Mohon tunggu...
Nadhira Jasmin
Nadhira Jasmin Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNJ

HI!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gaya Baru Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19: Melihat Pedagogi Kritis dalam Dunia Digital

2 Januari 2021   10:31 Diperbarui: 2 Januari 2021   10:41 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak

Essay ini bertujuan untuk menjelaskan Pedagogi Kritis dalam Dunia Digital dan melihat bagaimana proses Pedagogi Kritis itu terbangun. Essay ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan data yang diperoleh melalui studi Pustaka. Hasil essay menunjukkan bahwa Pedagogi Kritis dapat dibangun dalam Dunia Digital, konsep Pendidikan pembebasan menjadi hasil dari terciptanya Pedagogi Kritis melalui pembelajaran daring dengan menggunakan metode metode pembelajaran berbasis web dan aplikasi selama masa pandemic COVID-19.

Kata Kunci: Pendidikan, Pandemi Covid-19, Pedagogi Kritis, Dunia Digital

Dalam Pendidikan kegiatan dan proses belajar tidak dapat dilepaskan dengan kehidupan manusia. Melalui belajar manusia dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Belajar menjadi kebutuhan primer bagi manusia sehingga harus dipenuhi. Manusia terlahir seperti kertas kosong, di dalamnya terdapat berbagai macam potensi baik jasmani maupun rohani, yang perlu dikelola dan dikembangkan melalui kegitan belajar. 

Hakikat manusia sebagai makhluk yang dinamis juga membuat kebutuhan akan belajar menjadi penting, kedinamisan tersebut membuat manusia mampu untuk berkreasi dan berinovasi. Oleh karena itu, belajar dilakukan oleh manusia secara terus-menerus, sepanjang hayat (life long education), baik secara formal di dalam lembaga pendidikan maupun secara informal di luar lembaga pendidikan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan tahun ini akan berbeda dengan tahun- tahun sebelumnya. 

Dimana problem kali ini tidak hanya terjadi pada Indonesia saja melainkan secara Universal merasakan hadirnya COVID-19 yang membuat perubahan secara paksa diberbagai sektor kehidupan, baik ekonomi, politik, sosial, Kesehatan hingga Pendidikan. Setiap bidang mempunyai perubahan, tantangan dan peluangnya masing -- masing salah satunya ialah, Pendidikan. Sebelumnya, dalam sektor Pendidikan kegiatan belajar mengajar berlangsung secara tatap muka dikelas tetapi dalam situasi ini berubah menjadi Pelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan penggunaan fasilitas melalui aplikasi atau web. 

Dalam dunia Pendidikan sendiri sebenarnya sudah diprediksikan bagaimana Pendidikan nantinya di masa depan dapat terlaksana dalam dunia digital (jejaring media). Dari situasi ini kita dapat mengambil point bahwa Pendidikan mulai dipaksa menjalankan perannya dengan kegiatan belajar mengajar melalui dunia digital. 

Seperti kegiatan belajar mengajar biasanya akan menghadirkan sebuah pemikiran dan tindakan dari peserta didik. Lalu bagaimana akhirnya hal tersebut dapat dibangun serta dilihat pada peserta didik beriringan dengan model pembelajaran dalam dunia digital yang disebut daring (dalam jaringan) dan PJJ selama masa pandemic.

Virus COVID-19 menjadi topik utama dalam segala perbincangan sejak kemunculannya pada awal Desember 2019. Bagaimana tidak, kehadiran virus tersebut menimbulkan kekacauan dalam segala sektor kehidupan, salah satunya Pendidikan. Secara universal hal tersebut merubah kegiatan Pendidikan secara signifikan, dimana kegiatan belajar mengajar yang biasa dilakukan secara langsung atau tatap muka di sekolah, namun disituasi kali ini kegiatan belajar mengajar harus dibatasi dengan menggunakan jejaring media. 

Dalam situasi ini menurut Schenker (2020: 24) Pendidikan menghadirkan tiga tren dalam Fintech disintermediasi biaya yaitu mendisintermediasi biaya Pendidikan dengan mendobrak sistem serikat pendidikan, demokratisasi yaitu kemampuan mendemokratisasi akses dengan platform daring dan mengedukasi lebih banyak orang, dan perbaikan pengalaman pengguna yaitu peluang untuk memperbaiki pengalaman belajar. 

Di Indonesia sendiri, semenjak ditetapkannya virus COVID-19 oleh Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2020 sebagai bencana nasional, selanjutnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat Nomor 2 Tahun 2020 dan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penangan COVID-19 mengenai pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah. Semua kegiatan yang diadakan secara langsung, hingga menghadirkan kumpulan banyak orang diberhentikan dan digantikan dengan penggunaan jejaring sosial media. 

Menurut Arsyad (2005:45) Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. 

Proses belajar mengajar yang terlaksana selama masa pandemi tetap berjalan seperti biasa namun hanya terpisah ruang dan jarak dimana dilakukan pada rumah masing -- masing melalui media pembelajaran, menurut Yaumi (2018: 7) media pembelajaran adalah semua bentuk peralatan fisik yang didiesain secara terencana untuk menyampaikan informasi dan membangun interaksi . 

Dalam mendukung berlangsungnya proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mulai dari guru hingga peserta didik perlu menggunakan media komunikasi seperti Laptop dan HP, bukan hanya itu saja media pembelajaranpun turut juga dirubah dengan menggunakan aplikasi dan web seperti Google Classroom, Whatsapp Grup, Edmodo, Zoom meeting, Googlemeet dan lain-lain sebagai penunjang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) itu sendiri. Segala bentuk media digunakan untuk melakukan KBM dan media yang digunakan juga sebagai penentu dari berhasil atau tidaknya proses pembelajaran.

Berkembangnya dunia digital mengikuti alur zaman ditambah dengan hadirnya wabah virus COVID-19 membuat sektor Pendidikan turut merubah pola proses pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan turut serta menjadi point utama agar proses belajar berlangsung efektif. Namun hal tersebut tidak semudah yang dibayangkan bahwa proses pembelajaran melalui media atau daring membawa pada masalah dan kendala yang dirasakan oleh para guru dan peserta didik. 

Selama pembelajaran daring terlaksana guru dan peserta didik dituntut untuk mampu menggunakan media pembelajaran berbasis online, dimana guru harus mampu menggunakan dan menyampaikan materi melalui jejaring media dan peserta didik setidaknya mampu memahami materi yang diberikan. 

Dalam pembelajaran daring memahami materi yang diberikan tidaklah mudah oleh sebab itu, peserta didik diharapkan dapat melakukan eksplorasi mandiri untuk lebih memahami materi secara mendalam. Melihat hal tersebut, pembelajaran berbasis online ini akan berkesinambungan dengan keadaan critical Pedagogy. Sebelum sampai pada tahap critical pedagogy Freire mengenalkan Pendidikan yang berkonsep 'gaya bank' dimana Freire mengatakan (2008: 54) semakin banyak tabungan yang dititipkan kepada mereka semakin kurang mengembangkan kesadaran kritis yang dapat mereka peroleh dari keterlibatan dunia sebagai pengubah dunia tersebut. 

Hal itu merupakan proses belajar sebelumnya tanpa kesadaran kritis, dimana proses pembelajaran berpusat pada guru dan peserta didik menjadi wadah yang selalu diporsir informasi tanpa adanya timbal balik. Menurut Giroux (2011: 6) bahwa critical pedagogy merupakan sebuah lensa untuk melihat masyarakat dan pendidikan tinggi sebagai sebuah wadah perjuangan yang sanggup memberikan peserta didik (dalam artian luas) dengan motode -- metode pengajaran yang alternatif, hubungan sosial, dan imajinasi daripada sekedar mendukung status quo. 

Sebelum pada tahap Dalam hal ini critical pedagogy menjadi sikap penyadaran dalam proses belajar. Dimana selama proses belajar daring peserta didik menjadi mampu mengambangkan keaktifan dan keterlibatan melalui kolaborasi antara teori belajar dan pemanfaat teknologi. Keaktifan dan keterlibatan pesera didik selama proses belajar daring menunjukkan bahwa pembelajaran dapat berlangsung bebas, dimana para peserta didik dapat mencari informasi lebih dan melakukan eksplorasi materi melalui jejaring media. 

Bukan hanya itu saja, pembelajaran daring menekankan pada interkasi yang lebih luas dalam dunia digital, melalui pemanfaatan teknologi mengundang hal baru dalam metode pembelajaran itu sendiri seperti penggunaan aplikasi belajar, video tutorial, kuis online, pertemuan online dsb. Melalui pembelajaran daring sebenarnya sudah mampu menggeser kedudukan pedagogi tradisional yang dimana biasanya dalam kegiatan proses belajar dan mengajar hanya berpaku pada guru, namun dalam hal ini peserta didik mampu menjadi penyumbang informasi yang lebih banyak mengenai materi bahkan memberikan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 

Bukan hanya itu saja, proses pembelajaran daring juga menjadi ciri dari Pendidikan pembebasan yang berkaitan dengan konsep pembebasan Freire mengenai keterkaitan antara hubungan guru dan peserta didik yaitu, adanya usaha melepaskan belenggu yang menjerat paradigma berfikir guru dan peserta didik untuk melepaskan kekangan yang menjadikan manusia memahami arti kemanusiaan. 

Pembelajaran daring membawa guru dan peserta didik memiliki posisi yang sama dimana kegiatan mengajar untuk belajar (teach to learn) menjadi belajar untuk belajar (learn to learn), ini menandakan bahwa posisi guru bukan lagi menjadi dominasi sebagai 'penguasa' dan peserta didik menjadi 'bawahan'. Hal tersebut menunjukkan bahwa keadaan critical pedagogy dalam pembelajaran daring memberikan perubahan pada proses belajar dan memberikan konsep pembebasan, dimana peserta didik dapat berkontribusi aktif dalam memberi informasi melalui sumber sumber dunia digital. Dunia digital disituasi seperti ini cukup menjadi sarana penyongsong berjalannya suatu proses pembelajaran, mengembangkan critical pedagogy dengan pemanfaatan situs situs jejaring media, dan pembuka jalan sebagai kesadaran Pendidikan pembebasan di masa depan.

Daftar Pustaka

Ahmad Arsyad. (2005). Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Freire, P. (2008). Pendidikan Kaum Tertindas. Jakarta: Pustaka LP3ES.

Giroux, H. (2011). On Critical Pedagogy. New York: International Continuum Publishing.

Sudarsana, I., Yeni Ni., et. all. (2020). Covid-19: Perspektif Pendidikan. Medan: Yayasan Kita Menulis

Schenker, J. (2020) Masa Depan Dunia Setelah Covid-19: Perubahan, Tantangan, dan peluang di Berbagai Sektor Kehidupan Pasca-Pandemi. Banten: Alvabet.

Yaumi, M. (2018). Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Atsani, K. L. G. M. Z. (2020). Transformasi media pembelajaran pada masa Pandemi COVID-19. Al-Hikmah: Jurnal Studi Islam, 1(1), 82-93.

Purfitasari, S., Masrukhi, M., Prihatin, T., & Mulyono, S. E. (2019). Digital Pedagogy sebagai Pendekatan Pembelajaran di Era Industri 4.0. In Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS) (Vol. 2, No. 1, pp. 806-811).

Setiawan, W. (2017). Era digital dan tantangannya.

Nadhira s jasmin, Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun