Mohon tunggu...
Nadia Helma
Nadia Helma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk Pemantauan Daerah Tangkapan Air

25 April 2024   18:22 Diperbarui: 25 April 2024   18:26 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koreksi data satelit melalui proses orthorektifikasi, koreksi radiometrik, dan koreksi terrain menjadi tahap yang penting untuk memastikan akurasi dan konsistensi data, meskipun metode ini hanya berlaku untuk data satelit Landsat dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk data satelit dengan sensor yang berbeda.

Menurut panduan Pengelolaan Ekosistem Danau (KLH, 2008), kondisi ekosistem danau dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah erosi lahan, yang merupakan proses kehilangan lapisan tanah akibat pergerakan air atau angin (Foth, 1995). 

Tingkat erosi yang tinggi dan melampaui batas toleransi dapat menyebabkan daerah tangkapan air (DTA) suatu danau dikategorikan sebagai mengalami kerusakan. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE) sering digunakan untuk memperkirakan laju erosi tanah, terutama di daerah dengan hujan dan aliran permukaan sebagai penyebab utama erosi (As-syakur, 2008). 

Namun, metode USLE membutuhkan data lapangan yang kadang tidak tersedia untuk setiap wilayah di Indonesia. Metode alternatif yang berbasis pada data satelit penginderaan jauh, memerlukan informasi spasial seperti kemiringan lereng dan data Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk wilayah studi (Hazarika & Honda, 2001). NDVI adalah indeks vegetasi yang populer yang dapat mencerminkan kondisi vegetasi, seperti tingkat kehijauan, kesehatan, dan kerapatan vegetasi. 

Walaupun NDVI dirancang untuk mengurangi pengaruh faktor eksternal dan internal, faktor-faktor seperti tutupan awan, bayangan, dan perbedaan pencahayaan dapat memengaruhi nilai piksel digital NDVI secara berbeda, terutama di wilayah Indonesia yang terpengaruh oleh pembentukan awan tropis.

METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah literatur review. Pada tahap ini, peneliti melakukan penyelidikan dan analisis terhadap literatur yang relevan dari berbagai sumber seperti jurnal ilmiah, buku, artikel, dan publikasi terkait lainnya. Tujuan dari literatur review ini adalah untuk memahami dan menyintesis pengetahuan yang telah ada tentang topik penelitian, mengidentifikasi kerentanan atau kekosongan dalam literatur yang ada, serta merumuskan kerangka konseptual atau hipotesis untuk penelitian yang akan dilakukan. Dengan demikian, literatur review memberikan dasar yang kuat untuk perumusan masalah penelitian, pemilihan variabel penelitian, serta pengembangan metode dan pendekatan penelitian yang tepat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengambilan NDVI dengan menggunakan kombinasi band 3 (merah) dan band 4 (inframerah) secara digital dipengaruhi oleh kondisi cuaca seperti awan, kabut, dan bayangan, serta topografi permukaan bumi. Citra Landsat menunjukkan topografi yang berbukit di wilayah studi dan nilai NDVI yang dihasilkan dari citra tersebut. Perbedaan topografi menyebabkan variasi dalam intensitas pencahayaan matahari di permukaan bumi. 

Bagian yang terkena sinar matahari langsung memiliki intensitas pencahayaan yang tinggi, tercermin dalam nilai piksel yang tinggi (cerah), sementara bagian yang teduh memiliki intensitas pencahayaan yang rendah, yang tercermin dalam nilai piksel yang lebih rendah (gelap). Penurunan intensitas pencahayaan pada area yang teduh lebih signifikan pada band dengan panjang gelombang yang lebih panjang (band 4) dibandingkan dengan band yang memiliki panjang gelombang lebih pendek (band 2). 

Akibatnya, area yang teduh memiliki nilai NDVI yang lebih rendah. Pengaruh awan sangat memengaruhi objek di permukaan bumi, di mana awan tebal memblokir sebagian besar gelombang elektromagnetik dan memantulkannya kembali ke atmosfer, sementara awan tipis (haze) hanya memblokir sebagian kecil gelombang elektromagnetik, menyebabkan penurunan intensitas cahaya pada daerah yang terpengaruh oleh haze. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun