Mohon tunggu...
Nada Taufik
Nada Taufik Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Seorang writer, producer film, stand up comedian, fotografer, mentor Ketofastosis, business woman yang bergerak dibidang Bags dan Fashion. Pernah bergerak dibidang tarik suara (singer), Host dan MC.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Adaptasi di Dalam Hidup Ketofastosis

2 Juni 2023   19:10 Diperbarui: 2 Juni 2023   19:21 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebetulan saya memang ada gejala kista didalam rahim, sehingga itu pun saya bersabar dengan tetap konsumsi air garam dan tidur, malamnya saya merasa seperti pendarahan deras. Beberapa gumpalan darah keluar dari vagina, saya sempat shock melihat kejadian itu, tapi saya tidak melakukan apa-apa, saya bilang ke diri saya sendiri bahwa itu hanya sebuah detox. 

Saya mengalami pendarahan 3 hari yang sangat banyak, setelah itu badan lemas dan saya kembali ke tempat tidur untuk tidur. Saya merasakan badan lebih ringan dari biasanya, ada sesuatu yang aneh. Akhirnya aku mengambil timbangan berat badan, kulihat jarum menunjukkan 108 kg, dari 120 kg selama hanya beberapa hari menurutku tidak masuk akal, ternyata itu bisa terjadi padaku. Awalnya saya pikir itu hanya sebuah cerita dongeng, tapi alhamdulillah itu pun bisa saya nikmati. 

3 Bulan setelah saya menjalaninya, saya menaikkan waktu saya olahraga menjadi 2 jam dibagi 60 menit treadmill dan 60 menit dance, saya suka sekali dance hiphop bergantian dengan zumba dari Bluray. Intermitten Fasting masuk di fase konsolidasi, saat itu dengan GDP saya 66, saya merasa badan saya jauh lebih ringan, timbangan saya jatuh ke 75 kg, amazing! Memang benar-benar merubah hidup saya.

Masuk di bulan ke 4, saya mendapatkan berat badan yang tidak pernah saya bayangkan. 64 kg, belum ideal, karena kalau mengikututi ideal nya adalah range 48 kg - 52 kg. Masih jauh perjalanan saya, tapi bulan itu adalah bulan pernikahan saya sehingga saya tidak memikirkan turun berat badan lebih jauh lagi. Saya hanya terus dengan pola didalam Ketofastosis.

Alhamdulillah di bulan ke 6, saya akhirnya bisa hamil lagi setelah divonis sebelumnya tidak bisa hamil. Saya sudah tidak memikirkan apa itu berat badan, saat ini saya masuk ke dalam fase maintance tanpa puasa. Saya menggunakan fase ini dimana fase ini boleh konsumsi sayur dan buah, alhamdulillah kehamilan saya bisa sampai di bulan ke 7 dimana ternyata ada plasenta yang tidak berkembang dengan seharusnya. Saya harus melahirkan janin yang sudah tidak bernafas di bulan tersebut, karena memang janin tidak berkembang lagi. Dua bulan saya tetap di dalam fase maintance tanpa puasa, walaupun dengan kesedihan mendalam saya, akhirnya saya pasrah. Saat itu berat saya sudah naik lagi ke 80 kg karena kehamilan, saya pasrah.

Masuk di tahun berikutnya, saya merasa sering mengalami pusing dan mual, akhirnya saya kembali ke fase induksi, dimana saya menggunakan intermitten fasting 16 jam, makan kembali hanya hewani, olahraga seperti biasa dan mulai belajar mengendalikan emosi serta stress yang saya alami. Selama 4 bulan, saya berhasil mencapai berat 50 kg dengan badan yang bugar.

Hingga akhirnya saya dinyatakan hamil lagi setelah 5 bulan berjalan, saya tidak pernah program dan tidak pernah ke dokter sebelumnya. Semua lancar jaya hingga saya melahirkan di bulan Januari 2020 seorang bayi perempuan, normal dan tidak menggunakan infus sama sekali. Bayi saya sehat sehingga saya hanya 2 hari di RSB lalu kembali kerumah. 

Suami saya memutuskan untuk tidak menggunakan KB, agar bisa mempunyai anak lagi seorang laki-laki, saat itu sudah saya sudah berusia 39 tahun jalan 40 tahun, dokter agak takut melihat usia saya yang rentan tapi fisik saya tidak ada keluhan apa-apa.

Tak lama dari kelahiran bayi perempuan saya, akhirnya saya hamil lagi bayi laki-laki yang sangat sehat. Saya tetap menggunakan pola hidup Ketofastosis dan selama kehamilan serta menyusui saya tidak pernah lepas dari situ. Ada masa dimana saya pernah cheating, bukan pada waktu hamil atau menyusui justru karena saya mengalami keguguran anak sebelumnya.

Dampak dari cheating saya adalah tertahannya air di dalam badan, sehingga kaki bengkak, saya pusing dan tidak bisa bangun dari tempat tidur selama 3 hari. Saya kapok dan kembali lagi berpuasa keesokan harinya. Stress membuat saya sering kali cheating dalam pola hidup ini, bukan hanya cheating makanan tapi juga waktu tidur. 

Selain menjadi seorang ibu, saya juga bekerja di bidang seni yang sudah pasti pola tidurnya tidak bisa seperti orang normal lainnya, melainkan jam 5 pagi setelah sholat saya baru bisa tidur, bangun sekitar jam 12 siang waktu zuhur. Saya tau ini adalah menyalahi waktu yang seharusnya tapi karena pekerjaan, saya harus membolak balikkan waktu pagi ke malam, malam menjadi pagi untuk saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun