Mohon tunggu...
Nadia Afiya
Nadia Afiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hai, you found me!

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sekjen PBB Beri Peringatan, Kode Merah Bagi Manusia!

24 Oktober 2021   08:30 Diperbarui: 24 Oktober 2021   08:36 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Peningkatan suhu bumi sebesar 1.1°C kelihatannya angka yang kecil. Namun kalau berkaitan dengan suhu bumi, efek yang ditimbulkan sangatlah besar dan destruktif. 

Sebut saja hujan dengan intensitas tinggi, siklon tropis, banjir, dan musim kemarau yang semakin panjang penyebab kebakaran skala besar. Bencana alam yang menunjukan sebagai akibat dari perubahan iklim yang esktrem adalah kebakaran hutan yang terjadi di Australia. 

Kebakaran ini telah menghancurkan lebih dari 11,2 juta hektare lahan dan hutan Australia. Luas ini hampir setara dengan setengah wilayah Inggris. Selain itu, kebakaran hutan ini mengakibatkan hewan asli (kanguru, koala dan possum) kehilangan habitat nya. 

Dan banyak nya hewan ternak yang mati karena kehabisan makanan dan tidak memiliki tempat tinggal. Banyak perspektif yang mengatakan bahwasannya, kebakaran in akibat dari kesengajaan manusia. 

Namun, berdasarkann pernyataan yang dipaparkan oleh Inspektur Ben Shepherd dari Dinas Pemadam Kebakaran NSW (RFS) api kebakaran hutan berasal dari sambaran petir.

Sambaran petir yang semakin hari semakin intensif merupakan dampak dari krisis iklim. Perubahan iklim tidak hanya menghasilkan suhu yang lebih tinggi, tetapi panas juga membantu lebih banyak air menguap dari lautan dan danau, yang berakhir di atmosfer bumi. 

Yang kemudian pada saat muatan listrik berkumpul di dalam awan dan posisi awan semakin tinggi, muatan awan akan terlibat dalam turbulensi udara, yang pada pergerakan ini akan menimbulkan muatan positif dan negative. 

Jika muatan negatif pada dasar awan sudah cukup besar, aliran muatan negatif dari awan akan menuju ke bumi lalu akan terjadi pertukaran muatan negatif dari awan dengan muatan positif dari bumi. Sehingga terjadi lah petir yang menyambar ke bumi.

Kemudian Indonesia bisa dikatakan sebagai negara yang rawan  mengalami kebakaran hutan. Secara umum, kebakaran hutan bisa terjadi secara sengaja yang dilaksanakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang hanya ingin mementingkan keuntungan bisnisnya sendiri tanpa melihat dampak yang ditimbulkan bagi manusia lain dan lingkungan nya. 

Padahal asap yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan ini mengharuskan manusia menghirup udara yang tidak sehat sehingga menyebabkan beberapa dari mereka harus dilarikan ke rumah sakit atau bahkan meninggal akibat terhalangnya transportasi untuk suplai makanan dan kebutuhan lainnya dipedalaman. Selain itu pun, hewan-hewan juga kehilangan habitatnya akibat keegoisan pihak tersebut.

Kedua contoh kebakaran tersebut menyadarkan kita bahwa penyebab utama pemanasan global adalah  peningkatan aktivitas manusia yang menggunakan zat-zat tak ramah lingkungan seperti karbon dioksida,karbon monoksida, nitrogen, metana, dan zat-zat lain yang berbahaya. 

Atau bisa dikatakan pemanasan global (global warmimg) disebabkan oleh peningkatan suhu bumi dari akibat efek rumah kaca. Sejumlah ilmuwan yang tergabung dalam Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim atau IPCC, memberikan peringatan “kode merah” bagi umat manusia diseluruh dunia sebagai akibat dari pemanasan global yang akan menyebabkan bencana iklim di dunia, karna ditakutkan dalam 20 tahun kedepan semakin tak terkendali. 

Bisa-bisa jika kita tak peduli akan pemanasan global ini, akan semakin banyak bencana alam yang timbul dan yang terparah adalah hilaang nya pulau-pulau yang ada serta berkurang nya lahan akibat dari peningkatan permukaan air laut yang berasal dari gletser ataupun es dibumi yang mencair.

Dunia internasional sudah melakukan kesepakatan dalam penanggulangan dampak dari pemanasan global dengan membentuk; IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) yang didirikan pada tahun 1988, Protokol Kyoto dimana negara-negara yang meratifikasi protokol ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global. Protokol Montreal, yang merupakan traktat internasional yang dirancang untuk melindungi lapisan ozon. 

Serta sedang mengusahakan Sustainable Development Goals (Pembangunan Berkelanjutan). Dimana dalam hal ini, suatu aktivitas yang kita lakukan hari ini mempertimbangkan dampak bagi generasi yang akan datang. 

Agar keadaan bumi kita tidak semakin parah, ada beberapa langkah kecil yang bisa dilakukan masyarakat dalam mengatasi pemanasan global ini yaitu dengan memanfaatkan energi listrik sesuai dengan kebutuhan, mematikan alat listrik yang sedang tidak dipakai. 

Selain itu berusaha untuk mengurangi memakan hasil dari sektor peternakan karna peternakan juga telah menyumbang zat-zat yang berbahaya seperti yang sudah disebutkan tadi dan peternakan juga telah menyebabkan kerusakan tanah dan polusi air yang digunakan untuk menanam makanan ternak tersebut. 

Maka dari itu, kita harus  memaksimalkan ruang terbuka hijau yang ada disekitar lingkungan kita dengan menanam tumbuhan hijau seperti sayur-sayuran yang bisa dimanfaatkan hasil panen nya dengan dimasak ataupun setidaknya hanya menanam sebatas pohon kecil disetiap rumah-rumah. 

Karena karbon dioksida (CO2) ini dibutuhkan tumbuhan untuk berfotosintesis. Usaha selanjutnya adalah dengan menggunakan transportasi publik agar tidak terlalu menyebabkan polusi udara akibat banyak nya gas berbaya yang dikeluarkan kendaraan.

 Lalu coba lah mengurangi penggunaan plastik, dengan membawa kantong belanjaan yang ramah lingkungan  ketika hendak berbelanja ataupun mendaur ulang plastik-plastik yang ada menjadi barang yang bisa kita pakai lagi.

Pemanasan global ini termasuk kedalam bentuk ancaman keamanan internasional yang bersifat non tradisional (tanpa menggunakan persenjataan militer). 

Karena dampak yang terjadi dari pemanasan global ini sangat banyak. Seperti yang sudah disebutkan dalam contoh tersebut, manusia dan lingkungan nya akan menghirup karbon dioksida akibat polusi udara, hewan-hewan darat akan mati dan kehilangan habitatnya, begitupun juga dengan hewan dan ekosistem laut yang akan mengalami mati massal, lapisan tanah akan rusak akibat dari penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, atau kemungkinan yang terburuk adalah hilang nya dunia ini.

Ketika PBB sudah memberikan kode merah kepada manusia, diharapkan manusia lebih meningkatkan kesadaran akan seberapa bahaya nya dampak pemanasan global akibat ulah mereka sendiri selama ini. 

Dan diharapkan antara pemerintah dan masyarakat internasional bisa melakukan peran-peran nya lebih baik lagi dalam bekerja sama secara efektif dan efisien mengatasi permasalahan pemanasan global (Global Warming) ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun