Mohon tunggu...
Nadia Azzahra
Nadia Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa UPI KAMPUS CIBIRU yang saat ini tengah menjalani perkuliahan semester 1 prodi PGSD.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Guru dan Pendidikan Karakter terhadap Generasi Alpha di Era Perkembangan Teknologi

18 Desember 2022   19:03 Diperbarui: 18 Desember 2022   19:05 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan karakter yang diterima semasa di lingkungan keluarga kemudian diperkuat dan dibangun kembali ketika memasuki lingkungan sekolah. Saat memasuki lingkungan baru sangat memungkinkan terjadi perubahan sikap karena faktor eksternal seperti budaya lingkungan sekolah, metode mengajar, kurikulum sekolah, serta pendidik berbed dengan apa yang dialami di lingkungan sebelumnya. Selain itu, proses penguatan karakter di sekolah berperan pada guru yang menjadi sentral yang paling mendominasi. Artinya peran serta sikap guru sangat mempengaruhi karakter seorang anak. 

Di lingkungan sekolah saat ini proses ajar mengajar sudah bersentuhan dengan dunia teknologi dan informasi. Bahkan teknologi dan informasi sudah dapat membantu sistem pembelajaran serta berkontribusi dalam penguatan pendidikan karakter anak. Maka dari itu, perlunya untuk mengintegrasikan program penguatan karakter disetiap rangkaian kegiatan pembelajaran dimana guru perlu agar bisa menambahkan nilai-nilai pendidikan karakter sesuai dengan materi mata pelajaran yang diberikan. Untuk melakukan hal tersebut tentu saja dibutuhkan seorang guru yang cakap akan penggunaan teknologi digital. Kecakapan tersebut merupakan sikap dan kompetensi bagi setiap individu yang sangat diperlukan pada era perkembangan teknologi dan informasi seperti saat ini. Falloon, 2020 ((Muhammadiyah dkk., 2022) mengatakan guru yang memiliki kecakapan berliterasi digital akan mampu untuk mentransfer pengalaman dan pengetahuan kedalam proses ajar mengajar yang dilakukan. Kecakapan literasi digital yang baik dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman siswa akan materi yang disampaikan oleh guru. Tetapi kecakapan literasi digital yang dimaksud disini bukanlah hal yang sederhana seperti guru hanya perlu untuk memahami bagaimana teknologi dan informasi itu, melainkan tentang bagaimana guru dan siswa membangun suatu hubungan menggunakan teknologi sehingga dalam penyajiannya informasi atau pengalaman yang guru berikan tersampaikan dengan baik termasuk nilai penguatan karakter yang tersaji dalam materi tersebut (Mujtahid dkk., 2021) 

Menurut Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikn Nasional, pendidikan karakter yang perlu ditanamkn Nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan pada anak usia dini menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018, nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan pada anak ada lima, yaitu : Pertama, nilai karakter religius. Nilai religius didalamnya mencakup nilai beriman dan bertaqwa, cinta damai, toleran, menghargai perbedaan, teguh pendirian, percaya diri, bekerja sama, kasih sayang, bersahabat, tulus, menghargai pendapat orang lain, mencintai lingkungan, hidup bersih, sehat, dan melindungi yang kecil dan tersisih. Kedua, nilai karakter nasionalisme. Nilai nasionalisme mencakup nilai cinta tanah air, mengikuti aturan, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama, menghargai diri sendiri dan orang lain, bangga pada budaya bangsa sendiri, rela berkorban, unggul, dan berprestasi. Ketiga, nilai karakter kemandirian. Nilai kemandirian mencakup didalamnya nilai tekun bekerja, sikap tangguh dan daya juang, mengikuti aturan, mengembangkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan keberanian. Keempat, nilai karakter gotong royong. Nilai gotong royong didalamnya mencakup nilai-nilai; nilai memiliki sikap peduli, menghargai karya diri sendiri dan orang lain, menghargai kesepakatan bersama, bekerja sama, membiasakan bermusyawarah maupun diskusi, tolong menolong, mengembangkan sikap solidaritas, berempati, anti diskriminasi dan kekerasan, setia kawan. Kelima, nilai karakter integritas. Nilai integritas di dalamnya mencakup nilai tanggung jawab sebagai warga negara, anti korupsi, terlibat dalam kehidupan sosial, sabar dan teratur, jujur, cinta pada kebenaran, adil, menepati janji, tanggung jawab, dan menghargai teman yang berbeda 

Penyajian nilai penguatan pendidikan karakter dengan mengintegrsikanya ke dalam materi pembelajaran merupakan proses pemberdayaan pontensi pada anak, yakni proses humanisasiee (humanizing), dan proses pembudayaan. Model penyajian nilai karakter pada pembelajaran, yaitu dengan model pembelajaran penanaman nilai, model pembelajaran project citizen, model pembelajaran analisis nilai, model pembelajaran berbasis perkembangan penalaran moral, (Fauziddin, 2017). Namun, lebih dari itu guru sebagai sentral dalam penguatan pendidikan karakter harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran. Sebab Fenomena perkembangan teknologi informasi saat ini menekankan berbagai aspek teknologi digital yang memiliki dampak bagi kepribadian seorang individu, seperti perilku individualis dan pergeseran karakter. 

Faktor lain yang menjadi pengaruh dan dapat mempengaruhi pendidikan karakter ialah lingkungan masyarakat, Pola pendidikan di masyarakat ini sebenarnya terwujud atau terlaksana melalui aturan, norma, serta kearifan lokal yang berlaku sehingga terjadi pembatasan dan pelurusan sikap individu yang diatur oleh norma masyarakat hingga menjadi terbiasa dalam sikap karakter yang sesuai dan diterima di masyarakat tersebut (Yoga Purandina & Astra Winaya, 2020). 

Pendidikan karakter berkaitan dengan pendidikan untuk membangun dan mengembangkan individu seutuhnya baik jasmani maupun rohani. Karakter yang baik bukan hanya dibentuk melalui sistem pendidikan di sekolah saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab orang tua di rumah. Pendidikan karakter merupakan suatu pondasi yang perlu untuk ditanamkan pada era perkembangan teknologi seperti saat ini terutama pada generasi alpha, genersi yang tumbuh dan berkembang bersama teknologi serta generasi yang paling deket dengannya. Pendidikan yang perlu diberikan bukan hanya kemampuan akademik saja, melainkan lebih pada kemampuan intelektual, emosional, moral dan akhlak. Selain itu, dibutuhkanya generasi berkualitas yang mampu beradaptasi dan juga bertahan di ingkungan yang dinamis. Di lingkungan sekolah guru berperan sebagai sentral dalam menanamkan nilai-nilai yang mana harus mampu untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran sesuai dengan materi yang diberikan menggunakan teknologi agar pembangunan karakter dan penggunaan teknologi berjalan seimbang. 

DAFTAR PUSTAKA :

  • Adam, A. (2017). Selamat tinggal generasi milenial, selamat datang generasi z. Tirto. id. 
  • Fadlurrohim, I., Husein, A., Yulia, L., Wibowo, H., & Raharjo, S. T. (2019). MEMAHAMI PERKEMBANGAN ANAK GENERASI ALFA DI ERA INDUSTRI 4.0. 2(2), 178–186. 
  • Fauziddin, M. (2017). Upaya Peningkatan Kemampuan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun melalui Kegiatan Menceritakan Kembali Isi Cerita di Kelompok Bermain Aisyiyah Gobah Kecamatan Tambang. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 42. https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i1.30 
  • Gusti Agung Made Gede Mudana Jurusan Pendidikan Agama dan Bahasa Bali, I., & Mpu Kuturan Singaraja, S. (2019). MEMBANGUN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA. Jurnal Filsafat Indonesia, 2(2). 
  • Kuswanto, C. W., Pratiwi, D. D., & Denata, G. Y. (2022). Eksistensi Permainan Tradisional sebagai Aktivitas Fisik Anak Usia Dini Pada Generasi Alfa. KINDERGARTEN: Journal of Islamic Early Childhood Education, 5(1), 21. https://doi.org/10.24014/kjiece.v5i1.16525 
  • McCrindle, M. (2019). What comes after Generation Z? Introducing generation alpha. Retrieved October, 20, 2019. 
  • Muhammadiyah, U., Sultan, M. J., 259, A. N., Sari, G., Rappocini, K., Makassar, K., & Selatan, S. (2022). PENGARUH KECAKAPAN LITERASI DIGITAL GURU TERHADAP PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR Tasrif Akib, Fathrul Arriah, Surya Dharma. Dalam JAMP: Jurnal Adminitrasi dan Manajemen Pendidikan (Vol. 5). http://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/ 
  • Mujtahid, I. M., Berlian, M., Vebrianto, R., Thahir, M., & Irawan, D. (2021). The Development of Digital Age Literacy: A Case Study in Indonesia. Journal of Asian Finance, Economics and Business, 8(2), 1169–1179. https://doi.org/10.13106/jafeb.2021.vol8.no2.1169 
  • Pembentukan Karakter Anak Usia Dini: Keluarga, Sekolah, Dan Komunitas? (t.t.). https://obsesi.or.id/index.php/obsesi 
  • Pendidikan Karakter Ni, P., Khoirunnisa, H., Ilmu Pendidikan, F., & Negeri Semarang, U. (2022). PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI TERHADAP GENERASI ALPHA DI ABAD 21. 7(1). https://doi.org/10.33222/pelitapaud.v7i1.1456 
  • Rihlah, J., Kamilah, U., & Destita, S. (2020). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1). https://doi.org/10.31849/paud-lectura.v%vi%i.4878 
  • Sudrajat, A. (t.t.). MENGAPA PENDIDIKAN KARAKTER? 
  • Yoga Purandina, I. P., & Astra Winaya, I. M. (2020). Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga Selama Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi COVID-19. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 270–290. https://doi.org/10.37329/cetta.v3i2.45  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun