Saat lulus kuliah, mungkin kita mengidamkan mendapatkan pekerjaan impian dengan gaji yang sesuai harapan. Tetapi, saat kita mendapatkan keinginan ini ternyata rasanya tidak seindah yang kita bayangkan sebelumnya.
Banyak tuntutan pekerjaan dari atasan, persaiangan kerja yang ketat, hingga bertemu teman kerja yang toxic. Akhirnya, kebahagiaan itu hilang. Bukannya merasa cukup, kita justru mengharapkan profesi lain yang dari tempat kita berada saat itu terlihat akan lebih menyenangkan.
Perasaan bahagia yang tidak bisa bertahan lama inilah yang bisa disebut sebagai kondisi "Hedonic Tradmill".
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Ketika Cinta Bertepuk Sebelah Tangan?
Pengertian Hedonic Treadmill
Istilah Hedonic Treadmill ditemukan tahun 1971, oleh Brickman dan Campbell. Keduanya membahas pemahaman Hedonic Treadmill ini dalam sebuah buku berjudul Hedonic Relativism and Planning The Good Society.
Saat itu istilahnya masih disebut sebagai Hedonic Adaptation. Hingga kemudian di tahun 90-an, Michael Eynick menyamakan konsep ini dengan Treadmill. Teori ini disebut dengan treadmill, karena setelah muncul kebahagiaan, orang dengan kondisi ini akan kembali lagi ke posisi awal alias netral.
Hingga terus seperti itu layaknya saat sedang menggunakan treadmill yang berulang-ulang. Hedonic sendiri jika diartikan sau katanya ini berarti kegiatan bersenan-senang atau mencari kebahagiaan.
Jadi, secara sederhanya pengertian Hedonic Treadmill adalah tendensi level kebahagiaan seseorang yang cenderung kembali ke asal, tidak berubah, tetap atau merasa tetap berada di tempat yang sama, meskipun sebenarnya sudah berada di kesuksesan.
Mungkin, selama ini orang berpikir jika terus meningkatkan standar hidup setiap harinya adalah cara untuk mencapai kebahagiaan. Padahal, bahagia itu semu. Terutama, saat kita masih sebatas mendapatkan kebahagiaan dunia.
Baca juga: Jika Kamu adalah Pekerja Bertipe "Pirlo", Hal Ini Mungkin Akan Terjadi
Lalu, mengapa seseorang bisa terjebak dalam kondisi Hedonic Treadmill?
Dilansir dari Develop Good Habit, ternyata perasaan ini bisa muncul dari pemikiran bahwa akan merasa lebih senang, jika bisa memiliki sesuatu.
Contoh, saat melihat orang lain berhasil mendapatkan pencapaian tertentu, kamu terpacu untuk bisa menghasilkan yang sama bahkan lebih dari orang tersebut. Kamu berpikir, jika bisa capai titik itu maka kamu akan menjadi lebih bahagia,.
Namun, setibanya di titik yang kamu inginkan itu, nyatanta hidup tetap belum juga bisa kamu maknai. Hingga merasa belum cukup dan terus saja seperti itu.
Melepaskan diri dari Hedonic Treadmill
1. Menyadari bahwa kamu terjebak dalam situasi ini
Ya, sebelum benar-benar mengatasinya, tentu kamu harus paham betul jika situasi inilah yang tengah kamu hadapi.
Pikirkan jika apa yang kamu ingin milikki hanyalah semu. Jadi, saat kamu benar-benar ingin mendapatkannya kamu bisa lebih jernih mempertimbangkannya. Sekaligus, mereflesikan diri dan belajar lebih mensyukuri apa yang sudah kamu dapat.
2. Belajar lebih bisa mengatur keuangan
Caranya bisa dengan menentukan untuk apa sebenarnya tujuan keuanganmu. Seebenaranya, Hedonic Treadmill ini erat kaitannya dengan finasial. Karena, keinginan untuk memilikki sesuatu kebanyakan membutuhkan banyak uang.
Bisa juga cita-cita ingin memiliki banyak uang. Tetapi, belum tahu mau untuk apa uangnya saat sudah punya. Tak jarang, ujung-ujung jadi belum tetap punya tabungan meski gaji sudah bertambah.
Maka dari itu coba mulai sekarang pikirkan uangmua akan ditujukan buat apa saja. Sehingga kamu bisa mengelompokkannya. Kamu sedikit demi sedikit juga bisa lebih berhemat dan tidak mengeluarkan uang percuma apalagi jika hanya untuk kebahagiaan semantara semu yang berlebih.
Baca juga: Standar Kecantikan Penyebab Overthinking Berkepanjangan
3. Temukan lingkungan pergaulan yang membuat kamu mendapatkan banyak hal positif
Jangan hanya berteman dengan mereka yang mungkin memang punya rezeki berlebih sehingga tak masalah hidup dengan lebih "mewah". Perluas jaringan pertemananmu, sehingga suatu saat kamu mungkin akan betemu dengan mereka yang bisa menemukan kebahagiaan meski dalam kehidupan sederhana.
4. Terapkan Mindfulness
Mindfulness adalah keadaan mental saat seseorang sepenuhnya sadar akan apa yang akan terjadi jika dia melakukan sesuatu.  Juga memahami apa yang sebenarnya diinginkan serta mengakui dan menerima perasaan yang dimiliki.
Jika kamu berhasil menerapkan pemikiran ini untuk atasi Hedonic Treadmill, maka kamu akan lebih bisa mensyukuri sekaligus memaksimalkan apa yang sudah kamu miliki. Serta menemukan arti lebih dari apa yang ada di sekitar.
Baca juga: Trauma Masa Kecil Membuat Umur Pendek
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H