Pada suatu pagi, sang semut kembali berjalan-jalan di taman itu. Karena hujan, genangan lumpur terdapat di mana-mana. Lumpur itu membuat semut tergelincir dan terjatuh. Sang semut hampir tenggelam dalam genangan lumpur tesebut. Dia berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan.
"Tolong, bantu aku! Aku hampir tenggelam. Tolong... tolong...!"
Untunglah, seekor kupu-kupu terbang melintas di area itu. Kemudian, kupu-kupu menjulurkan sebuah ranting ke arah semut.
"Semut, peganglah erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting itu." Lalu, semut memegang erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat ranting dan menurunkannya di tempat aman.
Sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu yang baik hati karena telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji.
Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut, "Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek."
Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan.
Nah, apakah kalian sudah memahami teks fabel? Ternyata, teks fabel itu memiliki cerita yang sangat menarik ya. Meskipun diceritakan sebagai binatang yang bisa berbicara, tapi teks fabel itu gak serem kok. Malah semakin asyik kalau ceritanya kita baca secara lengkap. Semoga kalian dapat membuat teks fabel ya setelah membaca artikel ini.
Sumber:
- https://www.ruangguru.com/blog/struktur-dalam-menulis-cerita-fabel