Mohon tunggu...
Nadia Astria
Nadia Astria Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Arogansi Menjadi Alasan Amien Rais Menolak Ahok

14 September 2016   12:50 Diperbarui: 27 Desember 2016   19:22 3994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) adalah sesuatu hal yang paling ditunggu baik dari kalangan masyarakat maupun para kalangan elite, karena masyarakat sangat tidak sabar untuk mengetahui siapa pemimpin yang terpilih di daerah mereka nanti, yang akan menjadikan daerah mereka tempat yang maju menjadi lebih baik lagi dan yang akan mereka jadikan sebagai panutan kedepannya nanti. Masyarakat pastinya menginginkan para calon Pilkada yang memang amanah, berwibawa, berkompeten, tegas dan kinerjanya dalam memimpin layak untuk di acungi jempol.

Maka dari itu visi misi dan cara kepemimpinan dari setiap calon Pilkada nantinya sangat diperhatikan oleh masyarakat sebagai bahan pendukung atau pun pertimbangan dalam memilih, setiap masyarakat nantinya pasti tidak menginginkan seorang pemimpin yang tidak begitu memperdulikan kehidupan rakyatnya. Masyarakat sangat membutuhkan pemimpin yang memang benar-benar bisa membuat masalah-masalah di daerahnya menjadi terselesaikan. Dalam Pilkada banyak timbul konflik-konflik yang mendukung kandidat, baik yang saling menjatuhkan untuk mendapatkan posisi yang akan didapatkan bahkan secara terang-terangan berpendapat mengenai ketidaksukaannya terhadap kandidat yang dicalonkan.

DKI Jakarta akan mengadakan pemilihan Gubernur selanjutnya untuk menggantikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta. Tak hanya masyarakat DKI Jakarta saja yang menantikan tetapi para calon Gubernur DKI Jakarta pun menanti pemilihan tersebut, termasuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Akan tetapi pencalonan Ahok sebagai Gubernur banyak menuai Pro dan Kontra bukan hanya dikalangan masyarakat tetapi dikalangan elite juga, Amin Rais misalnya. Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) dan mantan ketua MPR RI, Amien Rais. Sangat menentang untuk tidak mendukung Ahok dalam pertahanan Pilkada Gubernur DKI Jakarta. Karena ia sangat tidak setuju dengan sikap arogan yang dimiliki Ahok.

Menurut pandangan Amien Rais, ia melihat selama Ahok memimpin DKI Jakarta sikapnya tidak wajar terhadap masyarakat dan membuat dirinya menjadi menentang dan menolak Ahok. Ia mengatakan Ahok tidak layak menjadi seorang pemimpin, karena sikapnya yang arogan, bengis, keras kepala, senang menantang berbagai pihak, keras kepada rakyat kecil, suka menyeleneh dan sikapnya yang sangat tidak manusiawi sehingga sering memicu timbulnya kontroversi. Menurutnya juga tidak hanya sikap yang seperti itu yang melihatkan bahwa sikap pemimpin itu salah dan tidak wajar tetapi Ahok juga adalah satu-satunya pemimpin yang ingin membawa kebenaran menurut kacamata penglihatan bagi dirinya sendiri.

Amien Rais menginginkan pemimpin DKI Jakarta selanjutnya adalah orang yang punya belas kasih, santun dan tidak arogan. Ia mengatakan jangan sampai pemimpin DKI Jakarta untuk selanjutnya nanti ingin membawa kebenaran menurut kacamata penglihatan bagi dirinya sendiri dan tidak pro pada rakyat kecil serta tidak mau menerima kritikan atau masukan dari orang-orang.

Akibat dari ketidaksukaan Amien Rais terhadap sikap Ahok yang arogan dalam memimpin, Ia sampai mengancam apabila ketua umum PAN Zulkifli Hasan memberikan dukungan kepada Ahok, maka Amin Rais akan melengserkan Zulkifli Hasan dari ketua umum PAN. Amien Rais menambahkan komitmen untuk tidak mendukung Ahok merupakan sikap tegas partai. Bahkan Zulkifli sudah memastikan tidak akan memberikan rekomendasi dukungan pada Ahok. Zulkifli dan pengurus Dewan Pimpinan Pusat PAN memang sudah solid untuk tidak mendukung Ahok. PAN sepakat menganggap Ahok sebagai pemimpin yang tidak pro rakyat kecil dan tak layak diusung. Amien Rais meyakini, masih banyak calon lain yang bisa diusung untuk mengalahkan petahanan, seperti Yusril Ihza Mahendra dan Rizal Ramli. Adapun untuk menyiasati kursi DPRD DKI yang minim, PAN akan bergabung dengan partai-partai di koalisi kekeluargaan.

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam menanggapi pernyataan dari Amien Rais, ia tidak ambil pusing bahkan ia menganggap bahwa pernyataan dari Amien Rais adalah sebuah hal yang biasa, bahkan Ahok bingung "Waktu saya jadi bupati, dia (Amien Rais) kasih penghargaan ke saya sebagai aktor demokrasi sesungguhnya. Aku dikasih pin, dia masih baru selesai dari Ketua MPR dikawal datangnya. Di Ancol, dia kasih penghargaan terus dia ngomong gini ke saya 'saya titipkan perjuangan demokrasi reformasi Indonesia kepada kamu'," tuturnya di Balaikota DKI Jakarta, Senin (25/4). Ahok mengira pernyataan dan sikap yang sebelumnya pernah diungkap mantan petinggi PAN tersebut (Amien Rais)  lupa karena faktor usia, “mungkin dia sudah tua, jadi pikun kali.” Tutupnya.

Begitu juga tanggapan dari masyakat terhadap Amien Rais, contohnya dari rakyat kecil. Tentunya rakyat kecil bertanya-tanya, “masukan seperti apa yang bisa diharapkan dari tokoh yang omongannya tidak bisa dipercayai ini?” , "Ngapain dengerin Amien Rais?" tanya seorang penjual gorengan di kawasan Blok M. "Orang dia aja gak tepati janjinya buat jalan kaki Jogja-Jakarta. Iya kan?" timpal pedagang makanan lainnya.

Dari tanggapan rakyat kecil ini, berarti ia tidak mau begitu peduli dan mendukung omongan yang telah di ucapkan oleh Amien Rais, karena menurut mereka Amien Rais saja tidak bisa menepati janjinya jadi untuk apa begitu peduli dan mempercayai omongan yang tidak akan ada yang bisa diharapkan dari dirinya. Rakyat kecil ini tidak begitu ingin tahu apakah Ahok menurut Amien Rais tidak layak menjadi seorang pemimpin, yang penting bagi rakyat adalah bagaimana Ahok ataupun colon pemimpin Pilkada nanti bisa memberikan sesuatu hal yang membuat Jakarta lebih maju dan membuat kehidupan masyarakat yang aman, nyaman, layak serta bermanfaat bagi daerahnya nanti dan bagi tiap kehidupan mereka.

Kebanyakan dari masyarakat yang memberikan opininya, kalau bersikap arogan itu tidak terlalu dipermasalahkan, asalkan nantinya bisa sukses mencapai hasil yang baik, membuat masyarakat menjadi senang melihat kehidupan dan tempat mereka terhindar dari masalah-masalah. Dari pada yang berteleh-teleh tidak membuahkan hasil yang baik sama sekali.

Menurut saya Amien Rais hanya melihat dari sisi sikapnya Ahok saja, tanpa memperhatikan apa saja yang sudah di lakukan Ahok untuk memajukan DKI Jakarta. Apa yang dilakukan Ahok itu adalah hal yang benar. Sikap Ahok tegas dan tidak berteleh-teleh. DKI Jakarta adalah ibu kota Indonesia yang dimana seluruh nya berpusat di DKI Jakarta, kalau pemimpinnya lemah mau jadi apa Jakarta? dan saya rasa sikap Ahok adalah hal yang wajar karena sudah banyak sekali hal-hal yang harus diperbaiki dan jika di diamkan sama saja Ahok tidak berfungsi sebagai Gubernur DKI Jakarta, tidak masalah Ahok bersikap arogan asalkan Ahok bisa membuat DKI Jakarta menjadi kota yang lebih maju, dan lihat saja sekarang terbukti bahwa sudah ada hasil yang baik yang dilakukan oleh seorang Ahok.

Karena seharusnya kita ingat sebelum Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sudah berapa kali berganti gubernur dan kesalahan yang terjadi di DKI Jakarta bukan baru terjadi 10 tahun atau 20 tahun, tetapi lebih dari itu dan Ahok ingin membenarkan apa yang sudah terjadi di DKI Jakarta yang skalanya bukan lagi hal main-main untuk bernegosiasi memang harus ada hal yang dikejamkan jika ingin Jakarta kembali membaik.

Untuk menjalankan roda pemerintahan suatu daerah sangat membutuhkan sosok yang memiliki pengalaman dan mempunyai hati yang tulus peduli membangun daerah yang ia pimpin. Ahok orang yang tepat menurut saya. Banyak sekali kearoganan Ahok membuahkan hasil, hingga KPK saja kagum terhadap Ahok. Karena Ahok mengedepankan transparansi dalam merancang anggaran, melihat kesalahan seperti bangunan kota yang berantakan. Bahkan ada dugaan dana siluman sebesar Rp.12,1 Triliun di APBD DKI Jakarta langsung dilaporkan oleh Ahok ke KPK, hal ini membuktikan bahwa Ahok adalah pemimpin yang transparan.

Contohnya seperti kasus penggusuran bangunan, Ahok memang banyak di ditentang oleh masyarakat DKI Jakarta tetapi itu hal yang wajar menurutnya, tentu saja itu tidak membuat Ahok mengubah keputusan yang telah di ambilnya. Karena seorang pemimpin memang harus mengambil suatu keputusan yang dimana setiap keputusan selalu mempunyai resiko. Saya percaya efek yang di lakukan oleh Ahok sudah mulai berdampak positif sekarang, walaupun belum terlalu besar dan itu dirasakan oleh masyarakat DKI Jakarta, sehingga dengan sikapnya yang arogan mulai di terima oleh masyarakat. Lagi pula Ahok selalu menyiapkan tempat tinggal pengganti rumah yang digusur.

Contoh lain, banyak terungkapnya kasus yaitu manipulasi data keuangan yang berujung korupsi, peyabab banjir oleh oknum nakal yg membuang kulit kabel PLN di selokan, meratakan daerah tempat gembong prostitusi, dan membuka lahan reklamasi pantai. Dengan contoh seperti itu membuktikan bahwa ketika Ahok memimpin DKI Jakarta banyak hasil atau hal positif yang telah di lakukannya dalam mengungkap kasus-kasus tersebut. Walaupun dengan sikapnya yang arogan.

Dan saya rasa bersikap keras untuk sesuatu yang berdampak positif adalah hal yang paling tepat. Mengingat Ahok adalah orang yang paling mempunyai kesempatan untuk mengubahnya. Tinggal apakah masyarakat mendukungnya atau tidak, hal tersebut di manfaatkan sejumlah kandidat yang ikut mencalon untuk memperbesar masalah. Jadi untuk masyarakat DKI Jakarta seharusnya melihat efek yang diberikan ahok untuk DKI Jakarta. Rasakan jika berefek baik pertahankan dan jangan biarkan orang lain menempati kursi yang sudah tepat diduduki oleh pemimpin sebenarnya.

Sebaiknya pemimpin DKI Jakarta selanjutnya nanti seperti Ahok, bahkan kalau bisa saya mengiginkan beliau kembali menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta agar beliau bisa menyelesikan visi misi yang telah dibuatnya atau keinginannya yang baik serta bermanfaat. Jangan sampai pemimpin seperti Ahok di adu omba dan disalahkan karena sikapnya yang arogan. Dan semoga para pemimpin-pemimpin di daerah kita Indonesia ini mempunyai sikap yang tegas, berwibawa, peduli terhadap rakyat-rakyatnya dan banyak melakukan hal-hal yang membuahkan hasil positif bagi masyarakat, bangsa dan negara. Agar masyarakat dapat merasakan dan menikmati hasil dari kinerja yang baik, yang telah dilakukan seorang pemimpin.

Karena seorang pemimpin itu pasti mempunyai cara tersendiri dalam memimpin, mempunyai cara atau taktik dalam bekerja untuk mewujudkan visi misi yang telah mereka tetapkan, saya yakin para calon pemimpin daerah nantinya sangat bekerja keras untuk memajukan daerahnya memberikan yang terbaik untuk masyarakatnya. Sekarang ini kita sebagai masyarakat sangat membutuhkan para pemimpin yang tegas bukan yang berteleh-teleh dalam bekerja.

Saya juga yakin masyarakat itu pintar dalam memilih calon pemimpinnya nanti, tidak peduli dengan tanggapan orang lain yang memberikan tindakan kontra atau ketidaksukaannya terhadap salah satu calon Pilkada, tinggal sekarang bagaimana cara pandang masyarakat dalam menilai dan memilih calon Pilkada nanti. Jangan sampai salah memilih karena hasutan atau tanggapan orang lain terkait dari unsur ketidaksukaan atau unsur yang ingin menjatuhkan, harus bisa menilai dan memilih mana yang benar-benar layak untuk menjadi seorang pemimpin.

Karena seorang pemimpin itu sangat berperan besar dalam kelangsungan hidup masyarakat dan daerah kedepannya nanti. Baik maju atau tidaknya suatu daerah itu bukan hanya dari faktor masyarakatnya saja, tetapi bagaimana juga seorang pemimpin bisa mengarahkan masyarakat dan membuat daerahnya menjadi daerah yang lebih baik lagi dengan cara menggali potensi dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk kesejahteraan bersama.

REFERENSI:

1. http://www.aktual.com/amien-rais-kalau-dukung-ahok-minta-pan-gelar-klb/

2. http://www.merdeka.com/politik/balik-sindir-amien-rais-ahok-sebut-mungkin-sudah-tua-jadi-pikun.html

Nama     :   Nadia Astri Amalia

NIM      :   07031381520108

Dosen    :   Sari Mutiara Aisyah,S.IP.,MA

Mata Kuliah : Komunikasi Politik

Jurusan  :   Ilmu Komunikasi (B)

Fakultas :   Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sriwijaya

Kampus Palembang

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun