Mohon tunggu...
Radha Miftahul Jannah
Radha Miftahul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

Sasindo 21

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelanggaran dan Kepatuhan Prinsip Kesantunan dalam Kolom Komentar di TikTok

23 Juni 2024   09:07 Diperbarui: 23 Juni 2024   17:13 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pelanggaran dan Kepatuhan Prinsip Kesantunan dalam Kolom Komentar di Tiktok

Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi platform utama untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan membangun hubungan. Salah satu media sosial yang dipakai oleh semua orang saat ini adalah aplikasi media sosial tiktok. TikTok adalah platform media sosial yang memungkinkan pengguna untuk membuat, mengedit, dan membagikan video pendek. Platform ini sangat populer untuk konten kreatif seperti tarian, komedi, lip-sync, dan tutorial, dan telah menjadi fenomena budaya global dengan jutaan pengguna aktif setiap hari.Namun, seperti halnya dalam kehidupan nyata, prinsip kesantunan juga penting diterapkan di dunia maya ini. Kesantunan di media sosial tidak hanya mencakup sopan santun dalam berkomunikasi, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai etika dan penghargaan terhadap individu lain.

Beberapa prinsip utama dalam kesantunan di media sosial adalah


1. Penggunaan Bahasa yang Sopan:


-Pengguna yang memilih untuk menggunakan bahasa yang sopan dalam komentar mereka menunjukkan kesadaran akan pentingnya prinsip kesantunan.
-Bahasa yang sopan menciptakan lingkungan online yang lebih ramah dan mendukung untuk berdiskusi dan berbagi informasi.
Contoh:

•I’m Stalker: ini orang indo bagus bgt suaranya
•Chaybaek: what a great voice


Kalimat di atas diambil dari komentar tiktok. Yaitu video seseorang yang sedang bernyanyi dan salah satu menuliskan komentar tersebut. Kalimat ini mencontohkan prinsisp kesopanan dengan memberikan komentar yang baik.

2. Menghargai Keberagaman Opini:


-Individu yang mampu menghargai keberagaman pendapat dan membuka diri terhadap sudut pandang yang berbeda cenderung mematuhi prinsip kesantunan.
-Diskusi yang diwarnai oleh penghargaan terhadap opini orang lain lebih mungkin untuk menghasilkan pemahaman bersama dan penyelesaian masalah.
Contoh:

Contoh:
•Bunny: pliss rora jangan disuruh diet dulu biarin aja badannya gemoy gini suka liatnya
•Arast: bener, anak-anak ini biarin segini aja cakep
Komentar diatas berasal dari sebuah postingan video idol Korea yang meniliki tubuh yang berisi. Dari komentar di atas menunjukkan prinsip kesantunan mengenai opininya namun disampaikan dengan baik tanpa menggunakan kalimat yang tidak pantas.

3. Bersikap Empati:


-Kesadaran akan perasaan dan pengalaman orang lain serta upaya untuk memahami perspektif mereka merupakan contoh kepantasan dalam berinteraksi di media sosial.
-Sikap empati membantu mencegah konflik dan meningkatkan kualitas hubungan antar pengguna.
Contoh:

•Anungyunita: sayang hewan boleh tapu dahulukan sayang sesama manusia… dan harus tau kronologi awalnya.
•Xupermen: yg lebih sayang hewan bangak yg ga liat sama keadaan kucingnya.


Komentar di atas berasal dari postingan video pemecatan seorang sappam karena si sappam memukul anjing karena anjing teraebut menggigit kucing. Komentar di atas memakai prinsip kesopanan dimana netizen memberikan komentar tapi dengan cara yang baik.

Melanggar prinsip kesantunan di media sosial bisa terjadi dalam berbagai cara yang dapat merusak hubungan antar pengguna dan menciptakan lingkungan yang tidak sehat. Berikut adalah beberapa contoh melanggar prinsip kesantunan di media sosial:

1. Penggunaan Bahasa Kasar:


-Komentar-komentar yang mengandung kata-kata kasar atau menghina seringkali melanggar prinsip kesantunan.
-Bahasa yang tidak sopan dapat menciptakan lingkungan online yang tidak menyenangkan dan beracun.
Contoh:

•Pisces: biasa aja tuh, kucing juga ngk guna
Kalimat diatas merupakan kalimat melanggar kesantunan dimana netizen meanggap penyiksaan kepada hewan adalah hal yang biasa.

2. Penghinaan dan Pelecehan:


-Beberapa pengguna media sosial menggunakan platform tersebut untuk menyebarkan penghinaan dan pelecehan terhadap orang lain.
-Tindakan ini tidak hanya melanggar prinsip kesantunan, tetapi juga bisa merugikan secara emosional dan mental bagi individu yang menjadi sasaran.
Contoh:
•Meikal fandi: kak nisa aku pengen vrot
•???: aku kau crt ke mamamu


Komentar di atas berasal dari postingan seseorang yang sedang memberikan komentar postingan perempuan yang memberikan edukasi terhadap anak-anak namun mendapatkan pelecehan secara verba di media sosial.

3. Tidak Menghormati Opini Orang Lain:


-Ketika orang tidak menghargai atau mengakui pendapat yang berbeda, hal ini juga dapat dianggap sebagai pelanggaran prinsip kesantunan.
-Diskusi yang dipenuhi dengan serangan personal atau penolakan buta terhadap sudut pandang orang lain tidak membangun hubungan yang baik di media sosial.
Contoh:

•Novi sartika: fuji magrib banget sih.
•Selene 28: berhijab tapi mulutnya kotor.


Komentar di atas terdapat pada sebuah postingan seseorang yang sedang lipsying lalu seseorang berkomentar yang tudam baik mengenai warna kulitnya yang dibalas tidak baik oleh komentar yang lainnya.

Kesimpulan:
Prinsip kesantunan memainkan peran penting dalam interaksi di media sosial. Pelanggaran terhadap prinsip ini dapat merusak lingkungan online, sementara kepatuhan terhadapnya dapat membantu menciptakan ruang yang lebih positif dan inklusif bagi semua pengguna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun