Mohon tunggu...
Nada Ulhaq
Nada Ulhaq Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Nada Ulhaq 1606888885 Fakultas Ilmu Administasi Ilmu Administrasi Niaga Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Future Development Product, OLAF "Reusable Cotton Pad"

29 Mei 2019   02:09 Diperbarui: 29 Mei 2019   02:33 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

 Membersihkan wajah setelah melakukan berbagai aktivitas kini merupakan hal yang wajib dilakukan, tidak hanya bagi kaum wanita, kaum pria juga sudah mulai melakukan hal tersebut. Pilihan produk akan pembersih wajah sudah mulai bervariasi, mulai dari cleansing oil, milk cleanser, cleansing balm, dan micellar water. Dengan banyaknya variasi pembersih wajah yang ada dapat memudahkan para penggunanya, hanya dengan diaplikasikan pada wajah menggunakan bantuan kapas.

Kapas yang digunakan untuk membersihkan wajah dalam sekali penggunaan faktanya tidak cukup dengan satu lembar kapas, melainkan membutuhkan setidaknya 2 hingga 5 kapas. Hal ini jika dilakukan berulang dapat menghasilkan sampah kapas. Sampah kapas yang digunakan dalam membersihkan wajah akan menjadi residu yang artinya sulit untuk didaur ulang sehingga akan beakibat pada lingkungan. Sampah sendiri merupakan hal yang tidak dapat dihindari namun dapat diminimalisir.

Selain akan menyebabkan timbulnya sampah, para ahli kecantikan berpendapat bahwa membersihkan wajah dengan menggunakan kapas dapat menyebabkan risiko bagi kulit wajah karena terdapat sisa serat-serat halus kapas pada wajah yang dapat menyumbat dan membuat pori-pori wajah menjadi lebih besar yang berakibat pada komedo yang mudah muncul karena pori-pori yang tersumbat. Pori-pori ini akan membuat minyak pada kulit menumpuk dimana hal ini berdampak pada timbulnya jerawat dan noda pada wajah. 

Menurut Michael Freeman, seorang dermatolog dari Bond University, pori-pori sebetulnya sama seperti saluran telinga, didesain untuk bisa membersihkan diri sendiri. Gangguan kulit berjerawat akibat penyumbatan pori-pori oleh kapas ditandai dengan adanya erupsi komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada predileksinya (Wasitaatmadja, 1997). Menurut dokter kulit Katherine Armor, pori-pori sangat penting kerena dmelalui pori-pori, minyak alami kuliy dapat mencapai permukaan kulit untuk membuat wajah mendapat hidrasi baik dan membantu kulit tetap sehat.

Pori-pori yang tersumbat karena pemakaian kapas juga akan berisiko pada timbulnya benjolan-benjolan kecil pada wajah terutama bagian hidung dan dagu. Pori-pori yang tersumbat akan menampung kotoran dari sel kulit mati, polusi, make up, dan sisa perawatan kulit. Hal ini ditandai dengan pori-pori terlihat lebih besar dari sebelumnya. 

Menurut spesialis kulit Bamed Skin Care, dr. Adhimukti T. Sampurna, SpKK berdasarkan data dari Poliklinik Kulit dan Kelamin RSCM tahun 2012, masalah kesehatan kulit yang paling banyak di alami masyarakat Indonesia adalah akbe vulgaris (jerawat). 

Jumlahnya mencapai 629 kasus pertahun. Selain itu, dampak dari penggunaan kapas yang menimbulkan jerawat juga sangat signifikan, berdasarkan data dari poliklinik kulit dan kelamin RSUP Wahidin Sudirohusodo Makasar, terdapat 19,53% dari total pengunjung mengalami jerawat. Jadi, dampak penggunaan kapas ini sangat beresiko bagi wajah dan lingkungan, oleh sebab itu, munculah Olaf "reusable cotton pad" sebagai solusi dari masalah-masalah yang ada.

BAB II

BUSINESS MODEL CANVAS 

REUSABLE COTTON PAD

Customer Segmentations

  • Niche Market = Customer Segmentation merupakan penggolongan pasar yang yang sangat fokus terhadap suatu jenis atau layanan tertentu. Produk Olaf ditujukan pada Niche Market, yakni orang-orang yang peduli akan kesehatan dan kecantikan kulit atau orang-orang yang peduli dengan keseimbangan lingkungan, seperti Komunitas Peduli Kulit, Komunitas Kecantikan indonesia, dan Komunitas Organik Indonesia. Niche Market merupakan Segmen konsumen berdasarkan dari spesialisasi khusus apa yang konsumen perlukan dan mengetahui karakteristiknya. Jika dilihat dari demografinya, Produk Olaf berfokus pada wanita usia 13-50 tahun yang biasa membersihkan kulit menggunakan bantuan kapas.

Value Propositions

Value proposition adalah nilai atau manfaat yang ditawarkan kepada pelanggan. Manfaat ini terwujud dalam bentuk sekumpulan produk atau jasa. Dapat diartikan value proposition ini adalah sebagai solusi atau jawaban atas apa yang mereka butuhkan, atau pemecahan dari masalah yang mereka hadapi singkatnya menjadi alasan bagi para pelanggan kenapa mereka membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Value proposition juga merupakan suatu alasan yang dapat meyakini target konsumen mengapa harus membeli produk tersebut (Kotler & Armstrong, 2007) Berikut adalah value propositions yang ditawarkan oleh Produk Olaf:

  • Dapat dipakai berulang kali dan mudah dicuci = Produk Olaf terbuat dari kain yang memungkinkan penggunanya untuk menggunakannya berulang kali. Cara mencuci produk Olaf sangatlah mudah yaitu dengan menuangkan dua tetes sabun cair bayi yang lembut atau sabun pencuci piring di atas produk Olaf lalu basahi dengan air, selanjutnya gosok perlahan dengan tangan agar tidak mudah berbulu, lalu keringkan, bisa di jemur di bawah sinar matahari atau di angin anginkan saja.
  • Lembut dan tidak berserat = Permukaan kain khusus yang digunakan produk Olaf sangat lembut sehingga tidak akan melukai kulit atau membuat iritasi. Kain yang digunakan juga sangat aman dan ramah lingkungan serta memiliki permukaan yang tidak berserat yang dapat membantu penggunanya untuk membersihkan wajah tanpa takut meninggalkan sisa-sisa kotoran dipermukaan wajah.
  • Terdapat 2 sisi yang dapat digunakan= Produk Olaf memiliki kelebihan lain yaitu menyajikan manfaat atas kedua sisinya, depan dan belakang, hal ini akan sangat efektif tanpa harus menggunakan produk dengan kuantitas yang berlebih. Dua sisi yang ada pada produk Olaf dapat dimanfaatkan untuk penggunaan yang berbeda tanpa takut komposisinya tercampur seperti milk cleanser pada bagian depan dan micellar water pada bagian belakang.
  • Bentuk menarik dan mudah digunakan = Produk Olaf memiliki bentuk yang menarik dengan berbentuk bulat sebesar 5cm. Ukuran yang digunakan produk ini juga disesuaikan dengan ukuran dua jari tangan, tidak terlalu besar mapun terlalu kecil sehingga memudahkan pelanggan untuk menggunakan produk Olaf. Hanya dengan memasukan atau menyelipkan dua jari kedalam ruang yang tersedia diantara sisi juga akan mempermudah pelanggan dalam penggunaanya.
  • Memiliki 2 jenis yaitu motif dan polos = Jenis yang ditawarkan produk Olaf sangat beragam, ada yang memiliki motif dan ada yang polos. Untuk yang bermotif, corak yang ditawarkan sangat classy dan kekinian, hal ini disesuaikan dengan kondisi pasar. Sedangkan jika tidak ingin yang bermotif, pelanggan dapat memilih jenis yang polos. Jenis ini juga terdapat beberapa warna sehingga dapat disesuaikan dengan warna kesukaan pelanggan.
  • Dikemas secara compact = Kemudahan sangat diutamakan oleh produk Olaf. Produk ini menggunakan teknik dan jenis pengemasan khusus sehingga kemasan yang ditawarkan berbentuk compact yang dapat membuat pelanggan dapat menggunakannya kapan pun dan dimanapun, hal ini dilatar belakangi dengan sulitnya membersihkan wajah ditempat yang pelanggan inginkan jika tidak dirumah karena tidak membawa kapas.

Channels

            Channels adalah media dari sebuah perusahaan atau organisasi yang berfungsi untuk berkomunikasi dengan pelanggan maupun calon pelanggan, channels memiliki tujuan untuk menyampaikan value proposition dari produk Olaf kepada para pelanggan dan calon pelanggan. Berikut adalah channels yang digunakan oleh produk Olaf:

  • Media Online
  • Media sosial seperti Instagram, Whatsapp, dan Line@. E-commerces yaitu Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan Blibli serta Website resmi produk Olaf.
  • Media Offline
  • Mengikuti pameran-pameran produk dan memanfaatkan brosur, kartu nama, serta word to mouth.
  • Jasa Kurir
  • Memanfaatkan jasa kurir JNE, J&T, Si Cepat, Grabsend, dan Go-Send.
  • Jenis Pembayaran
  • Jenis pembayaran dapat menggunakan cash, transfer bank, OVO, Go-Pay, dan Shopee Pay.

 

Customer Relationship

Customer relationship adalah jenis hubungan yang ingin dibangun perusahaan dengan konsumen serta bagaimana perusahaan menjaga hubungan yang baik sehingga mampu menciptakan hubungan yang baik. Berikut ini adalah cara tim Olaf untuk menjaga hubungan dengan pelanggan:

  • Pemberian diskon dan promo = Melalui diskon dan promo akan meningkatkan jumlah pembelian. Hal ini dilakukan karena sifat seorang pembeli dimana pembeli cenderung melihat produk yang dibubuhkan tag diskon dan promo pada suatu produk, termasuk produk Olaf. Selain itu, pembeli yang loyal dengan memnbeli lebih banyak produk dengan kuantitas tertentu akan diberikan diskon. Dalam hal promo, setiap ada tanggal-tanggal penting seperti hari kulit nasional dan hari wanita, produk Olaf akan mengadakan promo-promo yang dapat menarik minat pembeli.
  • Delivery Service = Customer maupun calon customer yang akan membeli produk Olaf akan mendapatkan delivery service dimana pembeli hanya tinggal memesan produk, lalu produk yang dipesan akan langsung diantar ke tempat pembeli minta.
  • Komunikasi menggunaan media online = Menggunakan media online akan mempermudah customer dalam melihat-lihat produk Olaf dan mengetahui value propositions dai produk Olaf. Selain itu, pembeli juga dapat memberikan review, kritik dan saran kepada layanan produk Olaf agar produk ini akan selalu berkembang sesuai dengan keinginan pasar.
  • Personal Assistance  = Tim Olaf akan melakukan komunikasi secara langsung antara customer dengan customer representative sehingga kualitas dari produk Olaf dapat terjamin.

Revenue Stream

Revenue Stream berisi rencana dari mana saja pemasukan produk. Revenue Stream juga merepresentasikan bagaimana sebuah perusahaan dapat memperoleh cash dari setiap sekmen pelanggan (Osterwalder & Pigneur, 2010). Berikut ada beberapa cara untuk membagi penjualan yaitu asset sale, usage fee, subscription fees, lending/renting/leasing, lisencing, brokerage fees, dan advertising. Setiap Revenue Stream kemungkinan memiliki mekanisme harga yang dinamis.

Revenue Stream produk Olaf, pemasukan dari produk ini didapat dari penjualan produk (sales) dan paid promote. Paid promote ini adalah dengan memanfaatkan produk maupun jasa yang ingin diiklankan pada media sosial Olaf dengan durasi dan waktu tertentu sesuai dengan perjanjian.

  

Key Resources

Key resource atau disebut juga sumber daya utama yaitu berisi aset-aset penting yang dimiliki tim Olaf untuk menghasilkan value proposition yang ditawarkan. Key Resources merupakan sebagai aset yang sangat penting dalam membangun suatu bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2010: 34). Dalam membangun suatu bisnis pasti akan membutuhkan sumber daya. Sumber daya itu sendiri dikategorikan menjadi empat bagian. Berikut adalah sumber daya utama dari produk Olaf:

  • Physics: aset dalam bentuk fisik yang digunakan oleh produk Olaf mencakup reuseble cotton pad berbahan dasar kain dari kapas dan packaging yang terbuat dari kain anti air.
  • Intellectual: dalam bisnis ini kami menggunakan hak paten atas bentuk dan inovasi baru yang dibuat oleh perusahaan terhadap produk Olaf.
  • Human: Dalam memproduksi produk Olaf dan kemasan, tim dari Olaf menggunakan vendor (supplier kain dan penjahit). Sehingga sumber daya baik sumber daya manusia maupun mesin itu merupakan tanggung jawab vendor. Sementara itu kami hanya membutuhkan sumber manusia untuk mengelola finance, marketing and advertising, operational and asset management, serta customer relationship.
  • Financial: Dalam menjalankan bisnis dibutuhkan yang namanya modal. Modal bisnis ini didapat dari pemilik produk Olaf dan pinjaman.

Key Activities

            Aktivitas utama atau key activities adalah kegiatan-kegiatan utama yang dirasa pentik untuk menunjang keberhasilan perusahaan untuk mewujudkan value proposition yang ditawarkan. Key activities dari produk Olaf adalah sebagai berikut

  • Produksi = Produksi yang dimaksud meliputi pencarian bahan baku dengan mensurvei harga dan lokasi, pemetaan harga, dan mencari penjahit yang akan diajak kerja sama. Dalam hal ni, tim Olaf melakukan pencarian kain sehingga mendapatkan jenis kain terbaik, tidak berserat, dan tidak akan merusak kulit wajah.
  • Pemasaran dan Penjualan = Pemasaran dan penjualan yang dilakukan tim Olaf adalah dengan clicks and brick market dimana artinya tim Olaf melakukan penjualan dan pemasaran melalui media offline dan online. Untuk media online, tim Olaf menggunakan media sosial, website, dan marketplaca atau ecommerce. Sedangkan untuk media offline, tim Olaf membuka toko kecil serta mengikuti berbagai pameran untuk memasarkan dan menjual produknya.

Key Partners

Key partners menggambarkan jaringan pemasok dan mitra utama agar model bisnis yang telah dirancang dapat berfungsi dengan baik. Membangun dan menjalani hubungan baik dengan para partner adalah salah satu kunci utama agar produk Olaf dapat berhasil hingga jangka panjang. Mitra utama dari produk Olaf adalah supplier kain, Produk Olaf merupakan produk yang tidak bisa berdiri sendiri dan membutuhkan pihak ketiga. Apalagi, kunci paling utama sebuah produk adalah pemasok. Produk Olaf tidak akan tercipta jika tidak adanya pihak ketiga yang berperan sebagai pemasok bahan dasar utama produk. Mitra utama lain atas produk Olaf adalah supplier kemasan, penjahit, jasa kurir, dan komunitas kesehatan kecantikan serta komunitas peduli lingkungan.

Cost Structure

Cost structure merupakan komponen-komponen biaya yang digunakan agar suatu usaha bisa berjalan sesuai dengan model bisnisnya. Beberapa komponen biaya ini dapat dihitung setelah perusahaan mengetahui key resources, key activities, dan key partnership. Berikut adalah cost structure dari produk Olaf:

  • Key Resource = Produk Olaf akan mengeluarkan biaya paling mahal untuk biaya produksi bahan baku yaitu menjahit, karna produk Olaf menggunakan jasa tukang jahit untuk memproduksi. Biaya produksi inilah merupakan biaya terpenting yang ada di dalam model bisnis produk Olaf karena jika tidak tersedia, maka produk tidak dapat dihasilkan atau tidak dapat berfungsi. Biaya bahan penolong yang juga penting yaitu biaya kemasan produk Olaf yang berupa kain anti air. Tanpa adanya packaging, produk masih bisa dihasilkan meskipun hasil jadi tidak sesuai dengan harapan atau fungsinya.
  • Key Activities = Biaya produksi merupakan biaya termahal dalam membuat produk Olaf. Namun, selain biaya produksi, produk Olaf juga mengeluarkan biaya untuk pemasaran dan penjualan seperti biaya-biaya paid promote dan menggunakan jasa influencer dalam pemasarannya. Selain itu, dalam hal penjualan, produk Olaf hanya mengeluarkan biaya jika mengikuti pameran dan berjualan di pameran tersebut.
  • Key Patnershi = Analisis biaya produk Olaf terakhir adalah key partnership. Produk Olaf pastinya harus mengeluarkan biaya-biaya kepada mitra kerjasama yang akan mendukung kesuksesan jalannya usaha produk Olaf. Biaya tersebut antara lain adalah biaya bermitra dengan supplier kain, penjahit, supplier kemasan, jasa kurir dan para target komunitas produk Olaf.

 

 

 

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Business model canvas (BMC) sangat berguna bagi perusahaan yang digunakan sebagai suatu kerangka kerja dimana bertujuan untuk memetakan sebuah bisnis agar nenghasilkan kinerja bisnis yang optimal. Business model canvas memiliki 9 blok yaitu customer sements, value propositions, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities, key partnerships, dan cost structure. Salah satu bisnis yang dalat menggunakan business model canvas adalah produk Olaf

Olaf adalah merupakan suatu produk yaitu reusable cotton pad yang terbua dari kain pilihan, lembut, tidak berserat dan memiliki motif dimana produk ini sangat berbeda dengan produk sejenis lainnya karena dapat dicuci dengan mudah dan dapat digunakan berulang. Selain itu, produk Olaf dikemas secara menarik dan compact sehingga memudahkan penggunanya untuk membawa kemana-mana, kapanpun dimanapun. 

Produk Olaf menerapkan business model canvas sebagai kerangka kerja dalam berbisnis sehingga memudahkan tim Olaf untuk menjalankan bisnisnya. Selain value proposition diatas, produk Olaf menggunakan channels berupa media online, media offline, jasa kurir dan jasa pembayaran untuk berkomunikasi dengan pelanggan maupun calon pelanggan dimana berguna sebagai penyampaian informasi produk Olaf seperti value proposition. 

Dalam hal customer relationship, produk Olaf memberlakukan pemberian diskon, mengadakan promo, delivery service, komunikasi menggunakan media online, dan menerapkan personal assistance. Mengenai revenue streams, produk Olaf mendapatkan pendapatannya melalui penjualan produk dan paid promote. 

Blok lain yaitu key resource dimana produk Olaf membaginya menjadi 4 bagian yaitu physic, intellectual, human, dan financial. Key activitiesnya yaitu produksi, penjualan, dan pemasaran. Mitra utama atas produk Olaf adalah supplier kain, supplier kemasan, penjahit, jasa kurir, dan komunitas kesehatan kecantikan serta komunitas peduli lingkungan. Terakhir adalah cost sturture dimana produk Olaf membaginya menjadi biaya dari key resources, keyactivities, dan key partnership.

Nada Ulhaq

1606888885

Fakultas Ilmu Administasi

Ilmu Administrasi Niaga

Universitas Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun