Baru saja nafas sejenak, tiba-tiba dosen meminta setiap kelompok menganalisis berita dan opini dari berbagai media di Indonesia, kemudian dituangkan dalam bentuk podcast. Walaupun terdengar cukup berat, bagiku ini merupakan pengalaman baru yang terdengar menyenangkan.
Seminggu berselang, pada hari yang kebetulan aku tak masuk kelas, dosen tersebut tiba-tiba marah. Bukan tanpa sebab, hanya ada satu kelompok yang baru menyerahkan bukti berlangganan media yang telah disepakati diawal. Beberapa kelompok yang belum berlangganan dihukum untuk membuat tugas yang setara dengan tugas podcast, beruntungnya kelompokku aman.
Setelah perkelompok presentasi mengenai analisis berita dan opini, barulah secara bergantian membuat podcast di tempat media lokal yang sama seperti di awal. Kebetulan mendapatkan urutan terakhir, kelompokku menonton podcast kelompok lain yang sudah tayang di youtube. Kami sedikit terkejut karena konsepnya tidak seperti yang kami pahami, mereka lebih banyak membahas aspek isu daripada segi penulisan. Alhasil kami melakukan beberapa perombakan pada script.
Sampai tiba dihari H, dengan modal percaya diri, kami berserah diri kepada yang Maha Memberi. Entah apa yang akan dibicarakan nanti karena sejujurnya persiapan kami belum begitu matang. Ujung-ujungnya yang terjadi adalah obrolan mengalir selama kurang lebih 30 menit.
Aku bersyukur dan cukup bangga bisa menuntaskan semua tugas mata kuliah ini. Banyak rasa marah dan kesal, tetapi aku merasa mendapatkan ilmu kekal. Praktik lapangan pada kuliah ini yang membuatku terkesan. Sesulit dan selelah apapun prosesnya, nyatanya tuhan memberikan kekuatan bagi siapa yang berusaha. Walaupun kadang ada instruksi dosen yang membuat kebingungan, aku menganggapnya sebagai bagian dari tantangan.
Dari sedikit pengalaman ini, aku ingin menegaskan bahwa menulis adalah skill yang tak bisa dipandang sebelah mata. Kerap dianggap remeh dan tak bernilai, padahal menulis adalah skill yang tak semua orang miliki, butuh sentuhan khusus agar kalimat yang disusun mampu menggugah pembaca. Proses untuk memiliki tulisan yang baik terutama dalam konteks berita dan opini, perlu pembelajaran tersendiri. Jangan berharap prosesnya akan mulus, untuk mencapai kemenangan pasti akan diuji dengan berbagai tantangan, kadang berdarah-darah sampai rasanya ingin pasrah. Kalau sedang goyah merasa dibunuh secara perlahan, tetapi mari kembali sadar bahwa tidak ada kesuksesan yang instan.
Nadia Larisa
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
4E Penulisan Berita dan Penulisan Kreatif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H