Obat cacing ini pertama kali muncul di tahun 1970. Ivermectin dikembangkan dari bakteri dari sampel darah yang dikumpulkan dari hutan di sepanjang lapangan golf di Jepang. Hingga pada tahun-tahun setelahnya diketahui seberapa besar efektifnya Ivermectin sebagai obat cacing.
Efektifitas Ivermectin dan turunnya ini karena untuk mengobati infeksi cacing parasit mengubah kedokteran manusia dan hewan, yang mengarah ke hadiah nobel bagi penemunya. Yakni, William C. Campbell dan Satoshi Omura.
Bentuk obat cacing ivermectin pada manusia ini sekarang ada dalam bentuk tablet. Biasanya, digunakan untuk mengobati infeksi cacing gelang tertentu yang berakibat munculnya penyakit seperti Onchocerciasis yang dikenal juga dengan nama river blindness.
Fungsi obat ini juga bisa digunakan sebagai krim yang mengontrol kondisi kulit yang alami inflamasi. Di antaranya seperti rosacea papulopustar. Meskipun begitu memang benar obat cacing Ivermectin ini sering digunakan untuk penyakit parasite hewan.
Utamanya untuk infestasi cacing gastrointestinal. Itulah mengapa obat ini bisa mudah ditemukan dan harganya relative murah. Lalu, apa alasan adanya kabar obat cacing ivermectin bisa sembuhkan covid-19?
Baca juga: Pantun | Selalu Waspada Virus Corona
Bermula dari makalah yang diterbitkan tahun 2020 lalu. Makalah ii berbunyi ""The FDA-approved drug ivermectin inhibits the replication of SARS-CoV-2 in vitro". Di dalam makalah ini disebutkan jika penggunaan obat cacing ivermectin.
Dijelaskam sebabnya karena Ivermectin berhasil menekan replikasi virus SARS-CoV-2 yang jadi asal munculnya covid-19 di sebuah penelitian laboratorium. Penelitian ini sudah dilakukan selama 50 tahun lamanya.
Dimana menunjukkan bahwa obat antiparisit dapat berfungsi sebagai antivirus. Untuk mengatasi atau mencegah virus corona, ada dua acara yang membuat obat cacing ivermectin ini bisa berfungsi dengan baik.
Mencegah virus dengan menekan respons alami anti virus sel manusia.
Memungkinkan obat itu mencegah "lonjakan" protein pada permukaan vurus untuk reseptor yang memungkinkannya memasukki sel manusia.
Jadi, sifat anti-inflamasi yang terlibat dalam proses invermectin terhadap rosacea, ini mungkin menunjukkan efek yang berguna pada penyakit virus yang menyebabkan peradangan signifikan. Temuan awal ini digunakan untuk dasar dari banyaknya rekomendasi untuk penggunaan invermectin untuk mengobati covid-19 terutama di Amerika Latin, namun kemudian ditarik kembali.
Dari sinilah kemudian banyak penelitian tentang ivermectin sebagai pengobatan potensial untuk covid-19.
Baca juga: Varian Corona Berkumpul di Indonesia, Menyebar Cepat karena "Kepercayaan"
Tahun 2020, perlu adanya uji klinis lanjutan
Sekelompok peneliti di India mampu merangkum hasil dari  empat penelitian kecil tentang ivermectin dengan judul ""Therapeutic potential of ivermectin as add-on treatment in COVID 19: A systematic review and meta-analysis".
Yang mana di penelitian ini menekankan bagaimana obat cacing ivermectin menjadi obat tambahan untuk covid-19. Dalam pembahasannya dijelaskan adanya peningkatan yang signifikan secara statistik dalam kelangsungan hidup di antara pasien yang menerima ivermectin bersamaan dengan obat lain.
Namun di sini penulis juga memberitahukan bahwa kualitas buktinya rendah dan temuannya ini juga harus tetap dilakukan dengan hati-hati. Dalam tinjauan penelitian ini ada catatan yang mengungkapkan untuk lakukan percobaan lebih lanjut.
Guna mengetahui apakah ivermectin ini memang efektif secara klinis.
Saat ini lebih lanjutnya seperti dilansir ri kompas.com, studi lebih lanjut untuk meastikan keefektifan obat cacing ivermectin untuk covid-19 masih berlangsung. Jadi, untuk saat ini belum bisa menyimpulkan begitu saja.
Baca juga: Pemecatan Direksi Kimia Farma dan Integritas Pimpinan dalam Penanganan Pandemi Corona
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H