"Ya."
"Bisakah kamu menolongku?"
"Tidak!" Jawab tegas Al-Qur'an.
"Mengapa?" Aira berusaha meraih Al-Qur'an, tapi bagai menggenggam air.
"Bukankah kamu mempunyai dia?" Tunjuk Al-Qur'an ke arah handphone.
Handphone hanya bisa menunduk, tidak sanggup melihat raut wajah tuannya yang selama ini selalu tertawa bersamanya kini menampilkan raut wajah putus asa.
"Kamu selalu membawanya kemanapun kamu pergi, kamu menjaganya seakan-akan dia adalah penolongmu kelak."
"Aku ..." Aira hanya bisa sesenggukan.
"Kembali ke jalan yang benar, jika kamu ingin tetap melihatku, kembalilah peluk aku jika kamu ingin tetap tenang, tersenyumlah terus ke arahku jika kamu ingin aku bimbing, dan basahilah terus bibirmu dengan membaca lembaran-lembaran diriku." Nasihat Al-Qur'an sambil meraih pundak Aira untuk menatapnya.
Aira menangis, Aira meraung didalam pelukan Al-Qur'an. Dia yang selalu mengabaikan Al-Qur'an, dia yang tidak pernah melirik Al-Qur'an sekarang hanya bisa menangis tanpa tahu bagaimana cara kembali untuk bersama Al-Qur'an.
Al-Qur'an tidak pernah meninggalkannya, hanya Aira yang meninggalkan Al-Qur'an. Allah SWT selalu ada untuk Aira disaat Aira butuh pertimbangan, malah Aira yang tidak pernah mengadu kepada-Nya.