a.Nilai Tattwa (filosofi)
Tattwa berasal dari bahsa sansekerta yakni dari kata "tat" yang berarti "itu" yang artinya merupakan "Tuhan". Maka dapat dikataka bahwa tattwa merupakan hakikat yang membicarakan tentang kebenaran. Salah satu pakar mengatakan bahwa tattwa merupakan sesuatu yang sering dihubungkan dengan filsafat bahkan keduanya memiliki keterkaitan atau hubungan yang sangat erat.
Adanya tarian gandrung mengandung nilai-nilai keyakinanj atau rasa syukur atau rasa bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini juga berarti bahwa adanmya tari gandrung ini mampu menanamkan dalam diri masyarakat untuk berkeyakinan dan sadar bahwasanya semua yang ada dalam dunia merupakan ciptaan-Nya. Dan dengan adanya keyakinan tersebut maka dihadirkan pula kesenian gandrung ini.
b.Nilai Susila (estetika)
Kata susila merupakan kata yang berasal dari bahasa sansekerta pula. Yang terdiri dari kiata "su" dan sila". Su yang berarti baik atau mulia, sedangkan sila berarti sikap dan norma yang memiliki pengertian sikap sopan santun. Jadi susila itu sendiri mengandung pengertian norma baik yang menujukkan sikap sopan terhadap sesama sesuai dengan perintah yang ada dalam ajaran Hindu yang berasal dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Adanya tari gandrung di Kecamatan Senduro tepatnya di Pura Mandara Giri Agung Semeru ini memiliki tujuan bahawasanya setiap tindakan yang dilakukan secara sadar merupakan persembahan yang duhaturkan kepada Tuhan. Hal yang disarankan dalam tari gandrung agar tidak berfikir atau berkata yang tidak disarankan atau perbuatan jahat dan juga diharapkan untuk merendahkan hati. Tarian gandrung ini dipersembahkan dengan ketulusan hati serta kostum atau pakaian penari yang terlihat sopan merupakan sebuah penghaturan yang didasari dengan rasa tulus dan bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
c.Nilai Ritual (upacara)
Upacara merupakan sebuah tata cara dalam melaksanakan ritual-ritual keagamaan. Dalam pengertian lain upacara merupakan pelaksanaan yajnya yang realisasinya paling tampak dalam kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaan upacra tentunya juga diperlukan adanya perlengkapan-perlengkapan sebagai penunjang dilaksanakannya upacara atau ritual. Persembahan dalam tari gandrung memiliki nilai yang cukup tinggi, maka darin itu ada baiknya apabila masyarakat mempelajari nilai-nilai yang terkandung didalam tari gandrung agar kelestariannya juga tetap terjaga.
Kesimpulan
Tari gandrung merupakan sebuah tarian pergaulan yang mana tarian ini mengandung lambang cinta kasih dan kerinduan, hal ini dipersembahkan sebagai kecintaan dan kerinduan kepada Sang Pencipta. Tarian yang dilestarikan oleh masyarakat Hindu Senduro ini didasarkan pada tiga kaidah Hindu integrasi triologi yakni, Satyam ( kebaikan), Siwam (kebenaran) dan Sundaram (keindahan). Selain itu adanya tarian gandrung pada upacara piodalan di Pura Mandara Giri Agung Semeru sebagai tarian yang menjadi persembahan dalam acara keagamaan Hindu juga mengandung nilai-nilai ajaran agama Hindu. Nilai-nilai tersebut ialah Tattwa (filososfi), Susila (etika), serta upacara (ritual).