Setiap tahun, biasanya lembaga LAPAN sering kali membagikan calendar fenomena astronomi apa saja yang akan terjadi dalam satu tahun maupun setiap per bulannya.Â
Menjadi selalu fenomena langit yang penampakannya selalu buat penasaran, momen hujan meteor biasanya sering dinantikan. Contohnya, pada tahun 2020 LAPAN membagikan kaleidoskop hujan meteor yang terjadi sepanjang tahun.
Ada hujan meteor Quandrantid, hujan meteor Lyrids, dan lainnya. Seperti hujan meteor di tahun 2021 yang ada jenis hujan meteor Arietid dengan puncaknya di bulan Juni. Memang sih, tidak semua hujan meteor ini bisa disaksikan dengan mata telanjang di berbagai wilayah Indonesia. Namun, setidaknya dari sini kita paham bahwa fenomena astronomi yang dianggap cantik ini terdiri dari bermacam-macam.
Menurut artikel blog dari lembaga LAPAN sendiri, jenis-jenis hujan Meteor ini dapat dibedakan berdasarkan jenis posisi radiantnya. Apa saja, ya?
1. Perseid
Jenis hujan Meteor pertama yang harus kamu tahu ada Perseid. Bernama Perseid, karena letaknya ada di konstelasi Perseus. Di setiap tahunnya, jenis hujan meteor ini biasanya terjadi pada bulan Juli hingga pertengahan Agustus. Kecepatan meteor ini sekitar 60 km per jam. Selain itu Meteor ini memiliki kilatan yang terang dan ekor cahaya yang panjang.
Baca juga: Konjungsi Planet: Fenomena Unik dan Indah Menghiasi Langit Malam
Perseid biasanya bisa diamati sejak tengah malah hingga fajar. Berdasarkan pengamatan astronom, jenis hujan meteor ini bisa berbahaya di tahun 2126. Dikhawatirkan serpihannya bisa jatuh menimpa bumi, apabila masih berukuran sangat besar dan tidak terbakar. Perseid biasanya akan lebih tampak di bagian belahan bumu utara pada musim panas.
2. Lyrids
Jenis hujan meteor satu ini kemunculannya biasanya terjadi di bulan April. Itulah mengapa nama lainnya adalah April Lyrids. Untuk bisa mengamati terjadinya hujan meteor ini bisa dilihat pada pukul 22.00 hingga pukul 05.00 pada keesokan harinya.Â
Proses terjadinya Lyrids ini berasal dari sisa debu ekor komet yang bernama Comet C/1961 G1 Thatcher yang memiliki kemiringan orbit hampir 80 derajat. Sudah teramati sejak 2600 tahun yang lalu, yang harus kamu tahu jenis hujan meteor ini paling lama keberadaannya dibanding yang lain.
3. Orionid
Kemunculan jenis hujan meteor ini ada sejak 2 Oktober hingga 7 November di setiap tahunnya. Intensitas terjadinya hujan meteor ini adalah 15 hingga 20 meteor di setiap jamnya. Kenampakannya berupa meteor warna hijau maupun kuning. Namun, yang harus kamu tahu fase puncak jenis hujan meteor ini biasanya terjadi di bulan purnama.Â
Pengamatannya, biasanya bisa dilihat di pukul 22.00 hingga pukul 05.00 di keesokan harinya. Yang harus kamu tahu juga, hujan meteor ini hasil dari pecahan komet Halley, yang biasanya melintasi bumi 76 tahun sekali.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!