health/hypertension (Diakses pada: 16 November 2024).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2023. Riskesdas 2023: Riset Kesehatan Dasar. [Online] diakses 10 November di https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/potret-sehat-indonesia-dari-kacamata-ski-2023/
Riskesdas Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) (Vol. 44, Issue 8). https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201
Suryani, N., Noviana, & Libri, O. 2020. Hubungan Status Gizi, Aktivitas Fisik, Konsumsi Buah dan Sayur dengan Kejadian Hipertensi di Poliklinik Penyakit dalam RSD Idaman Kota Banjarbaru. Jurnal Kesehatan Indonesia, 10(2), 100--107.
World Health Organization. (2023). Global Health Estimates: Leading Causes of Death (Diakses pada 17 November 2024).
Penulis:Â
Nadia Putri Salsabela (Mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H