Emak : "Iya, ngapain ada partai emak-emak segala dibawa -- bawa. Emak-emak mah urusannya di dapur yang penting harga murah aja deh. Lagian si Sandi ngapain sih jadi cawapres, baru kemaren jadi wagub juga"
Saya : Oh kalau itu gak tau mah, aku kan gak ngerti politik. Oke deh mah makasih ya, dadah, sehat terus mam. Love you.Â
Kira -- kira begitu jawaban sang emak. Karena harga masuk bahasan ekonomi skala mikro, saya pun penasaran. Akhirnya saya cek beberapa pemberitaan media di Indonesia, ternyata benar, harga-harga kebutuhan pokok justru cenderung turun, seperti cabai, buncis, telur, dan tomat. (sumber: 1 dan 2)Â
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3588000/harga-cabai-rawit-merah-turun-jadi-rp-65-ribu-per-kg
http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro/9K54o0lk-mendekati-iduladha-harga-telur-turun-di-sukabumi
Info yang cukup menggembirakan memang, mengingat momentum Idul Adha di mana permintaan bahan baku masakan sehari-hari biasanya meningkat dan membuat pedagang menjual harga lebih tinggi. Hukum ekonomi dasar.Â
Jika harga justru cenderung turun sekarang, berarti memang pemerintah saat ini melakukan usaha turun langsung untuk membuat stabil harga. Sesuatu yang positif dan semoga bisa diteruskan.
 Jadi wahai emak-emak di rumah? Kalau menurut tante gimana? Hehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H