Mengenali apakah benar seseorang menderita glioblastoma atau tidak, biasanya dokter lakukan dengan meninjau lebih dalam gejala-gejala serta bagaimana riwayat kesehatan pasien. Dokter lalu akan mencari tahu apa penyebab munculnya gejala ini dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pemeriksaan ini bisa dimulai dari pemeriksaan saraf, tes pencitraan dengan CT scan atau MRI, hingga biopsi untuk melihat hasilnya lebih dalam. Dari sinilah dokter baru bisa melihat dan mendiagnosa apakah ini glioblastoma atau bukan. Perawatan yang mungkin dijalani untuk pasien glioblastoma, antara lain:
- Operasi, gunanya untuk mengangkat sel kanker yang ada sebanyak mungkin
- Radioterapi, yakni untuk membunuh sel kanker yang tersisa
- Kemoterapi, terapi ini dilakukan bersamaan dengan radioterapi atau bisa juga setelahnya
Penyakit glioblastoma diibaratkan seperti jari-jari tangan yang sulit dipisahkan. Â Maksudnya, sel kanker ini sangat ganas dan melekat. Maka dari itu secara umum sulit untuk diobati. Tak hanya itu, jenis kanker ini juga terdiri dari berbagai jenis kanker ganas. Perawatannya hanya efektif untuk beberapa jenis sel kankernya saja.
Maka, perawatan bagi pasien glioblastoma ini bukan untuk penyembuhan. Namun, fungsinya hanya untuk memperlambat hingga mengontrol pertumbuhan daripada sel kanker tersebut. Diharapkan perawatannya ini setidaknya bisa untuk meringankan gejala. Dengan begitu penderitanya bisa tetap hidup dengan nyaman.
Baca juga: Air Fryer, Alat Masak Viral Ternyata Penyebab Kanker?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI