Jadi, sifat anti-inflamasi yang terlibat dalam proses invermectin terhadap rosacea, ini mungkin menunjukkan efek yang berguna pada penyakit virus yang menyebabkan peradangan signifikan. Temuan awal ini digunakan untuk dasar dari banyaknya rekomendasi untuk penggunaan invermectin untuk mengobati covid-19 terutama di Amerika Latin, namun kemudian ditarik kembali.
Dari sinilah kemudian banyak penelitian tentang ivermectin sebagai pengobatan potensial untuk covid-19.
Baca juga: Varian Corona Berkumpul di Indonesia, Menyebar Cepat karena "Kepercayaan"
Tahun 2020, perlu adanya uji klinis lanjutan
Sekelompok peneliti di India mampu merangkum hasil dari  empat penelitian kecil tentang ivermectin dengan judul ""Therapeutic potential of ivermectin as add-on treatment in COVID 19: A systematic review and meta-analysis".
Yang mana di penelitian ini menekankan bagaimana obat cacing ivermectin menjadi obat tambahan untuk covid-19. Dalam pembahasannya dijelaskan adanya peningkatan yang signifikan secara statistik dalam kelangsungan hidup di antara pasien yang menerima ivermectin bersamaan dengan obat lain.
Namun di sini penulis juga memberitahukan bahwa kualitas buktinya rendah dan temuannya ini juga harus tetap dilakukan dengan hati-hati. Dalam tinjauan penelitian ini ada catatan yang mengungkapkan untuk lakukan percobaan lebih lanjut.
Guna mengetahui apakah ivermectin ini memang efektif secara klinis.
Saat ini lebih lanjutnya seperti dilansir ri kompas.com, studi lebih lanjut untuk meastikan keefektifan obat cacing ivermectin untuk covid-19 masih berlangsung. Jadi, untuk saat ini belum bisa menyimpulkan begitu saja.
Baca juga: Pemecatan Direksi Kimia Farma dan Integritas Pimpinan dalam Penanganan Pandemi Corona
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H