Mohon tunggu...
Nadhila Hibatul Nastikaputri
Nadhila Hibatul Nastikaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blogger dan Freelancer

Perempuan Gunungkidul yang tengah belajar mengeja kehidupan. Pernah belajar di Sastra Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta. Menyukai buku, senja, dan kerlip lampu kota. Kabarnya bisa di tengok di @nadhilaputri21, sementara tulisannya yang lain bisa dibaca di catatannadhila.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sudahkah Kita Menyusun Life Plan dengan SMART?

9 Agustus 2021   00:13 Diperbarui: 9 Agustus 2021   00:26 2207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Measurable

Life plan kita juga harus terukur sesuai dengan indikator yang dibuat. Rencana yang terukur akan membuat kita lebih termotivasi dalam melaksanakannya. Misalnya, salah satu rencana hidup kita menjadi seorang youtuber, maka

  • Life plan yang tidak terukur: aktif mengunggah video di channel youtube pribadi
  • Life plan yang terukur: aktif mengunggah video di channel youtube pribadi dengan ketentuan minimal unggah tulisan seminggu tiga kali.

Achievable

Life plan yang kita susun harus bisa diraih atau minimal memungkinkan untuk diraih. Dalam artian, ketika membuat life plan jangan sampai terlalu mudah untuk dilaksanakan ataupun terlalu sulit. Perlu disesuaikan dengan kapasitas kita masing-masing.

Katakanlah kita memiliki rencana lulus tepat waktu dengan targetan wisuda di semester 8, berdasarkan hitungan dan perkiraan kita life plan ini memungkinkan untuk diraih. Berbeda dengan jika kita membuat deadline-nya lebih cepat, misal di semester 7. Barangkali akan mustahil untuk diraih jika kita masih memiliki tanggungan mata kuliah yang belum diselesaikan.   

Relevant

Sebuah life plan yang ideal adalah yang memiliki alur yang relevan dan sinkron dengan apa yang menjadi goal atau tujuan dari kehidupan kita. Semisal, target kehidupan kita menjadi seorang wirausaha, maka life plan kita merupakan hal-hal yang mendukung pencapaian tersebut, seperti mengikuti training kewirausahaan, belajar membuat buisness plan, mencari relasi dan memperluas jaringan, dan hal lain yang menunjang target tersebut.

Time-based

Life plan harus memiliki tenggat waktu. Mengapa? Karena waktu memberikan urgensi dan motivasi kita untuk menyelesaikan life plan yang telah disusun. Selain itu, dengan adanya batasan waktu dapat membuat kita tidak perlu berkutat terlalu lama pada life plan. Apabila tenggat waktu telah terlampaui sementara life plan belum terlaksana, maka kita dapat mengevaluasi diri: apakah tetap melanjutkan ke tahap life plan berikutnya atau menyiapkan waktu pengganti untuk mewujudkan life plan tersebut.

Pembaca, yang perlu diingat meski kita telah menyusun life plan dengan detail menggunakan prinsip SMART, tapi  kita tidak boleh lepas dari sebuah kaidah. Bahwa, manusia bisa berencana, tetapi Allah lah yang memiliki kuasa menentukan.

Nah, sekian berbagi tips di tulisan edisi ini. Semoga bermanfaat, dan selamat mencoba!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun