Mohon tunggu...
Nadhrata Tsany Ibrahim
Nadhrata Tsany Ibrahim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurusan Psikologi Universitas Andalas

saya mempunyai hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia melalui Interaksi Lansia dengan Keluarga

24 Juni 2024   20:04 Diperbarui: 24 Juni 2024   20:07 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lansia merupakan individu yang berusia di atas 65 tahun (Papalia dkk., 2009). Lansia mengalami perubahan secara bertahap pada berbagai aspek dalam kehidupan, seperti aspek fisik, kognitif, mental, dan sosial (Oktavianti & Setyowati, 2020). Perubahan tersebut juga menyebabkan penurunan peran sosial bagi lansia sehingga mempengaruhi interaksi sosial lansia yang dapat berdampak pada penarikan diri bagi lansia dari hubungan bermasyarakat (Oktavianti & Setyowati, 2020). Interaksi sosial merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Interaksi sosial pada lansia berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia.

Interaksi sosial memiliki peran yang penting dalam kehidupan lansia. Lansia membutuhkan interaksi sosial dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena interaksi sosial bermanfaat dalam mengurangi kesepian, memiliki rasa berguna bagi diri sendiri dan orang lain, serta mengurangi risiko depresi (Siagian & Sarinastiti, 2022). Interaksi sosial merupakan. Banyaknya interaksi sosial yang dilakukan oleh lansia akan berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia. Interaksi sosial yang dilakukan oleh lansia memiliki dampak positif terhadap kualitas hidup lansia sehingga interaksi sosial tersebut harus terus dijaga dan dipertahankan (Siagian, 2022).

Interaksi sosial yang dilakukan oleh lansia akan mempengaruhi kualitas hidup lansia. Interaksi sosial lansia yang buruk akan mempengaruhi kualitas hidup lansia (Oktavianti & Setyowati, 2020). Seiring berjalannya usia, lansia mengalami penurunan kualitas hidup karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki ketika melakukan berbagai aktivitas (Andesty & Syahrul, 2018). Kualitas hidup terbagi menjadi kualitas hidup subjektif dan kualitas hidup objektif. Kualitas hidup subjektif merupakan penilaian seseorang secara pribadi mengenai kondisi kehidupan sedangkan kualitas hidup objektif merupakan penilaian seseorang yang tidak memihak akan kondisi kehidupan (Sahin dkk., 2019). Kualitas hidup yang baik pada lansia dapat membuat lansia mengalami peningkatan produktivitas, semangat, dan kesejahteraan hidup (Wiraini dkk 2021). Kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti status fungsional, sosial ekonomi, interaksi sosial, status perkawinan, dan kondisi lingkungan eksternal (Siagian & Sarinastiti, 2022). Oleh karena itu, penting untuk menjaga dan mempertahankan interaksi sosial lansia agar meningkatkan kualitas hidup lansia.

Interaksi sosial pada lansia yang paling utama adalah interaksi dengan keluarga. Interaksi lansia dengan keluarga terutama interaksi yang erat dapat meningkatkan kualitas hidup lansia. Lansia yang tinggal dan dirawat oleh keluarga tetap dapat mengalami kesepian bahkan depresi jika keluarga dan lansia tidak melakukan interaksi sosial (Sari, 2021). Hal tersebut menunjukkan bahwa interaksi antara keluarga dan lansia berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup lansia. Keluarga menjadi pendukung utama bagi lansia dalam mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik (Sincihu dkk., 2018). Interaksi sosial lansia dengan keluarga dapat berupa pemberian pendampingan dan perawatan bagi lansia, pemberian perhatian, melakukan aktivitas sehari-hari secara bersama, serta berkumpul dan berbagi waktu bersama.

Pendampingan dan Perawatan

Interaksi sosial lansia dengan keluarga dapat berupa pemberian pendampingan dan perawatan terhadap lansia. Pemberian pendampingan dan perawatan pada lansia dapat berupa membantu lansia dalam menjaga kesehatan lansia. Pendampingan dan perawatan yang dilakukan oleh keluarga terhadap lansia akan membentuk interaksi sosial yang erat. Keluarga dapat mengikuti pelatihan agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam merawat lansia. Pelatihan pendampingan dan perawatan lansia yang dilakukan oleh keluarga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan keluarga sehingga dapat memberikan respon yang tepat kepada lansia (Nikmah & Khimsatun, 2020). Respon tepat yang diberikan oleh keluarga akan meningkatkan kualitas hidup lansia. Interaksi sosial lansia dengan keluarga melalui pendampingan dan perawatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup lansia (Fadhlia & Sari, 2021).

Pemberian Perhatian

Memberikan perhatian pada lansia merupakan salah satu bentuk interaksi sosial. Keluarga yang memberikan perhatian khusus kepada lansia dapat membuat lansia merasa memiliki tempat berbagi mengenai berbagai hal. Pemberian perhatian keluarga terhadap lansia dapat berupa informasi dan pelayanan kesehatan yang membantu lansia dalam meningkatkan kualitas hidup (Erika & Fitri, 2023). Keluarga juga dapat memperhatikan mengenai asupan gizi pada makanan yang akan dikonsumsi oleh lansia. Perhatian dan dukungan dari keluarga terhadap lansia mengenai status gizi dapat meningkatkan keinginan lansia untuk memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi (Siagian dkk., 2022). Dengan demikian, memberikan perhatian kepada lansia melalui interaksi sosial dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.

Melakukan Aktivitas Sehari-Hari Bersama

Keluarga dapat melibatkan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang berpengaruh terhadap kemampuan kemandirian lansia. Keterlibatan lansia dalam melakukan kegiatan sehari-hari membuat lansia merasa dibutuhkan dan dipercaya sehingga meningkatkan kepercayaan diri lansia. Interaksi sosial yang kurang antara lansia dengan keluarga dapat menyebabkan turunnya keinginan lansia dalam melakukan activity of daily living yang mempengaruhi kemandirian lansia (Fadhila dkk, 2022). Keluarga yang membantu lansia untuk memenuhi kemandirian dalam aktivitas sehari-hari dapat meningkatkan kualitas hidup lansia (Ahsan dkk., 2018).

Berkumpul dan Berbagi Waktu Bersama

Selain itu, keluarga juga dapat melakukan interaksi sosial bersama lansia dengan cara berkumpul dan berbagi waktu bersama. Berbagi waktu bersama dapat dilakukan dengan aktivitas yang meningkatkan interaksi sosial, seperti saling mengobrol dan mendengarkan, berjalan-jalan di sekitar tempat tinggal, memasak bersama, berkebun bersama, dan lain sebagainya. Kurangnya waktu yang dihabiskan oleh keluarga dengan lansia dapat meningkatkan risiko lansia mengalami kesepian (Hanifah dkk., 2021). Oleh karena itu, keluarga perlu untuk berkumpul dan berbagi waktu bersama dengan lansia sehingga akan meningkatkan kualitas hidup lansia.

Keluarga menjadi pendukung utama bagi lansia dalam meningkatkan kualitas hidup lansia. Kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh interaksi sosial yang dilakukan oleh lansia, terutama interaksi antara lansia dengan keluarga. Dengan melakukan interaksi sosial yang erat dengan lansia, keluarga membantu mengurangi risiko lansia mengalami depresi dan kesepian sehingga kualitas hidup lansia pun menjadi meningkat.

Referensi

Ahsan, A., Kumboyono, K., & Faizah, M. N. (2018). Hubungan pelaksanaan tugas keluarga dalam kesehatan dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 4(1).

Andesty, D., Syahrul, F., & Epidemiologi, D. (2018). Hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di unit pelayanan terpadu (UPTD) Griya Werdha kota Surabaya tahun 2017. The Indonesian Journal of Public Health, 13(2), 169-180.

Erika, E., & Fitri, R. F. (2023). Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Mengenai Kesehatan Menopause Dan Pemberian Dukungan Pada Lansia Di Desa Cinta Rakyat Percut Sei Tuan. Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(1), 147-159.

Fadhila, D., Kurniawan, D., & Nauli, F. A. (2022). Hubungan Interaksi Sosial dengan Tingkat Kemandirian dalam Pemenuhan Activity Of Daily Living pada Lansia. Jurnal Vokasi Keperawatan (JVK), 5(2), 156-164.

Fadhlia, N., & Sari, R. P. (2022). Peran keluarga dalam merawat lansia dengan kualitas hidup lansia. Adi Husada Nursing Journal, 7(2), 86-93.

Hanifah, H., Maydinar, D. D., & Marsiah, M. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kesepian (Lonlinnes) pada Lansia di Puskesmas Karang Dapo. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia (JIKSI), 2(2).

Nikmah, K., & Khomsatun, M. (2020). Pelatihan kader Lansia dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan lansia pada keluarga. Journal of Community Engagement in Health, 3(2), 210-216.

Oktavianti, A., & Setyowati, S. (2020). Interaksi Sosial Berhubungan dengan Kualitas Hidup Lansia. Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal), 2(2), 120-129.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development (11th ed.). McGraw-Hill.

ahin, D. S., zer, ., & Yanarda, M. Z. (2019). Perceived social support, quality of life and satisfaction with life in elderly people. Educational Gerontology, 45(1), 69-77.)

Sari, L. A. (2021). Interaksi sosial pada lansia yang tinggal bersama keluarga. Jurnal ilmiah ners indonesia, 2(2), 80-88.

Siagian, I. O., & Sarinastiti, T. (2022). Interaksi Sosial Berhubungan dengan Kualitas Hidup Lansia. Jurnal Keperawatan, 14(4), 1247-1252.

Siagian, S. H., Kasumayanti, E., & Mayasari, E. (2022). Gambaran Dukungan Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Desa Bukit Kemuning Wilayah Kerja Upt Puskesmas Sukaramai Tahun 2022. Jurnal Ners, 6(2), 154-157.

Sincihu, Y., Maramis, W. F., & Rezki, M. N. (2018). Improve the quality of life of elderly through family role. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(3), 374-381.

Wiraini, T. P., Zukhra, R. M., & Hasneli, Y. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia Pada Masa COVID-19. Health Care: Jurnal Kesehatan, 10(1), 44-53.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun