Lebih lanjut, Fadhlan Amri berharap khususnya generasi muda dapat memberikan keseimbangan antara baca buku fisik dan e-book, sehingga buku-buku baru ataupun bekas tidak semakin menumpuk. Buku bekas itu juga bisa kita daur ulang sehingga dapat mengasah kemampuan kreativitas," pungkasnya.
Sejarah toko buku yang cukup terkenal menjadi tempat legendaris untuk bernostalgia dengan era kejayaan buku yang pernah menjadi salah satu latar film "Ada Apa Dengan Cinta?" yang dirilis pada 2002 lalu. Menghargai sebuah tempat yang mempunyai banyak kenangan, tidak ada salahnya. Namun, perkembangan teknologi yang hampir tak terbendung terasa pada pedagang di Pasar Buku Kwitang yang kian sepi. Kini, pedagang memutar otak agar usahanya tetap bertahan tak tergantikan zaman.
Penulis: Nadiah 11230511000022, Mahasiswi semester 2 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H